Betun, Vox NTT- Simon Nahak dan Kim Taolin, bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Malaka klaim hadir untuk menghapus dinasti politik di kabupaten itu.
Paket dengan akronim SN-KT ini sudah melakukan deklarasi di kediamannya Simon Nahak di Desa Bakiruk, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka, Jumat (05/06/2020).
Dalam orasi politiknya saat deklarasi, Simon Nahak secara tegas mengatakan paket SN-KT hadir untuk menghapus sistem politik dinasti dan menggantinya dengan sistem pemerintahan yang pro rakyat.
“Kepada yang tidak adil, kepada diskriminasi dan kepada pembangunan yang dinasti, kita harus hapus semua untuk membangun yang lebih merata dan adil bagi rakyat Malaka,” tegasnya.
Menurut Simon, SN-KT hadir bukan untuk membangun dinasti. Tetapi hadir untuk membangun Malaka yang lebih bermartabat.
“Untuk itu, saya sangat bersyukur kepada ketiga partai yang sudah mengusung paket SN-KT. Ketiga partai tersebut yakni ada PSI, Perindo dan PKB,” katanya.
PSI, lanjut dia, adalah partai yang toleran dan menjunjung tinggi nilai solidaritas. Kemudian, Perindo hadir mau mengajak untuk bersatu. Setelah bersatu pastinya harus bangkit bersama PKB.
Kata dia, dalam doktrin agama katolik mengenal, ‘dalam nama bapa dan putra dan roh kudus’. Itu tiga kekuatan yang tidak bisa dikalahkan oleh siapapun.
Partai pengusung SN-KT ada tiga melambangkan tiga kesaktian. Kursinya berjumlah 5 melambangkan dasar negara pancasila.
“Hari ini, 5 September 2020 kita mendaftar ke KPU sesuai dengan 3 partai dan 5 kursi,” ujar Simon.
“Ini karena alam, leluhur dan Tuhan sudah merestui saudara-saudaraku. Karena itu kita harus tampil membawa perubahan dan solusi bagi seluruh rakyat Malaka dengan program SAKTI,” ungkapnya.
Simon kemudian menyampaikan program SAKTI kepada seluruh ribuan pendukungnya yang hadir dalam tenda deklarasi tersebut.
Dalam penjelasannya, S-artinya swasembada pangan. Warga perlu kecukupan pangan. A-artinya Agama dan berbudaya. Semua warga Malaka harus menjunjung tinggi budaya. Dirinya sangat memegang falsafah Soekarno soal bagaimana hidup tidak melupakan budaya.
“Jika memang kami dipercaya warga Malaka maka akan dibangun balai adat dan para tokoh adat akan digaji per bulan,” ujar Simon.
Dia melanjutkan, K-artinya berkualitas atau kompetensi. Menempatkan orang sesuai kemampuan orangnya. T-artinya tata kelola baik birokrasi maupun tata ruang. Lalu, I-artinya infrastruktur yang berkeadilan.
Untuk mewujudkan semua ini, Simon berharap kepada warga masyarakat Malaka pada saat pencoblosan di TPS 9 Desember 2020 nanti pilih paket SN -KT atau SAKTI.
“Kalau dipercayakan nanti maka kami akan bangun pusat Pemerintahan Kabupaten Malaka. Harus dibuat terpusat. Tidak bisa terpencar-pencar. Pusat kota kita harus bangun di Kota Betun,” tutupnya.
Penulis: Frido Umrisu Raebesi
Editor: Ardy Abba