Bajawa, Vox NTT – Masyarakat adat suku Pene di Kabupaten Ngada punya tradisi unik. Salah satunya, ritual adat dengan menyembelih hewan kurban berwarna serba merah.
Tradisi unik itu disaksikan VoxNtt.com saat penyerahan mata air Bo Ghoe kepada PDAM Tirta Dharma di Desa Tarawali, Kecamatan Soa, Selasa (22/09/2020).
Saat itu, tokoh adat suku Pene mengadakan acara “ti’i ka ebu nusi” (memberikan persembahan) dalam ritual “ghoro wae” (tarik air atau mengalirkan air) dari mata air Bo Ghoe, di daerah irigasi persawahan Radawea, Desa Tarawali.
Mereka menyembelih hewan kurban dengan ciri fisik berwarna merah, seperti kerbau merah, ayam merah, babi merah dan kambing merah. Bahkan, nasi yang dimakan saat itu menggunakan beras merah.
Menurut tokoh adat Yosep Rema Meo, ritual ini dilaksanakan sebagai tanda terima kasih atas penyertaan para leluhur melalui tanah dan air yang telah memberikan kehidupan kepada warga setempat.
Oleh masyarakat adat Suku Pene, mata air Bo Ghoe merupakan salah satu sumber mata air yang sakral. Di tempat ini, mereka biasa lakukan ritual “kiki sobo lado” atau pembersihan dan pendewasaan diri bagi perempuan suku Pene.
Begitu pentingnya arti mata air tersebut, masyarakat adat suku Pene meminta Pemkab Ngada untuk turut serta menjaga kelestarian alam di sekitarnya.
“Silakan pakai air dari Bo Ghoe ini. Tetapi lingkungan di sekitar mata air harus dijaga. Tanam pohon supaya mata air ini terus mengalir dan bermanfaat bagi banyak orang,” kata Yosep.
Sebelum diserahkan ke perusahaan milik Pemkab Ngada itu, mata air Bo Ghoe dikuasai oleh tiga klan sebagai ahli waris yakni Gili Lo’i, Lae Lo’i, dan Nango Lo’i.
Ketiga ahli waris itu kemudian bersepakat menghibahkan mata air tersebut untuk dikelola oleh PDAM Tirta Dharma untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga di sekitarnya.
Kepala Unit PDAM Tirta Dharma Soa Martinus Bongu mengatakan air dari Bo Ghoe disalurkan ke tujuh desa di Kecamatan Soa.
Sayangnya, Desa Tarawali, tempat mata air itu berada, masih kesulitan mengakses air bersih, termasuk dari mata air tersebut.
“Pemukiman warga Desa Tarawali berada lebih tinggi dari lokasi mata air Bo Ghoe. Desa Tarawali bisa menikmati air dari mata air Bo Ghoe bila telah menggunakan rekayasa pompa untuk mengangkat air ke tempat yang lebih tinggi,” jelas Martinus.
Penulis: Patrick Romeo Djawa
Editor: Yohanes