Borong, Vox NTT-Yohanes Yudikusmo (54) mengaku sudah senang. Aktivitasnya setiap kali mentari terbenam, menyiapkan lampu pelita untuk menerangi malam tidak lama lagi hilang.
Ia dan keluarganya segera bebas dari cengkeraman penderitaan gelap gulita tanpa listrik.
Betapa tidak, di kampungnya Weleng, Desa Nampar Tabang, Kecamatan Lamba Leda, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) sudah masuk listrik dari PLN.
“Saya sangat berterima kasih dan sangat senang dengan kehadiran listrik PLN di desa ini,” kata Yohanes, Jumat, (23/10/2020).
Tua adat (tu’a teno) Kampung Weleng itu mengaku sudah tua, umurnya lebih dari separuh bayah. Sejak kecil, ia dan warga lain belum merasakan listrik.
Sebab itu, di usianya yang lebih dari setengah abad, Yohanes merasa bersyukur dan senang karena segera menikmati listrik dari PLN.
“Saya sangat bersyukur di usia yang sudah semakin tua ini, saya masih bisa merasakan hadirnya listrik ini,” katanya.
Sebagai tukang bangunan, Yohanes mengaku di usianya yang sudah semakin tua tentu saja tidak bakal kuat lagi dalam bekerja menafkahi keluarga.
Sebab itu, dia berharap dengan kehadiran listrik PLN pekerjaannya bisa dimudahkan. Itu terutama dalam menggunakan alat-alat tukang seperti, skap, gergaji potong, alat bor dan lain-lain yang sumber utama operasinya dari arus listrik.
Senada dengan Yohanes, Veronika Verdina warga Kampung Cepang, Desa Nampar Tabang mengaku sudah bernafas lega karena listrik PLN telah hadir di wilayahnya.
Ibu rumah tangga ini mengaku sudah lama merasakan peliknya hidup karena terus dirongrong oleh karena gelap gulita tanpa diterangi listrik. Rutinitasnya setiap malam selalu sibuk menyiapkan lampu pelita sebagai alat penerangan.
Keluarga Verdina terpaksa menggunakan lampu pelita karena tidak mampu membayar iuran listrik generator Rp100 ribu setiap bulan dari tetangga. Biaya tersebut dianggap cukup besar. Belum lagi untuk membeli beras dan keperluan rumah tangga lainnya.
Apalagi penghasilan suaminya yang hanya seorang petani sangat kurang. Karena itu, keluarga Verdina sudah mendaftar untuk mendapatkan meteran listrik dari PLN.
“Saya berharap ke depan rumah kami tidak gelap lagi, dan saya dengar biaya listrik PLN sangat murah dan bisa dijangkau. Kami memesan daya 900 VA dengan alasan agar mendapatkan pulsa subsidi dari pemerintah,” ucap Verdina.
Sementara itu, Kepala Desa Nampar Tabang Hilarius Teguh mengatakan, program ‘Indonesia Terang’ hadir di wilayahnya dalam berbagai bentuk ‘Paket Hemat’.
Ia mengungkapkan ada tiga jenis Paket Hemat yang masuk dan ditawarkan di wilayahnya. Pertama, Paket Hemat Migrasi Sehen, yakni daya 450 VA sebesar Rp1.106.500, daya 900 VA sebesar Rp1.601.150, dan daya 1300 VA sebesar Rp2.060.950.
Kedua, Paket Hemat 3T & BDT RT. 3T sebutan untuk daerah yang masuk kategori Tertinggal, Terluar dan Terdepan. Sedangkan BDT adalah Basis Data Terpadu dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) sebagai acuan pemerintah menetapkan pelanggan kategori subsidi. Untuk paket ini rinciannya yakni daya 450 VA sebesar Rp1.320.000, daya 900 VA sebesar Rp1.601.000, dan daya 1300 VA sebesar Rp2.485.500.
Ketiga, Paket Hemat Reguler, yakni daya 450 VA sebesar Rp1.530.500, daya 900 VA sebesar Rp2.022.500, dan daya 1300 VA sebesar Rp2.485.500.
“Dari pilihan paket tersebut, masyarakat diberi kebebasan untuk memilih. Ini yang kita lakukan pada saat sosialisasi,” terang Kades Hilarius.
Ia mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap tenang karena instalatir listrik siap melayani calon-calon pelanggan di wilayah Desa Nampar Tabang. Hal itu telah menjadi komitmen pihak instalatir listrik PLN yang disampaikan ke Pemerintah Desa Nampar Tabang.
Kades Hilarius juga mengajak kepada seluruh warga Desa Nampar Tabang untuk mendukung sepenuhnya program listrik PLN yang masuk ke wilayah itu.
“Kami juga mengimbau untuk tidak boleh terpancing dengan upaya-upaya provokatif dari pihak manapun, yang ingin menggagalkan program listrik PLN di Desa Nampar Tabang,” tutup alumni Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) itu.
Terpisah, Kepala PLN ULP Ruteng Firman Jayusman berharap dengan masuknya listrik di Desa Nampar Tabang tersebut bisa memberikan manfaat bagi masyarakat.
“Semoga dengan listrik dari PLN sudah masuk ke desa menjadi lokomotif untuk peningkatan taraf hidup masyarakat secara ekonomi, teknologi, pendidikan, dan lain-lain,” kata Firman kepada VoxNtt.com, Sabtu (24/10/2020).
Dikatakan, penggunaan genset sebagai sumber energi yang membutuhkan biaya besar sebelumnya, bisa digunakan untuk kebutuhan lain.
Penulis: Ardy Abba