Bajawa, Vox NTT Siapa yang tidak kenal dengan Ansy Lema? Pria bernama lengkap Yohanes Fransiskus Lema ini adalah seorang legislator asal Nusa Tenggara Timur.
Pada pemilu legislatif tahun 2019 lalu, pria tampan berkacamata ini sukses sebagai pembawa aspirasi rakyat Nusa Tenggara Timur ke Senayan setelah mengantongi 44.619 suara dari Dapil NTT 2. Ia maju melalui Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Di DPR RI, Ansy Lema masuk di Komisi IV yang membidangi pertanian, perkebunan, peternakan, kelautan, perikanan, kehutanan dan lingkungan hidup.
Dengan posisi itu, Ansy Lema menjadi mitra strategis Kementerian Pertanian (Kementan), Kementerian Kelautan, Perikanan (KKP), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLH) dan Perum Bulog.
“Saya sudah katakan, NTT itu Nelayan Tani Ternak, yang bisa dikembangkan menjadi pariwisata dan saya berada di garis terdepan memperjuangkan aspirasi masyarakat NTT termasuk usulan masyarakat Kabupaten Ngada,” ungkapnya saat diwawancarai voxntt.com pada Agustus 2020 lalu.
Wajar saja, jika dirinya pernah merubah plesetan NTT dari provinsi Nasib Tidak Tentu, Nanti Tuhan Tolong hingga provinsi Nelayan Tani Ternak.
Menurutnya, Nusa Tenggara Timur terutama di Kabupaten Ngada memiliki kondisi alam yang subur dan sangat berpeluang untuk dikembangkan ke dalam beberapa sektor. Itu seperti pertanian, peternakan, dan perikanan. Tentu saja, katanya, pariwisata tetap menjadikan penggerak utama (prime mover).
Selogan Nelayan Tani Ternak kini mendominasi misi kerja calon kepala daerah di Kabupaten Ngada.
Salah satunya adalah paslon Helmut Waso dan Yohanes Tay Ruba yang akan fokus memperjuangkan misi yang sama.
“Dengan paket HEBAT, kita akan mendorong petani Ngada maju lebih hebat dengan fokus kita pada penguatan ekonomi berbasis pertanian, juga perkebunan, peternakan dan perikanan. Kegiatan yang kita lakukan nantinya harus dari hulu sampai hilir. Mulai dari infrastruktur pertanian, pendampingan pertanian dan sampai pada pemasaran perdagangan komoditi kita,” kata Helmut dalam debat paslon putaran pertama.
Meski begitu, istilah “traktornisasi ” yang disebut Helmut sebagai solusi peningkatan sektor pertanian tetap dianggap sebagai lelucon oleh warga.
Penulis: Patrick Romeo Djawa
Editor: Ardy Abba