SoE, Vox NTT-Jenazah Eduardus Nabunome legenda atletik Indonesia, akhirnya tiba dari Jakarta di kampung halamannya, SoE, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Rabu (15/10/2020) siang.
Sang istri Marcelina Ina N Piran tampak tetap berada di samping sang Legenda Atletik asal Desa Kaeneno, Kecamatan Fautmolo, TTS ini.
Informasi yang didapat, sore hari ini juga jenazah Edu Nabunome akan diantar ke Kaeneno untuk selanjutnya dimakamkan, Kamis (16/10/2020) esok.
Wakil Bupati TTS Army Konay yang diwawancarai VoxNtt.com mengatakan, Pemkab TTS merasa kehilangan seorang “Pahlawan Atletik” dari TTS.
“Almarhum Edu Nabunome memiliki jasa yang besar dalam mengharumkan nama daerah TTS. Bukan hanya itu namun nama Provinsi NTT maupun Indonesia di mata dunia,” kata Army Konay.
Oleh karena itu, lanjut Army, jenazah disemayamkan di Rujab ini sebagai bentuk penghargaan atas jasa-jasanya.
“Saya berharap ke depan pembinaan atlet di TTS semakin lebih baik. Dengan demikian akan muncul Edu Nabunome, Edu Nabunome yang baru dari TTS. Kita juga bertekad mengembalikan TTS sebagai gudang Atletik. Semangat itu, kita bisa belajar dari Almarhum Edu Nabunome,” katanya.
Edu Nabunome telah menorehkan berbagai prestasi membanggakan di cabang olahraga atletik lari jarak jauh. Berbagai rekor yang ia torehkan belum terpecahkan hingga kini.
Baca Juga: Dunia Atletik Indonesia Berduka, Edu Nabunome Meninggal Dunia
Pria yang akrab disapa Edu ini merupakan pemegang rekor nasional lari maraton dengan catatan waktu 2 jam 19 menit 18 detik. Catatan itu dibuat Edu pada ajang PON XIII di Jakarta, 12 September 1993.
Edu juga masih memegang rekor lari 10 km dengan waktu 29 menit 25 detik. Rekor tersebut dibuatnya pada ajang Bali 10K di Denpasar pada 20 Oktober 1989.
Selain itu, Edu juga merupakan atlet dengan catatan hattrick medali emas nomor lari 10.000 meter putra Sea Games tahun 1987, 1989, dan 1991.
Ia juga mengoleksi medali emas di nomor 5.000 meter putra pada ajang Sea Games 1987 dan 1989, serta lari maraton di Sea Games 1997.
Pensiun sebagai atlet, Edu memilih melatih pelari muda untuk mencetak pelari andal masa depan.
Kepergian Edu meninggalkan duka mendalam bagi pencinta olahraga di tanah air. Di TTS, kampung halaman Edu, ucapan duka memenuhi beranda media sosial facebook.
Maximilian Nahak, salah seorang tokoh pemuda di kota SoE, menulis, “Turut berduka cita pahlawan olahraga dari bumi cendana.”
Penulis: Long
Editor: Ardy Abba