SoE, Vox NTT-Eduardus Nabunome telah kembali ke pangkuan sang Khalik. Lintasan ziarah hidupnya berakhir pada usia 52 tahun.
Ia menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Medistra Gatot Subroto Jakarta, Senin, (12/0/2020) pukul 21.20 WIB lalu.
Tak hanya bagi istri tercinta, Marcelina Ina N Piran dan anak-anaknya, kematian Edu meninggalkan duka dan kehilangan bagi banyak orang.
Edu, semasa hidupnya telah mengharumkan bumi cendana Timor Tengah Selatan (TTS) khususnya dan NTT umumnya, serta mengangkat sang Merah-Putih berjaya di dunia atletik.
Kini ia kembali kampung halamannya dengan tangan terkatup. Pemerintah dan rakyat Kabupaten TTS memberikan penghormatan padanya. Itu sebabnya, jenazah sang pahlawan disemayamkan di rumah jabatan Wakil Bupati TTS, Rabu (15/10/2020) siang.
“Almarhum Edu Nabunome memiliki jasa yang besar dalam mengharumkan nama daerah TTS. Bukan hanya itu namun nama Provinsi NTT maupun Indonesia di mata dunia,” kata Wabup TTS Army Konay.
Selanjutnya, Rabu sore, jenazah sang legenda akan diberangkatkan ke kampung halamannya di Desa Kaeneno, Kecamatan Fautmolo. Di tanah kelahirannya itu, Edu akan dikebumikan.
Army Konay mengaku TTS sangat kehilangan seorang putra terbaiknya. Namun kehilangan Edu melahirkan semangat baru. Pemkab TTS bertekad mengembalikan daerah itu sebagai gudang atletik dengan melahirkan “Edu Nabunome-Edu Nabunome baru” dari bumi cendana.
“Saya berharap ke depan pembinaan atlet di TTS semakin lebih baik. Dengan demikian akan muncul Edu Nabunome-Edu Nabunome yang baru dari TTS. Kita juga bertekad mengembalikan TTS sebagai gudang atletik. Semangat itu, kita bisa belajar dari almarhum Edu Nabunome,” tutur Army.
Edu Nabunome telah menorehkan berbagai prestasi membanggakan di cabang olahraga atletik lari jarak jauh. Berbagai rekor yang ia torehkan belum terpecahkan hingga kini.
Pria yang akrab disapa Edu ini merupakan pemegang rekor nasional lari maraton dengan catatan waktu 2 jam 19 menit 18 detik. Catatan itu dibuatnya pada ajang PON XIII di Jakarta, 12 September 1993.
Edu juga masih memegang rekor lari 10 km dengan waktu 29 menit 25 detik. Rekor tersebut dibuatnya pada ajang Bali 10K di Denpasar, 20 Oktober 1989.
Selain itu, Edu juga merupakan atlet dengan catatan hattrick medali emas nomor lari 10.000 meter putra Sea Games tahun 1987, 1989, dan 1991.
Ia juga mengoleksi medali emas di nomor 5.000 meter putra pada ajang Sea Games 1987 dan 1989, serta lari maraton di Sea Games 1997.
Pensiun sebagai atlet, Edu memilih melatih pelari muda untuk mencetak pelari andal masa depan.
Penulis: Long
Editor: Yohanes