LENYAPLAH
Sudah sekian lama aku meramu
Bersama angan yang masih membumbung
Di atas lipatan-lipatan kata yang bergulir tampa arah
Berseliweran di ujung bibir
Sudah sekian lama aku mendesah
Tentang pilu tertular bias katamu
Menusuk hingga menembus pori-pori tubuh
Membuatku mati suri berkali-kali
Sudah sekian lama kurapalkan harap
Agar kelak engkau tak menitihkan pinta
Bahwa namaku masih terlukis indah pada hatimu
Hingga waktu lelah mengitarinya
Sudah sekian lama waktu tak memutar
Serangkaian benih yang mekar di pelupuk mata
Berangkali sudah usai
Sejak debu melumat abis bibir manismu
Scalabrinian Nita, 14 Agustus 2020
AKU HIDUP UNTUK-MU
Sejak kemarin kurekahkan jejaku di depan pintu semadi
Waktu mngajaku untuk melepaskan
Jejak-jejak yang berseliweran di luar Rahim suci
Dengan tapak-tapak ujud yang tak pernah dibayar tuntas
Tak ingin menodai waktu
Kutenggelamkan diriku pada telaga suci
Agar tenang bersama dia dan mereka
Yang berteriak dengan suara serak basa penuh asa
Aku bukan daun-daun ranggas
Yang berguguran tampa arah
Hingga menutup rahasia-rahasia suci
Tentang Kamu yang memanggilku tanpa syarat
Scalabrinian Nita, 15 Agustus 2020
LAHIR LAGI ATAS DUKA
Ketika aku dimuntahkan tengah hari
Aku menemukanmu merangkak dengan suara sorak sorai tampa ampun
Nadi seakan tak mau berhenti memompa tabungnya
Mengalirkan semangat dan gelora yang membuncang
Ketika engkau dibesarkan dalam Rahim kebinekaan
Kutemukan pelangi melumuri tubuhmu
Dari terbit hingga terbenamnya mentari
Terlukis dengan terima dan kasih yang tak terukur
Namun,
Hari ini aku pergi melawat duka
Tentang engkau yang dimuntahkan
Dengan air mata yang telah menjadi mata air
Tentang aku dia dan mereka
Tertelan pil-pil tua penyingkat waktu
Dan ini pun bukan mimpi di tengah hari
Yang datang lalu pergi dalam sekejap
Kali telah tumbuh lalu mekar menjadi salib darah
Hingga tak kunjung ujung
Scalabrinian Nita, 17 Agustus 2020
*Penulis adalah mahasiswa STFK Ledalero, biasa disapa Alex dan sekarang berdiam di rumah pembinaan biara Scalabrinian Nita Maumere