Ruteng, Vox NTT-Kampung Golo Worok yang berada di Desa Golo Worok, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai mencabut status anak angkat kepada Bupati Manggarai (petahana) Deno Kamelus. Hal itu karena tidak memberikan banyak perubahan di Desa Golo Worok selama lima tahun kepemimpinan Deno.
“Percuma diangkat menjadi anak angkat. Desa Golo Worok, begini-begini saja, tidak banyak berubah,” kata tokoh kampung Goloworok, Paulus Porus di Golo Worok, Sabtu (7/11/2020), sebagaimana dalam rilis yang diterima VoxNtt.com, Minggu malam.
Paulus bersama sejumlah tokoh lainnya membuat pernyataan mencabut status anak angkat terhadap Deno. Mereka adalah Felix Selot, Kornelis Nanggut, Lexi Gerung, Yohanes Banggut, Gabriel Mbambuk, Silvester Abu, Stanis Dadur, dan Simon Wadut. Kemudian tokoh-tokoh lainnya adalah, Yohanes Pos, Barnabas Tar, Kanisius Galus, Blasius Suhidin, Hubertus Egot, Pit Darus, Anselmus Pamput, Lipus Gue dan Darius Ngatu. Tokoh-tokoh ini yang mengangkat Deno menjadi anak angkat lima tahun lalu.
Paulus menyebut pengangkatan Deno sebagai anak angkat dengan harapan membuat Desa Golo Worok menjadi lebih maju dan diperhatikan secara khusus. Namun faktanya, Desa Golo Worok tetap seperti lima tahun lalu.
Dia memberi contoh jalan dari Cancar ke Golo Worok hingga Wela. Jalan tersebut merupakan jalan kabupaten yang merupakan tanggung jawab Deno. Tetapi faktanya, jalan yang ada sangat rusak dengan aspal yang sudah hilang.
“Beberapa kali jalur ini sudah terjadi mobil terguling. Jalan ini masih peninggalan pak Kris (Christian Rotok, mantan Bupati 2005-2014). Tidak ada yang berubah pada masa pak Deno,” jelas Paulus.
Tokoh lainnya, Felix Selot menyebut hampir tidak ada program yang berasal dari APBD Manggarai di Desa Golo Worok. Pembangunan yang terjadi malah lebih banyak dari bantuan pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan dana desa.
“Kami hampir tidak menemukan ada program yang khusus berasal dari dana kabupaten. Kalau bukan dari bantuan pusat, ya dana desa. Jadi tidak ada perhatian khusus dari pak Deno. Padahal sudah diangkat menjadi anak angkat,” jelas Felix.
Pada Sabtu (07/11/2020) malam, digelar kampanye tatap muka dari pasangan calon (paslon) Herybertus GL Nabit dan Heribertus Ngabut (Hery-Heri). Kepada paslon Heri-Heri, warga Golo Worok mengharapkan ada perubahaan yang berarti jika nanti terpilih.
Sebelum ke Golo Worok, paslon Hery-Heri juga kampanye di Kampung Wela yang masih menjadi bagian dari Desa Golo Worok.
Yohanes Jelahut dari warga Wela merasa senang dengan dicabutnya status anak angkat kepada Deno oleh warga Golo Worok. Pasalnya, sama seperti Golo Worok, Kampung Wela tidak mengalami perubahaan apa-apa selama Deno memimpin.
“Lima tahun lalu, Deno berjanji untuk melanjutkan pembangunan Sekolah Dasar di Wela yang baru tiga ruangan. Namun sampai selesai dan kini mau maju lagi di pemilihan bupati, tidak ada tambahan gedung SD baru. Malah status SD-nya mau dibubarkan sama Deno,” jelas Jhon, panggilan Yohanes Jelahut.
Jhon menyebut masa kepemimpinan Deno malah terlihat mundur. Warisan pembangunan yang telah dibangun pada masa Bupati Christ Rotok, tidak bisa dilanjutkan, bahkan untuk dipertahankan tidak bisa.
“Ini yang membuat kami warga Desa Golo Worok kecewa terhadap pak Deno,” ujar Jhon. (VoN)