Kupang, Vox NTT – Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) melakukan kunjungan kerja di Desa Noelbaki, Kecamatan Kupang Tengah,
Kabupaten Kupang, Selasa (29/09/2020).
Kunjungan kerja Komisi IV DPRD NTT ini bertujuan untuk mengecek kondisi bendungan irigasi yang sudah mulai rusak.
Kunjungan ini dipimpin Ketua Komisi IV DPRD NTT Agustinus Lobo ,Wakil Ketua Nelson Matara, dan sejumlah anggota.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD NTT, Nelson Batara, mengatakan kunjungan ini karena adanya keluhan masyarakat kelompok tani Air Sagu.
“Sebenarnya kunjungan ini dari kelompok tani air sagu adanya keluhan akibat dampak kekeringan karena bendungannya bocor,” kata Nelson kepada wartawan di sela-sela kunjungan itu.
Kunjungan itu kata dia, agar supaya anggaran tahun 2021 bisa mengakomodasi bendungan dan saluran yang bocor tersebut.
“Masyarakat petani minta ini harus sewa kelola. Nah, sewa kelola ini yang lebih tau orang PU, orang pemerintahan. Oleh karena itu kita perlu diskusikan. Bulan Oktober nanti kita diskusikan bersama mitra kita dinas PUPR,” ujar politisi PDIP itu.
Ketua Komisi IV DPRD NTT, Agustinus Lobo, mengatakan kunjungan ini untuk mengecek kondisi bendungan Irigasi di Desa Noelbaki, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang.
Kata dia, kunjungan itu juga berdasarkan usulan dari warga setempat agar DPRD NTT bisa mengecek secara langsung kondisi bendungan.
“Karena adanya usulan dari masyarakat di sini. Karena memang di sini punya potensi sawah yang luar biasa. Hasil satu tahunnya bisa mencapai 4 miliar,” katanya.
Namun kata dia, kondisi sekarang sudah berubah karena debit airnya sudah di bawah permukaan sawah, sehingga ada intervensi anggaran.
“Soal intervensinya bagaimana itu pasti kita sampaikan kepada dinas terkait untuk melakukan studi kemudian penanganan seperti apa. Karena sumber airnya berada dekat situ. Bukan air dari gunung. Bisa maksimalkan sumber air itu kepentingan masyarakat,” tandasnya.
Ia berharap dinas terkait agar bisa terjawab dengan keinginan masyarakat setempat.
“Lahan sawahnya bisa optimal. Jangan sampai ada sumber air tetapi tidak bisa dimanfaatkan secara baik untuk bisa dipakai,” katanya.
Sementara itu, Penjabat Kepala Desa Noelbaki, Sander Luis, mengatakan bendungan ini dibangun sejak tahun 1958. Itu melalui swadaya dari masyarakat setempat.
Kata dia, pihaknya berulang kali mengusul dalam Musyawarah, baik Musyawarah dusun, Desa, daftar usulan ke Kecamatan sampai Kabupaten namun tidak berhasil.
“Tetapi kalau ini sudah menjadi Perhatian dari pemerintah provinsi, ke depan para petani sudah mulai bisa menikmati air ini,” katanya.
Ia mengatakan luas bendungan Air Sagu itu sekitar 800 meter per segi.
Atas nama pemerintah Desa, ia menyampaikan terima kasih karena ada perhatian dari DPRD NTT.
“Kami menyampaikan terima kasih kepada dewan provinsi yang telah datang berkunjung untuk melihat. Sehingga mungkin dalam penetapan anggaran ini bisa dibahas,” ujarnya.
Ia berharap dengan kunjungan para dewan itu bisa menjawab keluhan dari masyarakat, khususnya Desa Noelbaki, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang.
“Sehingga masyarakat di sini tidak lagi mengeluh soal air ini. Karena pengahasilannya sekarang tidak seperti tahun-tahun sebelumnya,” tuturnya.
Akibat kekurangan air itu jelas dia, hampir 10.000 hektare sawah tidak dikerjakan.
“Ini sebenarnya bukan karena debit airnya kurang, tetapi penampungannnya bocor,” katanya.
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Ardy Abba