“Perjalanan kepemimpinan Deno-Madur (Deno Kamelus-Victor Madur) selama durasi waktu lima tahun ini telah menyentuh ranah pendidikan,” ujar Pastor David Jerubu kepada VoxNtt.com di Kampus Universitas Katolik Indonesia (Unika) Santu Paulus Ruteng, Selasa (22/09/2020) pagi.
Pastor David mengungkapkan hal itu saat ditanyai terkait sentuhan Pemda Manggarai dalam perjalanan kampus Unika Santu Paulus Ruteng.
Pastor David sendiri adalah Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan dan Pertanian Unika Santu Paulus Ruteng yang membawahi lima program studi. Kelimanya yakni program studi D3 Kebidanan, S1 Keperawatan, Profesi Ners, Agronomi, dan Sosial Ekonomi Pertanian.
Menurut dia, perjalanan kampus Unika dari sebelumnya Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) hingga menjadi universitas tidak terlepas dari sentuhan Pemda Manggarai.
“Saya lihat dokumen-dokumen yang ada itu dari mulai persiapan itu semua, itu yayasan dan ketua sekolah tinggi pada waktu itu Pater Marsel Agot dan teman-temannya, mereka sudah melibatkan Pemda,” ujar pastor dari ordo Societas Verbi Divini (SVD) itu.
Pelibatan Pemda Manggarai dalam kaitan dengan upaya peningkatan status dari STKIP menjadi universitas.
Ia berkisah, pasca pembahasan terkait peningkatan status itu, gagasan sempat redup.
Hal itu disebabkan karena kemelut yang terjadi di kampus Unika Ruteng.
Namun, lanjut Pastor David, tanpa berlangsung lama kemelut itu berhasil dipecahkan. Gagasan peningkatan status menuju sebuah universitas kemudian dihidupkan lagi.
Diskusi pun kembali dibangun. Diskusi tidak hanya melibatkan hirarki kampus, tetapi juga melibatkan Pemda Manggarai serta pihak Keuskupan Ruteng.
“Dan terasa sekali memang Pemda sangat mendukung. Bahkan mereka sangat obsesif,” tandasnya.
Diskusi itu kemudian melahirkan sebuah kesepakatan bersama bahwa perubahan status STKIP menjadi universitas sangat berat.
Hal itu disebabkan oleh karena tidak memenuhi tuntutan persyaratan yang ada. Adapun persyaratan yang belum tepenuhi adalah terkait jumlah perguruan tinggi.
Pihak kampus kemudian menyepakati untuk mendirikan perguruan tinggi baru.
“Waktu itu ada tawaran sekolah tinggi pertanian. Kemudian sekolah tinggi kesehatan. Lalu akhirnya, pertimbangan mungkin dari segi tenaga dan lain-lain karena Pemda siap dari segi mem-backup tenaga, kita dirikan STIKES,” kisah Pastor David.
Pendirian STIKES ini menurut dia, bertujuan untuk memuluskan niat untuk peningkatan status kampus dari STKIP menjadi Unika.
“Lalu pendirian STIKES ini itu benar-benar keterlibatan Pemda itu sangat-sangat tinggi menurut saya. Karena saya sendiri waktu itu di yayasan dan ketika tahun 2013 keluar SK pendirian STIKES itu, saya sendiri waktu itu habis waktu di yayasan lalu dan dipercayakan oleh yayasan yang baru menjadi Ketua STIKES,” imbuh dia.
Pada tahapan awal sejak dimulainya visitasi untuk kelayakan STIKES menjadi sekolah tinggi, Pemda Manggarai datang memberikan dukungan.
“Bupati dan kepala dinas kesehatan datang dan memberikan pernyataan mereka siap mem-backup tenaga. Itu saya ingat persis. Tanpa ada pernyataan itu kita kesulitan. Karena kita tenaganya sangat minim,” kata Pastor David.
Pemda Manggarai, kata dia, mengutus tenaga-tenaga dari rumah sakit dan dari dinas kesehatan untuk mengajar di STIKES Santu Paulus Ruteng.
Bahkan ketua program studi kebidanan dan keperawatan juga mengambil tenaga dari Pemda Manggarai.
Tidak hanya itu, Pemda Manggarai menurut Pastor David, juga membuka ruang kerja sama dengan kampus.
Kampus kemudian tidak mengalami kendala dalam mencari tempat praktik bagi mahasiswa.
Sebab rumah sakit dan puskesmas juga dinas kesehatan telah membuka ruang kerja sama.
“Sampai sejauh ini pun kerja sama itu masih terjalin dengan baik,” imbuhnya.
Selain itu, dalam peningkatan kualifikasi tenaga kesehatan, Pemda Manggarai juga turut mengambil bagian.
“Peningkatan kualifikasi tenaga kesehatan dari D1, SPK, itu menjadi S1 atau D3 keperawatan itu juga di-backup sama pemerintah,” ucap Pastor David.
Bantu Dana 1,5 Miliar
Pastor David mengatakan, sejak perguruan tinggi hadir di Manggarai, hanya kepemimpinan Deno Kamelus dan Victor Madur yang sangat konsen dengan urusan lembaga pendidikan.
Di era kepemimpinan Deno Kamelus dan Victor Madur sebagai Bupati dan Wakil Bupati Manggarai, STIKES Santu Paulus Ruteng pernah mendapatkan bantuan dana hibah sebesar Rp1,5 miliar.
‘Ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Saya pernah usulkan waktu zaman Credo (Christian Rotok dan Deno Kamelus) tapi tidak direspon,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, dalam hajatan-hajatan penting yang digelar kampus seperti akreditasi, Pemda Manggarai juga turut ikut berperan.
‘Sampai pernah tim asesor mengapresiasi kita karena salah satu perguruan tinggi di Flores yang kerja sama dengan pemerintah sangat bagus. Mereka bilang jarang ditemukan di tempat lain. Itu cukup berpengaruh terhadap hasil akreditasi kita,” tambahnya.
Menurut Pastor David, semua upaya itu dilakukan dalam rangka mewujudkan misi bersama tentang peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) masyarakat Manggarai.
Pada tahun 2019 kemarin, Pastor David, mengungkapkan pernah dibuka seleksi calon pegawai negeri sipil (PNS). Namun, formasi itu hanya diperuntukkan bagi tamatan D4 kebidanan.
Pastor David kemudian mengusulkan agar membuka formasi D3 kebidanan agar output STIKES Santu Paulus Ruteng bisa terserap.
‘Waktu itu kita omong dengan dinas dan BKD supaya buka formasi D3. Dengan demikian, tamatan kita juga bisa ikut testing karena kita tamatan D3 kebidanan,” ujarnya.
Sedangkan untuk S1 keperawatan, Pastor David mengungkapkan harus menamati ners dahulu baru kemudian bisa kerja.
Baca Juga: Peran Pemda Manggarai dalam Peningkatan Status STKIP Ruteng Jadi Universitas
Dalam kaitan dengan pemberdayaan tenaga pendidik, lanjut dia, Pemda Manggarai selama ini menyekolahkan orang Pemda sendiri. Pasca sekolah usai, mereka kemudian ditempatkan di lembaga STIKES.
‘Kemarin pernah, seperti itu hanya kemarin begitu mereka pulang studi kita sudah ada orang di sini,” katanya.
‘Kita juga sudah kerja sama dengan Kadis pertanian. Mereka juga sudah menyediakan lokasi praktik mahasiswa pertanian nanti di Dalo. Mereka siap untuk menghibahkan sarana-sarana produksi seperti traktor,” tambah Pastor David.
Sentuhan untuk Rusunawa
Tidak hanya itu, pada tahapan awal pembangunan Rusunawa sebagai tempat asrama milik kampus Unika, Pastor David mengaku pernah mengalami kendala. Kendala itu berpotensi membatalkan pembangunan asrama. Namun karena Pemda Manggarai berperan, maka kendala itu bisa diselesaikan dengan baik.
Kala itu, pihak perumahan rakyat datang dari Jakarta untuk verifikasi lokasi pembangunan Rusunawa. Namun, ketika sampai lokasi mereka berencana membatalkan pembangunan itu lantaran tidak dibukanya akses jembatan menuju tempat pembangunan Rusunawa.
‘Waktu itu Pak Kamelus sendiri membuat pernyataan bahwa Pemda Manggarai siap membangun jembatan itu. Itu adalah sentuhan Pemda yang nampak dan saya sendiri sebagai saksinya sehingga saya tahu persis,” tutur Pastor David.
Hingga kini, Rusunawa telah menjadi tempat hunian bagi sebagian mahasiswa yang menempuh pendidikan di Unika santu Paulus Ruteng.
Pastor David juga mengungkapkan bahwa hingga kini, pihak kampus telah mengusulkan lima program studi baru yakni, Fakultas Hukum, Peternakan, Teknik Sipil, Pendidikan Biologi dan Informatika.
Dari kelima yang diusulkan ini, hanya dua yang mendapat rekomendasi dari kepala LL Dikti VIII Denpasar yakni Prodi Teknik Sipil dan Prodi S1 Peternakan.
Menurut dia, tahun depan jika lolos, maka dua program studi ini akan ditambahkan.
‘Sedangkan ketiga prodi yang tidak lolos dikarenakan tidak memenuhi moratorium,” tutup Pastor David.
Penulis: Igen Padur
Editor: Ardy Abba