JAKARTA, Vox NTT–Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Yohanis Fransiskus Lema atau Ansy Lema menggelar Pelatihan Diversifikasi Olahan Ikan kepada para perempuan di Kabupaten Sumba Timur dan Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pelatihan berkolaborasi dengan Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan (BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan Banyuwangi, Dinas Kelautan dan Perikanan di Kabupaten Sumba Timur dan Belu.
“Selasa, 18 Agustus 2020, saya membuka secara resmi Pelatihan Diversifikasi Olahan Ikan kepada para perempuan dan ibu di Kabupaten Sumba Timur dan Kabupaten Belu. Pelatihan dilakukan dengan berkolaborasi dengan BRSDM KKP dan Dinas Kelautan kedua kabupaten,” papar Ansy Lema di Jakarta, Kamis (19/8/2020).
Menurut Ansy, potensi kelautan di NTT sangatlah melimpah. Perairan laut NTT kaya akan ikan.
Data BPS menunjukkan, produksi perikanan tangkap di NTT berada di atas 120.000 ton per tahun. Tahun 2016 sebesar 123 ribu ton, lalu naik menjadi 138.000 ton pada tahun 2017.
Di Kabupaten Sumba Timur saja terdapat 15 kecamatan pesisir, 56 desa pesisir, dan lebih dari 3000 orang nelayan penangkap ikan skala kecil yang umumnya menangkap ikan Tuna, Cakalang dan Tongkol (TCT).
“NTT sebagai provinsi pengekspor ikan, telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi pendapatan negara dan daerah dengan total ekspor ikan mencapai 225.196 ton atau senilai US$ 1,2 juta pada 2019”, jelas Ansy Lema.
Di balik potensi laut yang besar, Ansy Lema menyayangkan minimnya inovasi dan kreasi dalam produksi olahan ikan di NTT, utamanya karena keterbatasan kualitas dan ketrampilan Sumber Daya Manusia, teknologi, dan peralatan.
Alhasil, pengolahan ikan hasil tangkap selama ini hanya terbatas untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari, padahal kualitas ikan di NTT sangat tinggi. Jika diolah dengan baik dapat memberikan nilai tambah yang besar bagi masyarakat.
“Maka pelatihan olahan ikan ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan para nelayan, juga pegiat industri perikanan. Diharapkan pelatihan ini membangkitkan industri rumah tangga para nelayan, terutama kepada perempuan-ibu di Sumba Timur dan Kabupaten Belu. Selama dua hari peserta diajar-dilatih untuk mahir membuat produk olahan ikan seperti Siomay Ikan, Brownies Ikan dan Samosa Ikan,” papar Ansy.
Pelatihan berlangsung selama dua hari, 18-19 Agustus 2020. Mayoritas peserta adalah perempuan dan ibu rumah tangga. Dalam pelatihan ini, mereka diberikan pembekalan mulai dari bagaimana memilih ikan, mengolah ikan, membuat kemasan yang higienis dan menarik, hingga memasarkan produk olahan.
Harapannya, ibu-ibu di Sumba Timur dan Belu bisa menjadi wirausaha-wirausaha baru yang mampu memproduksi olahan ikan dengan kualitas dan kemasan yang baik untuk dipasarkan mulai dari dalam hingga luar NTT.
“Mereka bisa membangun industri rumahan dan memasarkan produknya melalui media online dan secara langsung,” lanjut Ansy.
Dalam dua hari, peserta pelatihan sudah sukses membuat berbagai olahan ikan dan kue. Dengan tetap menaati protokol pencegahan COVID-19, ibu-ibu sangat antusias, konsentrasi, dan aktif berpartisipasi.
Perempuan memiliki peran sangat penting untuk menyokong ekonomi rumah tangga. Salah satunya dengan melakukan kreasi dan inovasi industri berskala rumah tangga melalui pengolahan ikan.
“Jangan meremehkan perempuan. Perempuan adalah benteng, pilar ketahanan ekonomi keluarga. Perempuan-ibu juga memiliki peran yang penting dalam membangun dan menyehatkan keluarga serta anak-anak”, pesan Ansy.
Menurut Ansy, ikan merupakan sumber protein nabati yang kaya akan Omega 3. Jika bisa diolah dan dikonsumsi bagi anak, NTT bisa menghasilkan generasi penerus bangsa yang sehat, bebas dari gizi buruk dan stunting.
Gizi ikan kaya akan Omega 3 yang bagus untuk meningkatkan IQ, antioksidan, mengurangi resiko kanker, resiko penyakit jantung, resiko stroke, resiko radang sendi, risiko penyakit Alzheimer.
Ansy juga menitipkan pesan bagi Pemerintah Daerah, terutama Dinas Kelautan dan Perikanan agar lebih proaktif dalam menyampaikan aspirasi kepadanya agar bisa disuarakan di Senayan.
Sebagai Anggota DPR RI dari dapil NTT II, ia harus bisa mendukung agenda pembangunan Kepala Daerah karena yang memiliki rakyat dan wilayah adalah Kepala Daerah.
“Agar sejalan dengan agenda pembangunan daerah, anggota DPR RI mestinya bekerja sesuai RPJMD serta berpatokan pada kebutuhan dan permasalahan daerah. Karena itu saya berharap dan menunggu aspirasi dari pemerintah daerah,” tutupnya. (VoN).