Betun, Vox NTT – Saat kampanye di Busabelo, Desa Oanmane, Kecamatan Malaka Barat, Jumat (02/10/2020), Simon Nahak menyebut warga Kabupaten Malaka sebagai masyarakat berpancasila.
Masyarakat Malaka, kata Simon, merupakan manusia berbudaya karena mengenal dan mewariskan tradisi adat-istiadat.
Berbudaya, lanjut dia, merupakan perwujudan manusia beradab sesuai sila kedua Pancasila, kemanusiaan yang adil dan beradab.
“Jadi kita ini beradab bukan biadab. Ingat itu dan harus kita terapkan dalam setiap perkataan dan perbuatan kita sehari-hari sebagai manusia yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila,” ujar Simon.
Cabup yang berpasangan dengan Louise Lucky Taolin alias Kim Taolin itu menolak sebutan manusia biadab kepada masyarakat di daerah itu.
Ia bahkan mengatakan, orang atau tokoh yang menyebut masyarakat sebagai manusia biadab merupakan orang yang tidak berpancasila.
“Orang yang omong biadab itu manusia tidak ber-Pancasila,” tegasnya.
Alumni SMA Sinar Pancasila Betun itu mengatakan, jika kelak terpilih, dirinya akan memperkuat kapasitas lembaga dan komunitas adat seta memberi honor kepada pemangku adat. Para pemangku adat sangat dekat dengan masyarakat dan mengurus kepentingan adat.
“Wajib kita perhatikan dan libatkan dalam pembangunan sehingga terciptanya masyarakat Malaka yang berbudaya serta menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila,” tambah Simon.
Sebelumnya, Calon Bupati Stefanus Bria Seran menanggapi informasi yang tersebar di media sosial. Informasi tersebut menyebut renovasi rumah jabatan Bupati Malaka dengan jumlah yang fantastis, yakni sebesar Rp4,9 miliar.
Seperti dilansir media daring flobamorata.com, SBS menyebut penyebar informasi tersebut sebagai orang-orang biadab.
“Informasi dan isu yang diedarkan itu berita bohong dan tidak bertanggung jawab. Mereka yang sengaja menyebarkan informasi dan berita bohong itu adalah orang-orang jahat, biadab, tidak berpendidikan dan tidak beradab,” ungkap SBS di Haitimuk, Rabu, 30 September 2020.
Penulis: Frido Umrisu Raebesi
Editor: Yohanes