Ruteng, Vox NTT-Bencana kekeringan melanda beberapa wilayah di Kabupaten Manggarai. Salah satu daerah yang terkena dampak kekeringan ini adalah Desa Meler, Kecamatan Ruteng.
Pantauan VoxNtt.com, Jumat (11/09/2020) siang, sejumlah petak sawah milik warga Desa Meler tampak mengering. Padi yang sudah ditanam warga pun terlihat mati karena ketiadaan air.
Pejabat sementara Kepala Desa Meler Robertus Unggut mengungkapkan, luas lahan persawahan di desanya mencapai 230 lebih hektare.
Dari total keseluruhan luas persawahan itu, yang terancam gagal panen mencapai setengah.
“Kalau kita lihat gagal panen di Desa Meler itu banyak karena jumlahnya 230 lebih hektare. Yang terancam gagal panen karena kekeringan kurang lebih 115 lebih hektare,” ujar Robertus ketika diwawancarai VoxNtt.com di Desa Meler.
Robertus mengungkapkan satu-satunya potensi unggulan yang dimiliki warga Desa Meler adalah sektor pertanian. Itu terutama sawah.
Selama ini, kata Robertus, warga di desanya menaruh harapan terhadap hasil sawah.
Namun, ia mengaku prihatin karena tahun 2020 ini padi di sawah terancam gagal panen.
Ancaman gagal panen ini menurut Robertus, disebabkan oleh berkurangnya debit air.
Bukan Kali Pertama
Bencana kekeringan yang melanda Desa Meler, Kecamatan Ruteng, bukan baru terjadi tahun 2020 ini.
Tahun 2019 yang lalu, hal serupa juga terjadi. Ratusan hektare sawah milik warga kala itu mengalami gagal panen karena dilanda kemarau.
Namun, bencana kekeringan yang terjadi pada tahun 2019 berhasil ditanggulangi oleh Pemerintah Kabupaten Manggarai.
Waktu itu, kata Robertus, Pemerintah Kabupaten Manggarai menurunkan bantuan beras untuk warga Desa Meler.
“Waktu itu ada bantuan beras dari Dinas Sosial. Ada sembilan ton lebih,” katanya.
Robertus mengungkapkan tahun 2020 ini dirinya sebagai pejabat sementara Kepala Desa Meler belum mempersiapkan laporan dalam rangka permohonan bantuan.
“Untuk yang sekarang belum ada laporannya,” tutupnya.
Penulis: Igen Padur
Editor: Ardy Abba