JAKARTA, Vox NTT-Anggota DPR RI Komisi IV Fraksi PDI Perjuangan, Yohanis Fransiskus Lema berhasil mendatangkan puluhan alat mesin pertanian (alsintan) untuk tiga kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Wilayah yang menjadi target bantuan merupakan daerah perbatasan Republik Indonesia. Rincian tiga kabupaten penerima bantuan alsintan adalah Kabupaten Belu, Kabupaten Malaka, dan Kabupaten Rote Ndao.
Bantuan tersebut merupakan hasil kerja sama Ansy dengan Kementerian Pertanian (Kementan). Berdasarkan laporan Dinas Pertanian tiga kabupaten, puluhan alsintan tersebut sudah tiba dan akan disalurkan kepada kelompok tani penerima.
Ansy mengisahkan, sejak awal dilantik sebagai DPR RI, dirinya sudah memberikan perhatian besar kepada daerah perbatasan. Kabupaten Belu, Malaka, TTU, dan Rote Ndao yang berada berbatasan langsung dengan Timor Leste dan Australia adalah titik terdepan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Karena merupakan teras depan Indonesia, maka empat kabupaten tersebut mesti diberikan perhatian optimal dalam pembangunan nasional, termasuk dalam bidang pertanian.
“Namanya teras terdepan, tidak boleh kumuh, tidak boleh tertinggal, harus dibangun-ditata secara baik karena merupakan wajah negeri. Negara harus kerja serius untuk kesejahteraan masyarakat perbatasan. Itulah mengapa sejak awal dilantik saya selalu menyuarakan kepada mitra kerja Komisi IV agar para petani di perbatasan diberi perhatian dan diberdayakan agar sejahtera,” ujar Ansy.
Sebagai kader PDI Perjuangan, Ansy menjalankan intruksi Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Ibu Megawati Soekarnoputri kepada seluruh kader untuk membangun dari pinggiran.
Demikian pun visi besar Presiden Joko Widodo memberikan perhatian besar kepada wilayah kategori 3T: Tertinggal, Terdepan dan Terluar. Selama ini, Presiden telah mempercepat pembangunan infratruktur seperti Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Motaain, Motamasin, Wini, Jalan Sabuk Merah, dan pembangun Bendungan.
“Namun, perhatian besar Presiden perlu diikuti dengan pengembangan sektor pertanian. Karena mayoritas penduduk miskin di NTT, termasuk di wilayah perbatasan bekerja sebagai petani. Kemiskinan NTT adalah kemiskinan petani. Mereka harus diberikan bantuan konkrit agar bisa bangkit dan sejahtera. Negara harus hadir, punya kebijakan nyata memajukan petani di perbatasan,” tegas Ansy.
Apalagi saat reses atau serap aspirasi, Ansy mengaku banyak mendapat permintaan dari masyarakat perbatasan agar segera memberikan bantuan alsintan. Maka Ansy bekerja sama dengan Kementan mengadakan puluhan bantuan alsintan bagi petani di wilayah perbatasan.
Rinciannya, Kabupaten Belu mendapat bantuan traktor roda empat 3 unit dan handtraktor 13 unit, Kabupaten Rote Ndao handtraktor 12 unit dan 5 mesin perontok jagung (corn sheller mobile). Sedangkan Kabupaten Malaka mendapat alokasi empat unit handtraktor.
Mantan Dosen itu yakin penggunaan alsintan, transformasi teknologi pertanian yang modern, efektif dan ramah lingkungan akan berdampaknpositif bagi pengembangan pertanian di perbatasan.
Penerapan alsintan diharapkan dapat memecahkan masalah kekurangan tenaga kerja baik saat on-farm, panen (harvesting) maupun pascapanen (off-farm), menekan ongkos produksi, menekan kehilangan hasil menuju efisiensi pertanian sehingga meningkatkan pendapatan petani.
“Hadirnya alsintan sangat membantu-mempercepat petani untuk pembukaan-pengolahan lahan, panen, dan pasca panen. Semoga bantuan ini meringankan beban para petani di perbatasan, sekaligus memacu semangat mereka untuk tetap produktif selama pandemi Covid-19,” kata Ansy.
Aktivis 98 itu menekankan agar kelompok tani penerima bantuan harus merawat alsintan yang sudah dimiliki. Mesin yang tidak dirawat akan cepat rusak. Jika alsintan sudah memperlihatkan rusak ringan, tapi tidak dilakukan perbaikan, maka rusak ringan ini akan menjadi rusak berat.
“Alsintan yang ada harus digunakan seoptimal mungkin, jangan sampai alsintan tidur-tidak terpakai dan akhirnya rusak,” imbuhnya.
Selain alsintan, kerja sama Ansy dengan Kementan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menghasilkan bantuan kepada masyakat perbatasan berupa bantuan Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO), Kebun Bibit Rakyat (KBR), Pekarangan Pangan Lestrai (P2L), Bang Pesona dan lain-lain.
Ansy mengaku sangat bersyukur berada di DPR. Karena sebagai wakil rakyat, ia terlibat langsung menyuarakan dan memperjuangkan kesejahteraan petani di NTT, terutama di wilayah perbatasan. Dengan berpolitik di DPR, ia dapat mengarahkan perhatian pemerintah pusat untuk secepatnya turun membantu para petani.
“Hakekat politik adalah kesejahteraan-kemakmuran-keadilan rakyat. Berada di DPR adalah mengabdi rakyat. Melalui politik anggaran, saya dapat memengaruhi Kementan, KLHK, KKP agar segera membantu para nelayan, petani, dan peternak di NTT. Saya dapat membantu para petani di wilayah perbatasan,” tutupnya. (VoN).