Ende, Vox NTT-Banyak negara di dunia saat ini dengan kondisi geografis dan demografis yang beragam. Sekian diantaranya dapat memanfaatkan kondisi itu dengan baik, sebaliknya, adapula negara yang justru merasa dirugikan dengan kondisi itu.
Negara Amerika Serikat, Jepang, China dan Inggris sering menjadi sorotan di kanca dunia karena unggul perekonomian dari negara-negara lain.
Pada sisi lain, adapun negara kecil lainnya di dunia yang mengalami nasib sebaliknya. Sebab, penilaian kemampuan serta kekayaan sebuah negara, angka Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita masyarakatnya sering dijadikan patokan utama.
Data International Monetary Fund World Economic Outlook (IMF-WEO) menunjukan bahwa saat ini sebagian besar negara dengan PDB per kapita terendah datang dari benua Afrika yang sesungguhnya kaya akan mineral alam.
Banyak yang membuat negara-negara di benua tersebut menerima status sebagai megar termiskin di dunia. Hal itu akibat dari masalah iklim, wabah penyakit, konflik yang berkepanjangan bahkan akibat pemerintah yang korup.
Berikut daftar 5 negara termiskin di dunia pada tahun 2020 jika dilihat dari kemampuan PDB per kapitan berdasarkan data IMF-WEO.
1. Sudan Selatan
Sudan Selatan merupakan negara termudah di dunia saat ini. Negara yang berdiri pada 9 Juli 2011 ini memutuskan untuk berdiri sendiri setelah berakhir konflik selama 6 tahun dengan Sudan.
Sayangnya, konflik baru meletus pada tahun 2013 ketika Presiden Salva Kiir menuduh mantan wakilnya, Riek Machar, melalui kudeta.
Tuduhan serius ini justru mendorong terjadinya serangkaian konflik di negara dengan 11,2 juta penduduk dari sekitar 60 etnis.
Akibat dari itu, diperkirakan 400.000 orang tewas dan hampir 4 juta orang kehilangan tempat tinggalnya. Bahkan sampai harus mengungsi ke negara tetangga.
Sudan Selatan bisa saja menjadi negara yang kaya berkat ekspor minyak yang menjadi tulang punggung ekonominya. Sayang, jatuhnya harga komoditas dan kenaikan anggaran pertahanan negara membuat Sudan Selatan jatuh ke dalam kemiskinan.
Di luar dari sektor minyak, mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani tradisional yang seringkali mengalami kekerasan sehingga menghalangi mereka dalam menanam dan memanen hasil pertanian.
Kondisi ini semakin mendukung Sudan Selatan menjadi negara termiskin di dunia.
2. Burundi
Negara kecil yang satu ini masih harus berjuang menghadapi konflik etnis Hutu dan Tutsi. Sekitar 90% dari hampir 12 juta warganya bergantung pada pertanian subsisten.
Sayanngnya, kelangkaan pangan masih merupakan masalah utama. Tingkat kerawanan pangan bahkan hampir dua kali lebih tinggi dari rata-rata negara di wilayah Sub-Shara Afrika.
Bank Dunia (World Bank) mencatat akses ke air dan sanitasi masih sangat rendah dan jumlah penduduk di Burundi yang memiliki akses listrik kurang dari 5%.
Kurangnya infrastruktur, korupsi yang merajalela dan masalah keamanan merupakan faktor utama penyebab munculnya kondisi kemiskinan ekstrem di negara itu.
3. Eritrea
Negara kecil di kawasan Afrika Timur dengan hanya 3,5 juta penduduk ini adalah salah satu negara yang paling tidak berkembang di dunia. Sebanyak 65% penduduk tinggal di daerah pedesaan dan 80% dari mereka mengandalkan pertanian subsisten sebagai mata pencaharian utama.
Dalam 2020 Index of Economic Freedom of the Heritage Foundation, Eritrea menduduki peringkat ke-47 dari 47 negara yang ada di kawasan Sub-Sahara Afrika.
Rezim yang telah bertahan sejak tahun 1993 telah membentuk masyarakat yang sangat termiliterisasi dimana pengeluaran pertahanan menguras sumber daya untuk infrastruktur publik yang dibutuhkan.
Pergerakan utama perekonomian negara sangat rentan terhadap fluktuasi harga dan bahaya iklim. Sehingga kondisi kemakmuran ekonomi sangat sulit terlihat di negara ini.
4. Malawi
Negara Malawi saat ini berstatus sebagai salah satu negara terkecil di benua Afrika. Dalam beberapa tahun terakhir ini Malawi telah membuat kemajuan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan melaksanakan reformasi struktural yang cukup penting.
PDB terus bertumbuh secara berlahan, didukung oleh pemerintahan yang stabil dan demokratis serta dukungan keuangan yang cukup besar dari IMF dan Bank Dunia.
Meskipun demikian, kemiskinan masih meluas, ekonomi negara yang bergantung pada pertanian tadah hujan sering terganggu karena masalah cuaca.
Hal ini menyebabkan kesenjangan ekonomi antara daerah perkotaan dan pedesaan semakin parah.
5. Niger
Dengan sekitar 80% wilayahnya terkurung oleh Gurun Sahara, Niger berada di bawah ancaman penggurunan dan perubahan iklim yang ekstrem.
Pertumbuhan penduduk yang sulit dikontrol juga membuat keadaaan ekonomi penduduknya jadi semakin sulit. Kerawanan pangan yang sangat tinggi membuat banyak penduduk menderita kelaparan.
Niger juga ada di tengah konflik militer dengan kelompok jihadis yang merupakan afiliasi dari ISIS dan Boko Haram. Konflik berkepanjangan ini membuat ribuan orang kehilangan tempat tinggalnya.
Sekarang kondisi ekonomi Niger semakin buruk di tengah pandemi CoVid-19 meski negara ini mencatat jumlah kasus cukup rendah
Kondisi ini mendorong pemerintah untuk meninjau kembali proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini dari 6,9% menjadi 1%.
Penulis: Ian Bala