Bajawa, Vox NTT- KPU Kabupaten Ngada menyelenggarakan debat pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati di ruang Auditorium Jhon Tom Bajawa pada 2 Oktober 2020 lalu.
Debat paslon tersebut dinilai tidak efektif. Gredon Donga, salah satu warga Ngada pun kecewa dan protes.
Gredon mengaku kecewa dengan KPU Kabupaten Ngada karena debat dilakukan secara tertutup.
“Ini bukan debat, ini hanya diskusi biasa. Sebagai masyarakat kami merasa aneh, karena masyarakat mau dapat akses soal debat tadi, tetapi mereka tidak tahu di dalam omong apa karena suara tidak jelas. Judulnya debat terbuka, tapi dilakukan secara tertutup. Ada apa ini,” ujar aktivis PMKRI itu kepada VoxNtt.com.
Ia mengaku tidak bisa melihat jalannya kegiatan debat. Apalagi mendengar materi yang disampaikan para paslon.
Meski begitu, Gredon akhirnya memaklumi debat dijalankan di tengah situasi pademi Covid-19.
KPU Kabupaten Ngada memang terpaksa menyiarkan kegiatan itu melalui media elektronik.
Namun hal itu, lanjut Gredon, tidak dilakukan secara maksimal oleh KPU Kabupaten Ngada.
Pasalnya, siaran langsung debat di fanpage KPU Kabupaten Ngada amburadul. Suaranya sangat buruk. Gambar juga tidak ditonton dengan baik melalui smartphone dan PC.
Menurut Gredon, siaran langsung di facebook hanya menghimpun 96 orang penonton saja.
Sedangkan di akun Youtube milik KPU Ngada, jumlah penonton memang sedikit lebih banyak yakni mencapai 1642 penonton.
Namun, lagi-lagi jumlah itu dianggap Gredon belum maksimal mengingat jumlah wajib pilih di Kabupaten Ngada saat ini mencapai 110 ribu orang. Itu berarti hanya satu persen saja warga Ngada yang mengaksesnya.
Dia pun menyarankan KPU Ngada agar pada debat tahap dua nanti dapat menyiapkan layar lebar dan pengeras suara di banyak titik. Hal itu agar debat paslon dapat diakses oleh masyarakat.
Tidak hanya itu, Gredon juga menyarakan kepada aparat penegak hukum agar benar-benar mengawal KPU, khususnya dalam penggunaan anggaran Pilkada yang dialokasi sebesar Rp22 miliar lebih.
Menurutnya, jejak korupsi dana pemilihan nasional (pilnas) di Kecamatan Wolomeze tahun 2019 lalu, hingga kini terkesan telah didiamkan KPU Ngada.
Sementara itu, Sekretaris KPU Kabupaten Ngada Aryans Fanu kepada VoxNtt.com, Senin (05/10/2020), mengatakan pihaknya telah mengucurkan anggaran sebesar Rp95 juta untuk membiayai debat paslon.
Aryans mengatakan anggaran sebesar itu untuk membiayai lima item pembayaran.
Rinciannya, pembiayaan moderator sebesar Rp50 juta, pembiayaan live streaming sebesar Rp10 juta, pembiayaan kepada Radio Republik Indonesia (RRI) sebesar Rp10 juta, sewa gedung Auditorium Jhon Tom plus pajak sebesar Rp10 juta dan pembiayaan jasa dekorasi sebesar Rp3 juta.
Sedangkan kegunaan uang Rp12 juta sisanya tidak dijelaskan Aryans.
Penulis: Patrick Romeo Djawa
Editor: Ardy Abba