Oleh: Yasintus E. Darman
Golkar adalah salah satu partai politik yang memiliki ideologi yang kuat dalam merajut peradaban bangsa Indonesia. Partai ini bermula dengan berdirinya sekber golkar pada masa-masa akhir pemerintahan Orde Lama, lebih tepatnya pada 1964 oleh angkatan darat.
Dalam perkembangan selanjutnya, Sekber Golkar berubah menjadi Golongan Karya yang kemudian menjadi salah satu partai yang mendapat legitimasi dan legalitas untuk mengikuti pemilu.
Ketika berbicara Golkar, saya sangat yakin dan percaya bahwa kita nyaris tidak pernah merasa asing dengan sebuah lambang partai Golkar berupa pohon beringin yang diselimuti untaian padi dan kapas dalam perisai segi lima dengan pita bertuliskan Golongan Karya di bagian bawahnya.
Pohon beringin tersebut bermakna melindungi dan mengayomi seluruh masyarakat dari sabang sampai merauke. Padi dan kapas merupakan tanda kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
Sedangkan, bentuk perisai segi lima melambangkan ideologi partai, yakni pancasila. Warna putih bermakna suci dan kuning bermakna kejayaan.
Selain itu, yang tidak perlu dilupakan ialah 17 bunga kapas, 8 akar gantung dan 45 butir padi melambangkan hari kemenangan dan kemerdekaan bangsa kita Indonesia tercinta.
Logo beserta nama partai yang disebut Golkar dengan karakteristiknya yang khas itu membuat partai tersebut terinternalisasi dengan sangat kuat di alam bawah sadar dan terpatri di hati dan sanubari kita.
Dengan merujuk pada argumentasi di atas, saya sangat tertarik untuk menelaah kedalaman partai Golkar, terutama di dalam makna yang terinternalisasi pada lambang yang sebenarnya.
Itu semua jelas menggambarkan bahwa partai Golkar menyimpan harapan besar bagi terciptanya peradaban negara bangsa yang kokoh dan kemakmuran bagi masyarakatnya yang didasari pada rasa pertanggungjawaban yang tinggi.
Harapan itu terus dirajut dengan spirit yang menggebu dari setiap kader yang menyokong partai maupun yang menempati posisi elit dari partai Golkar.
Mereka terus memperjuangkan cita-cita partai dengan penuh rasa kemanusiaan dan semangat kebangsaan demi mencapai semua maksud dan tujuan bersama.
Semua yang terkandung dalam tubuh Golkar itu pada hakikatnya menjadi pijakan dalam memperjuangkan peradaban negara. Di pundak Golkar ada sekian banyak beban yang harus dipikul dengan penuh cinta dan kebijaksanaan.
Bukti dari semua harapan dan spirit tersebut tertuang dalam kenyataan praktis. Bukan omong kosong. Di sanalah muliannya Golkar
Tantangan Partai
Mungkin kita bisa memberikan apresiasi dan applause dengan segala kesuksesan dan keberhasilan partai Golkar dalam merajut peradaban.
Tetapi, jangan terlalu euforia yang berlebihan sebab, partai ini juga sama dengan partai lainnya yang memiliki masa kelam sebagai hasil dari konstruksi oleh anak kandung partai itu sendiri, baik secara sadar maupun tidak.
Kita bisa angkat masa pemerintahan Orde Baru (Orba) yang dipimpin oleh Soeharto. Fenomena Orba tersebut adalah sejarah silam yang kelam bagi partai Golkar sendiri.
Pemerintahan yang otoriter waktu itu, jelas melanggar dan memperkosa ideologi negara serta asas dari partai Golkar sendiri. Insiden ini akhirnya menjadi tantangan partai secara kelembagaan dan kader secara personal.
Mengapa ini diangkat? Jujur, kita harus mengatakan bahwa bicara sebuah partai politik adalah bicara tentang adanya pertarungan politik dalam merebut kekuasaan. Ini tidak bisa ditawar.
Dengan dalil semacam itu, jelas menjadi suatu ancaman dan tantangan bagi partai Golkar. Traumatisasi dari masyarakat terhadap Orde Baru sama halnya dengan traumatisasi terhadap Golkar dan para kadernya sendiri, baik dulu maupun sekarang.
Buktinya, pada pemilu tahun 1999 Golkar kalah dari PDI. Jelas ini menjadi gemuruh negatif bagi partai Golkar. Hal itu pasti sangat tidak diharapkan oleh kader saat ini.
Maka, argumentasi tersebut artinya, tantangannya itu ada pada kadernya sendiri.
Setiap kata, narasi dan tindakan harus dimanfaatkan dengan baik dan penuh pembuktian yang dapat dipercaya karena cara itu adalah alat vital bagi partai dalam proses pemulihan.
Pemulihan
Hemat saya bahwa, Pastinya sangat memerlukan cara untuk pemulihan partai. Jurus paling ampuh dalam merevitalisasikan partai yang sudah mendapat stigma buruk adalah pembekalan aspek kognisi, moral dan akhlak baik bagi setiap kader.
Dalam konteks ini, kader sangat diperlukan untuk menjadi garda terdepan dalam membersihkan rumahnya yang kotor, setelah peninggalan Orba dengan cara sosialisasikan kembali ideologi partai serta, membuat terobosan yang berfaedah dalam membawa peradaban bangsa dengan mengedepankan tiga aspek tersebut.
Semuanya ini menjadi tugas dan tanggung jawab kader yang ada pada zaman ini. Karena hanya dengan cara demikian, semua stigma buruk dapat sedikit demi sedikit berkurang.
Langkah semacam ini adalah sebagai persiapan partai Golkar dalam menyokong kontestasi politik baik pada tingkat lokal maupun di tingkat nasional.
Sangat disayangkan apabila partai berkelas dengan prinsipnya yang luar biasa tidak mendapat tempat yang layak bagi masyarakat.
Saya secara pribadi ketika mengamati asas-asas dalam partai ini menjadi sangat tertarik sebab, padanya semua harapan kesejehteraan akan terakomodasi.
Partai di Bawah Kepemimpinan Airlangga Hartarto
Laik diacungkan jempol untuk pemimpin partai yang masih mejabat saat ini. Airlangga Hartarto adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
Awalnya, ia pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian pada perombakan kabinet kerja Presiden Jokowi Dodo-Jusuf Kala.
Spirit, ketangguhan dan kecerdasannya berasal dari pengaminan terhadap lambang beringin pada partai, sehingga mampu membawa partai secara kelembagaan berada dalam kondisi yang baik.
Selain itu, langkah politik yang diambilnya saat ini ialah langkah yang efektif dan efisien. Hemat saya, ketika melirik langkah politik itu, selain berupaya untuk memulihkan nama baik partai, Hartarto juga berupaya untuk meningkatkan popularitas partai dan dirinya.
Selain itu, Hartarto berupaya untuk berkolaborasi dengan pemerintah dalam merajut harapan partai yaitu sebuah peradaban negara bangsa, Indonesia tercinta.
Ini hanyalah sekilas penjelasan dari hasil refleksi singkat tentang strategi dan langkah politik partai dalam menjaga marwah dan kredibilitas partai pada tingkat nasional.
Golkar NTT dan Peradaban
Pada tulisan kali ini, selain saya menguraikan narasi mengenai partai Golkar pada level nasional, saya sebenarnya tertarik untuk melirik kiprah partai dan kadernya pada level lokal yaitu, NTT.
Bahwa kemudian, tidak bisa dipungkiri juga, peradaban yang terus digaung dan dirasakan selama ini adalah bagian dari keikutsertaan dan partisispasi Golkar secara kelembagaan dan keterlibatan secara personal dari anggota partai Golkar sendiri dalam upaya untuk memajukan NTT.
Pernyataan ini bukan tanpa dasar yang jelas. Ambil contoh, saya rasa kita semua mengenal bandara El Tari dan rumah sakit Ben Mboi Ruteng yang adalah hasil perjuangan dari kader partai golkar sendiri. Bukan hanya itu, masih banyak kenyataaan lainnya yang tidak bisa dijelaskan satu per satu.
Deskripsi di atas mau menunjukkan bahwa Golkar adalah Golkar yang mulia dan bijaksana yang mana, peradabannya itu dihasilkan dari proses refleksi terhadap hakikat eksistensi partai Golkar.
Ini hanyalah dua dari sekian banyak insiden yang menerangkan kehadiran partai Golkar sebagai partai politik yang menjunjung tinggi peradaban negara bangsa dan lebih khususnya Nusa Tenggara Timur (NTT).
Selain itu, pada kenyataan lainnya bahwa pada pemilihah legislatif tahun 2019, Golkar di posisi kedua setelah PDIP. Jumlah kursi sama yakni 10, hanya kalah tipis suara dengan PDIP. Jelas ini adalah prestasi yang patut dibanggakan.
Fenomena tersebut mau menggambarkan bahwa secara kelembagaan dan personal, Golkar masih mendapat kursi yang layak di hati masyarakat.
Hal seperti ini mestinya dijaga dengan ketat dan jangan sampai hilang. Caranya ialah kader partai yang duduk di legislatif harus mampu melayani aspiasi masyarakat dengan menjadikan ideologi partai sebagai penuntun jalan.
Satu hal juga yang musti dicatat bahwa kepercayaan masyarakat terhadap Golkar adalah bagian dari besarnya pengaruh sesepuh dan kader partai yang telah membawa sebuah peradaban bagi NTT melalui tindakan nyata. Bukan tong kosong nyaring bunyinya atau banyak bicara tetapi, isi dan tindakannya tidak ada.
Di akhir kata, saya menucapkan selamat HUT untuk Partai Golkar. Harapannya, semoga partai ini menjadi garam dan terang bagi Nusa dan Bangsa serta, NTT khususnya. Jaya selalu.
Penulis adalah mahasiswa Sosiologi, Universitas Nusa Cendana Kupang