Kupang, Vox NTT – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memastikan pembangunan seluruh ruas jalan provinsi dituntaskan hingga tahun 2021.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi NTT Maksi Nenabu menyampaikan hal itu saat jumpa pers di media center Humas Pemprov NTT, Selasa (01/09/2020).
“Tiga tahun kami bisa selesaikan dengan road map yang sudah kami buat. Kami sangat yakin akan selesai di tahun 2021. Kalau ada uang lagi di tahun 2022 akan bisa dibikin aspal lebih mulus,” jelas Maksi.
Ia menjelaskan jumlah pagu anggaran dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas PUPR NTT mencapai Rp1 triliun. Namun anggaran tersebut harus mengalami penyesuaian-penyesuaian hingga ditekan menjadi Rp847 miliar.
Dari sisa pagu tersebut, Rp815 miliar digunakan untuk belanja langsung, Rp32 miliar sisanya digunakan untuk belanja tidak langsung.
Dinas PUPR menargetkan pada tahun 2020, pembangunan jalan provinsi harus mencapai 50%. Namun hingga saat ini baru terrealisasi 37%. Hal itu disebabkan karena pada dua bulan pertama pengerjaan jalan, yakni bulan Maret hingga April, rekanan mengalami kesulitan memobilisasi alat dan pekerja.
Ia menjelaskan, dari 2.600 KM total panjang jalan provinsi, terdapat 906 KM dalam kondisi tidak mantap dengan kriteria rusak ringan dan rusak berat. Dari 400 KM yang ditargetkan untuk diselesaikan tahun 2020, hingga saat ini baru mencapai 372 KM.
Agar semuanya bisa dituntaskan, Dinas PUPR menyusun skenario agar tidak semua ruas jalan diaspal. Jika semuanya diaspal, pemerintah membutuhkan biaya Rp4 triliun. Anggaran sebesar itu belum bisa dipenuhi pemprov.
“Kalau kami sudah selesai menyentuh 906 kilometer, bukan berarti semuanya aspal walaupun konstruksinya GO. Tahun ketiga sudah ada pengaruh terhadap waktu tempuh. Ke depan kami akan menutupi dengan aspal paling tidak kondisi di lapangan sudah ada perubahan,” ujarnya.
Untuk pembiayaan tersebut, pemprov tak hanya mengandalkan DAU dan DAK, tetapi juga dari pinjaman daerah, yakni dari Bank NTT dan PT SMI.
Bank NTT memberikan pinjaman sebesar Rp150 miliar untuk pembangunan 15 ruas jalan dengan total 108 KM. Sementara pinjaman dari PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) sebesar Rp189 miliar untuk 16 ruas jalan sepanjang 153 KM.
Penulis: Ronis Natom
Editor: Yohanes