Ende, Vox NTT-Saverinus Meta (54), warga Kelurahan Paupire, Kecamatan Ende Tengah, Kabupaten Ende merasa bersyukur setelah menerima Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) yang diberikan pemerintah kepadanya.
Bantuan rumah dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tersebut olehnya merupakan bentuk keadilan dan keberpihakan pemerintah kepada masyarakat kecil.
“Saya dan beberapa rumah dibantu dengan membangun rumah, itu bentuk kepedulian terhadap kami. Saya merasa sangat terbantu dan saya dan keluarga ucap terima kasih,” kata Saverinus, usai peletakan batu pertama rumahnya, Rabu (14/10/2020) sore.
Ia berkomitmen menyelesaikan pekerjaan rumah tersebut tepat waktu hingga Desember 2020. Meski itu hanya sebatas stimulan, namun sudah sangat membantu ia dan keluarganya.
“Kami tinggal di rumah darurat, jadi dengan bantuan ini sekali lagi kami bersyukur, itu saja terima kasih,” ujar dia.
Sementara Camat Ende Tengah Emanuel Taji menyatakan, sasaran bantuan perumahan memang benar-benar terjadi kepada masyarakat akar rumput. Menurutnya, masih banyak masyarakat di wilayahnya yang tinggal di rumah yang tidak layak huni.
“Masih banyak masyarakat yang sulit atau belum punya rumah layak huni. Untuk itu kami titip pesan agar tahun berikut bisa realisasi lagi,” ujar Emanuel.
Hal senada diungkapkan Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (PRKP) Ende Fransiskus Tolo. Kata dia, masih banyak masyarakat yang mengantre program-program APBN semacam itu.
Sebab, program bantuan perumahan rakyat sangat menyentuh kepada warga yang sangat keterbatasan ekonomi untuk tinggal pada rumah yang layak.
“Bantuan ini memang hanya sekedar merangsang, tapi masyarakat merasakan. Untuk itu saya berharap agar masyarakat juga harus siap swadaya untuk mendukung program-program ini,” ucap Kadis Fransiskus.
Fasilitator BSPS Nikolaus K. Kako menyebut bantuan tahun anggaran 2020 tersebut direalisasikan terhadap masyarakat di empat (4) wilayah yakni Kelurahan Paupire, Desa Loboniki di Kecamatan Kotabaru, Desa Kerirea di Kecamatan Nangapanda dan Desa Wolokaro di Kecamatan Ende.
Masing-masing desa mendapatkan 10 unit rumah stimulan dengan alokasi biaya sebesar Rp17.500.000. Biaya itu dipergunakan untuk mengadakan material sebesar Rp17.000.000 dan biaya harian orang kerja (HOK) atau tukang sebesar Rp2.500.000.
“Jadi dalam juknis itu untuk peningkatan kualitas. Penerima bantuan menerima material sesuai nominal dari pihak supplier, bukan uang tunai. Sementara untuk tukang nanti dibayar chas,” kata Nikolaus.
Mengenai proses pembangunan, jelas dia, sedang dilakukan pendropingan material. Batas pembangunan sesuai dengan tahun anggaran berjalan.
“Target semua memang bulan Desember selesai. Saat ini semua masih proses pengerjaan,” tutur dia.
500 Bantuan Perumahan di NTT
Anggota DPD RI Angelo Wake Kako menyebutkan Provinsi NTT mendapatkan 500 bantuan perumahan dari Kementerian PUPR dari tiga jenis bantuan perumahan berupa bantuan rumah susun (Rusun), bantuan perumahan khusus dan BSPS.
Untuk BSPS dialokasikan 100 unit kepada tiga kabupaten yakni Kabupaten Sumba Barat Daya, Sikka dan Ende.
“Jadi untuk bantuan rumah khusus bisa dialokasikan apabila memenuhi persyaratan khusus. Syaratnya ialah status tanah harus milik pemda. Lalu bagaimana untuk bisa dialokasikan, yah harus pemerintah daerah berperan. Saya sudah sampaikan ke pak Bupati mengenai ini,” kata Angelo pada sela-sela peletakan batu pertama bantuan perumahan BSPS di Ende.
Ia menyatakan, pemda setempat harus berperan untuk mendapatkan alokasi bantuan rumah khusus kepada masyarakat. Dalam hal ini, masyarakat-lah yang menerima kunci.
“Jadi, juknisnya memang begitu bapak ibu. Kita memang tetap mendorong pemerintah daerah untuk duduk bersama membahas ini. Karena masih banyak masyarakat yang membutuhkan rumah layak huni,” ujar Angelo.
Penulis: Ian Bala
Editor: Ardy Abba