Ruteng, Vox NTT- Rasio Elektrifikasi (RE) untuk semester 1 tahun 2020 di Kabupaten Manggarai Timur mencapai 70 persen. RE tersebut merupakan campuran dari upaya PLN dan hasil swadaya masyarakat.
Manager PLN ULP Ruteng Firmawan Jayusman kepada VoxNtt.com, Senin (30/08/2020) lalu, mengatakan persentase tersebut menunjukkan peningkatan signifikan dari tahun 2018 lalu.
Tahun 2018 lalu, RE di kabupaten yang sedang dipimpin Bupati Agas Andreas itu sebesar 35,78 persen. Persentase ini menunjukkan peningkatan sebesar 33,80 persen.
Sebagai informasi, sepanjang bulan Agustus tahun 2020, PLN ULP Ruteng berhasil melistriki 9 desa di Kabupaten Manggarai Timur.
Baca Juga: PLN Hadirkan Listrik pada 20 Desa dan Satu Dusun Terpencil di NTT
Ke-9 desa tersebut antara lain, Satar Punda, Satar Punda Barat, Liang Deruk, Nampar Tabang, Satar Kampas, Satar Padut, Mokel, Golo Meni, dan Rana Mbeling.
Firman menambahkan, wilayah kerja PLN ULP Ruteng meliputi seluruh kecamatan di Kabupaten Manggarai Timur dan Manggarai, ditambah 3 kecamatan di Kabupaten Manggarai Barat.
Baca Juga: Rasio Elektrifikasi di Manggarai Tahun 2020 Capai 97,41 Persen
Tahun 2018 lalu, wilayah kerja PLN ULP Ruteng merupakan kabupaten dengan RE terendah se-Indonesia.
Sebab itu, sejak tahun 2019 lalu, PLN ULP Ruteng berpacu untuk menyambung listrik ke pelanggan sebanyak-banyaknya dengan cepat.
Menurut Firman, wabah Covid-19 yang melanda Indonesia pada awal tahun 2020 memberikan sentimen negatif di segala sektor dan wilayah, termasuk wilayah kerja PLN ULP Ruteng.
Namun hal itu tidak menyurutkan semangat para pejuangan kelistrikan untuk melistriki seluruh negeri.
Sebelumnya, Dali Marpai, warga Desa Satar Kampas, Kecamatan Lamba Leda, Kabupaten Manggarai Timur, menilai kehadiran listrik dari PLN sangat menguntungkan dan membantunya. Sebab, selama 13 tahun Dali menggunakan mesin genset untuk penerangan malam.
“Setiap hari itu, biasa kita di sini bukan seperti PLN satu kali 24 jam nyala terus. Kita pribadi ini dari jam 6 (sore), jam 10 (atau) 11 (malam) sudah mati. Jadi anggaran itu, dari jam 6 sampai jam 10 itu, anggaran satu bulan kurang lebih 400 ribu,” aku Dali kepada pegawai PLN Ruteng usai sosialisasi pemasangan listrik di Desa Satar Kampas, Kamis 27 Agustus 2020 lalu.
Ia mengaku, estimasi biaya tersebut belum terhitung biaya kerusakan mesin genset. Jika dihitung semuanya, bisa mencapai Rp500 ribu-Rp600 ribu untuk setiap bulannya.
Sebab itu, Dali mengaku bersyukur dengan kehadiran listrik PLN. Ia menghitung hanya Rp180 ribu untuk dua bulan pemakaiannya.
Baca Juga: PLN Ruteng Kembali Sosialisasi Sambungan Listrik di Desa Satar Kampas
“Kami sebagai masyarakat Desa Satar Kampas yang penting PLN cepat nyala, kami tidak banyak omong yang lain-lain,” tegas Dali.
Penulis: Ardy Abba