Kefamenanu, Vox NTT-Dinas Pertanian Kabupaten TTU hingga pertengahan November 2020 baru berhasil mengumpulkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar 61,13 persen atau sekitar Rp450 juta lebih.
Hasil tersebut dari target PAD Rp750 juta yang dibebankan kepada dinas yang dipimpin oleh Gregorius Ratrigis pada tahun anggaran 2020 tersebut.
“PAD Dinas Pertanian Kabupaten TTU sampai sekarang sudah mencapai 61,13 persen dari target Rp750 juta,” jelas Kepala Dinas Pertanian Kabupaten TTU Gregorius Ratrigis saat diwawancarai VoxNtt.com di kantor bupati setempat, Kamis (19/11/2020).
Gregorius menjelaskan, pendapatan 61,13 persen yang diperoleh tersebut sebagian besar bersumber dari penjualan hasil kebun, di antaranya anakan tanaman jeruk dan tanaman hortikultura.
Selain itu sumbangan PAD juga berasal dari traktor milik Dinas Pertanian yang disewakan.
“Ada dari hasil kebun itu anakan jeruk dan sayur-sayuran, dari traktor juga ada,” jelas Ratrigis saat disinggung tentang sumber pendapatan dinasnya.
Gregorius mengatakan, meski PAD yang dikumpulkan saat ini baru mencapai 61,13 persen, namun ia tetap optimistis pada akhir Desember 2020 target PAD bisa terpenuhi bahkan melampaui target.
Untuk menggenjot PAD, jelasnya, saat ini pihaknya masih memiliki 7500 anakan jeruk yang belum dijual. Anakan jeruk tersebut akan dijual dengan harga Rp15.000 per pohon.
Selain itu, pengoperasian traktor dinas pun akan semakin digenjot untuk menambah pemasukan bagi daerah.
“Untuk tahun 2021 target PAD kita masih sama yakni Rp750 juta,” tuturnya.
Dampak Pandemi Covid-19
Gregorius menjelaskan, lambatnya pemenuhan target capaian PAD tersebut merupakan dampak dari pandemi Covid-19.
Dampak dari pandemi Covid-19 mengakibatkan banyak hasil pertanian yang ditanam di kebun Dinas Pertanian tidak laku terjual. Sebagian yang dijual pun harganya sangat murah di pasaran.
“Mungkin dampak pandemi Covid-19 juga makanya pegawai yang datang kerja di kebun hanya paruh waktu saja, pagi datang kerja agak siang sudah pulang,” ujarnya.
Penulis: Eman Tabean
Editor: Ardy Abba