Labuan Bajo, Vox NTT-Sebuah foto memperlihatkan seekor komodo dewasa berpapasan dengan sebuah mobil dumptruck viral di media sosial.
Tampak seekor komodo sedang berjalan dari arah berlawanan dan mengambil sisi kanan bagian depan mobil tersebut. Sedangkan mobil dumptruck terlihat mengangkut besi beton dan terlihat dua orang pekerja berada di atasnya.
Sejumlah sumber VoxNtt.com menyebutkan foto tersebut berlokasi di Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo (TNK). Mobil dumptruck dalam foto tersebut merupakan kendaraan milik kontraktor yang mengerjakan proyek geopark di pulau yang menjadi habitat satwa purba langka Komodo itu.
Foto tersebut pertama kali terlihat di akun Instagram @gregoriusafioma pada Jumat (23/10/2020) malam. Gregorius Afioma, pemilik akun tersebut, mengatakan foto tersebut diperoleh dari rekannya yang berada di Pulau Rinca.
“Iya itu foto benar. Dikirim dari teman saya yang saat ini berada di Pulau Rinca,” ungkap Afioma saat dikonfirmasi Jumat (23/10/2020) malam.
Afi, sapaan akrabnya, merupakan aktivis dan salah satu peneliti di Sunspirit For Justice and Peace, Labuan Bajo. Ia mengatakan, foto tersebut bisa ditafsir berbeda-beda oleh setiap orang. Namun bagi Afi, foto itu menunjukkan bahwa komodo terganggu dengan adanya pembangunan geopark di habitatnya.
“Memang kompleks untuk melihatnya, semua orang bisa menafsir foto tersebut. Tapi saya melihatnya sedih dan kecewa juga terkait adanya pembangunan itu,” kata Afi.
Ia mengatakan, ada kekeliruan prinsipil dalam pengelolaan wisata alam di Pulau Rinca. Pembukaan ruang pemanfaatan dengan membangun geopark di Pulau Rinca akan membuka ruang bagi investor untuk membangun infrastruktur di sana.
Misalnya, PT Segara Komodo Lestari (SKL) dan PT Komodo Wildlife Ecotourism (KWE) yang mengantongi izin usaha penyediaan sarana wisata alam di pulau itu. Dua perusahan yang ditolak aktivis lingkungan tahun 2018 itu bisa saja ikut membangun sarana di Pulau Rinca karena sudah mengantongi izin.
“Dengan mengedepankan zona pemanfaatan oleh pemerintah, pengusaha akan membangun dan terus membangun akhirnya penuh seperti Labuan Bajo,” katanya.
Padahal, jelas Afi, masyarakat yang sejak dahulu hidup berdampingan dengan satwa komodo dilarang untuk membangun sarana apa pun. Bahkan mereka sempat diwacanakan untuk direlokasi dari kawasan Taman Nasional Komodo. Anehnya, pemerintah justru mengisiatif pembangunan sarana wisata dengan skala besar.
Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengembangkan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Super Prioritas Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Salah satu kawasan yang akan mengalami perubahan desain secara signifikan adalah Pulau Rinca. Pulau ini bakal disulap menjadi destinasi wisata premium dengan pendekatan konsep geopark atau wilayah terpadu yang mengedepankan perlindungan dan penggunaan warisan geologi dengan cara yang berkelanjutan.
Konsep pengembangan Geopark ini popular dinamakan “Jurassic Park”.
Melalui Ditjen Cipta Karya, Kementerian PUPR telah menganggarkan Rp 69,96 miliar untuk menata kawasan Pulau Rinca.
Adapun bangunan yang akan dibangun meliputi bangunan pusat informasi, sentra suvenir, kafe, dan toilet publik.
Kemudian dibangun pula kantor pengelola kawasan, selfie spot, klinik, gudang, ruang terbuka publik, penginapan untuk peneliti, dan pemandu wisata (ranger).
Selain itu, juga tersedia area trekking untuk pejalan kaki dan selter pengunjung didesain melayang atau elevated agar tidak mengganggu lalu lintas Komodo.
Untuk meningkatkan kualitas dermaga di Pulau Rinca, dibangun pula sarana dan prasarana pengaman pantai dan dermaga Loh Buaya yang akan dilaksanakan oleh Ditjen Sumber Daya Air pada tahun 2020 ini.
Penulis: Sello Jome
Editor: Yohanes