Betun, Vox NTT- Calon Bupati Malaka, Dr. Simon Nahak, SH., MH yang berpasangan dengan Kim Taolin (SN-KT) pada setiap orasi politik selalu berjanji akan mengembangkan pertanian sebagai sektor utama di kabupaten itu.
Salah satu program kerja yang dikampanyekan paslon SN-KT adalah Swasembada pangan. Menurut Simon, berbicara mengenai pertanian, hal pertama yang diutamakan adalah air.
Ketersediaan air adalah prioritas utama sebelum masuk pada teknis pertanian. Untuk itu, Simon berjanji akan membenahi pertama sistem pengairan untuk pertanian.
“Ketersediaan air adalah utama dalam bidang pertanian. Tanpa air pertanian tidak bisa sukses dan berhasil baik. Untuk itu, kami akan utamakan ketersediaan air untuk pertanian dan air bersih untuk kebutuhan hidup kita. Lahan pertanian di Malaka sangat luas dan sangat cocok untuk pertanian, namun masih kekurangan air,” kata Simon Nahak saat berkampanye di Desa Weoe, Kecamatan Wewiku, Jumat (13/11/2020).
Selain air, ia juga mengupas tuntas tentang komoditi utama Malaka yang wajib dibudidayakan untuk kesejahteraan petani.
Pengacara kondang itu menyebut, padi (beras), jagung, singkong adalah komoditi pertanian utama di Malaka. Tiga komoditi tersebut sejak zaman dahulu kala menjadi hasil pertanian yang sudah terkenal.
“Padi, jagung dan singkong adalah komoditi unggulan di Malaka. Pemerintah dalam hal ini harus fokus mendatangkan dan memberdayakan anak-anak asli putra daerah yang memiliki ilmu pertanian untuk mendampingi para petani kita. Maksudnya agar petani kita dapat sukses dalam bidang pertanian modern, sehingga Swasembada pangan dapat terwujud nyata,” ujar Simon.
Dosen hukum itu menyentil program Revolusi Pertanian Malaka (RPM) milik Bupati petahana Stefanus Bria Seran yang mengungguli komoditi bawang merah sebagai primadona.
“Bawang merah tidak cocok dikembangkan di tanah Malaka. Harusnya padi, jagung dan singkong yang wajib diprioritaskan. Alasannya sederhana, makanan pokok kita itu beras, bukan bawang merah,” sindir Simon.
“Karena yang bikin kita kenyang itu nasi, bukan bawang merah,” tambah dia.
Ia pun berjanji akan membuatkan brand beras lokal Malaka. Paket SN-KT akan mengangkat komoditi Malaka agar ada nilai jual yang tinggi di luar kabupaten itu. Hal ini menurut Simon, akan menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Kita akan jual beras nona Malaka. Kita bikin brand-nya, kita kemas yang bagus, lalu kita jual di luar Malaka. Kita jual beras, bukan jual bawang merah,” tutup Simon.
Penulis: Frido Umrisu Raebesi
Editor: Ardy Abba