Kupang, Vox NTT-Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang melaksanakan wisuda online gelombang II pada Sabtu, 31 Oktober 2020 pukul 08.00-12.00 WITA. Sebanyak 308 Sarjana dan Pascasarjana diwisudakan dalam kegiatan wisuda online tersebut.
Rektor Unwira, Pater Dr. Philipus Tule, SVD dalam sambutannya mengatakan, di tengah pandemi Covid-19 ini terdapat ribuan mahasiswa yang diwisudakan secara online dan offline di Indonesia. Unwira patut bersyukur karena berhasil mewisudakan 308 sarjana dan magister tahun 2020/2021.
“Dengan bangga kami persembahkan wisudawan/wisudawati ke hadapan masyarakat. Dengan bertambahnya sarjana dan pascasarjana tersebut, jeblosan Unwira sudah 19.000 lulusan yang tersebar di seluruh pelosok tanah air dan mancanegara,” ungkap Pater Philipus.
Bertambah banyaknya jumlah sarjana, magister,dan generasi muda yang masuk Perguruan Tinggi menjadi indikator kemajuan indeks pembangunan manusia. Namun fenomena tersebut tetap menyisakan awasan bagi dunia pendidikan, pemerintah, dan masyarakat yang terus berusaha mencari solusi dan terobosan baru untuk keluar dari berbagai keterpurukan sosial-ekonomi dan pendidikan
Pater Dr. Philipus Tule, SVD menyoroti beberapa fenomena yakni, pertama rendahnya daya serap para sarjana di berbagai bidang kehidupan, masa tunggu lulusan yang lama mendapatkan pekerjaan, minimnya kompetensi dan keterampilan lulusan.
Kedua, wisudawan/wisudawati yang penelitian tesis dan skripsinya dilakukan secara online, terkadang tidak didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai.
“Masyarakat pasti mempertanyakan mutu para wisudawan/wisudawati di tengah pandemi ini. Karena itu, Universitas Katolik widya Mandira Kupang mengajak pemerintah untuk memberi perhatian yang lebih besar kepada penguatan sarana dan prasarana IT sehingga bisa menyukseskan pembelajaran online ke depan”, kata Pater Philipus.
Poin ketiga, yang menjadi pokok pembicaraan Rektor Unwira adalah beberapa sektor pembangunan di NTT belum mendapatkan perhatian yang cukup seimbang, baik oleh pemerintah, masyarakat maupun oleh generasi muda sendiri.
“Meskipun program kerja, visi misi gubernur mau menjadikan pariwisata sebagai prime movers pembangunan di NTT, tidak berarti mengabaikan sektor-sektor lainnya. Kita semestinya menyadari bahwa bukan saja pariwisata yang menjadi prime movers, tetapi ada second movers, dan seterusnya, karena mayoritas penduduk NTT adalah nelayan, petani, dan peternak. Dan masih minim peserta didik yang memfokuskan penelitiaannya secara intensif pada bidang-bidang tersebut”, jelas Pater Philipus.
Pater Dr. Philipus Tule, SVD mengatakan bahwa Unwira akan terus melakukan pembenahan terhadap berbagai kendala pendidikan Perguruan Tinggi. Kuliah online akan terus dijalankan dengan perbaikan pada beberapa hal sambil menunggu instruksi resmi dari pusat.
Selain itu, dosen dan mahasiswa dipacu untuk melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Menulis di jurnal-jurnal dan buku ber-ISBN. Pater Philipus juga akan terus mendorong mahasiswa-mahasiswi Unwira untuk berkompetisi dan berprestasi agar memampukan para lulusan Unwira diandalkan di seluruh pelosok tanah air maupun mancanegara.
Mengenai persiapan panitia melakukan wisuda online tersebut, Yohanis Nurak Siwa, selaku ketua Panitia mengatakan bahwa persiapan panitia tidak serumit waktu gelobang pertama yang dilakukan pada 3 Oktober lalu.
“Karena kami sudah ada pengalaman di wisuda perdana, kami hanya perlu melihat apa saja yang kurang pada wisuda sebelumnya. Karena itu wisuda during kali ini kami lebih matang persiapannya”, ujar Yohanis.
Perbedaan antara wisuda daring dan wisuda luring memang terasa, tetapi panitia berusaha menjaga agar hikmahnya tetap muncul dalam momentum wisuda ini.
“Perbedaan itu terasa sekali soal kehadiran. Kemudian suasana dan kemegahan wisuda luring yang terus diharapkan kembali dilakukan. Tetapi kami sebagai panitia tentu siap dalam setiap kondisi baik itu wisuda during maupun wisuda luring, dengan model persiapan yang pastinya berbeda. Kita sama-sama berharap pandemi ini berlalu dan bias dilakukan lagi wisuda luring”, kata Yohanis menutup wawancara.
Penulis: Dunstan Obe
Editor: Irvan K