SoE, VoxNtt.com-Leksi Tamonob, salah seorang tokoh Pemuda di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) mengecam aksi tidak terpuji organisasi Sepernas (Serikat Pers Reformasi Nasional) yang ada di Kabupaten TTS.
Pasalnya, menurut Leksi, pemberitaan terhadap dirinya sebagaimana dilansir media tersebut, sangat tendensius dan sama sekali tidak sesuai dengan etika pers dan jurnalistik.
“Masa, tulis saya sebagai biadab. Ini kan tidak sesuai dengan etika dan kode etik pers. Oleh karena itu, saya minta agar oknum yang mengatasnamakan diri sebagai wartawan dan menulis berita tersebut segera melakukan klarifikasi di media yang sama. Sebagai korban, saya tuntut agar naikkan hak jawab,” tandas mantan aktivitas Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Kupang ini.
Bila dalam satu kali dua puluh empat jam tidak dilakukan klarifikasi maka dirinya segera melaporkan ke polisi.
“Saya tuntut hukum, jika tidak memuat hak jawab saya, ” tandasnya.
Dia sangat menyayangkan kompetensi diri oknum yang menamakan diri sebagai wartawan. “Saya kenal banyak teman wartawan di TTS. Dan, kalau mereka tulis selalu sesuai dengan kode etik. Saya kira, sikap oknum-oknum seperti ini juga bisa merusak citra wartawan di TTS, ” tandas aktivis politik Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.
Leksi meminta kepada Forum Wartawan (FORWAN) TTS yang merupakan mewadahi wartawan di TTS segera menyikapi ini juga.
“Harus segera disikapi persoalan ini, karena bisa merusak citra wartawan di TTS yang selama ini sudah baik, ” tutur Leksi.
Untuk diketahui Jurnal Sepernas.com, tanggal 21 November menayangkan berita dengan cuplikan sebagai berikut:
“Tim wartawan ketika hendak melakukan konfirmasi pada oknum Kepala Sekolah (Kepsek) Sekolah Dasar (SD) GMIT Kualea, Desa Patun, Kecamatan Nunkolo, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT, Yohanes Tomonod, Selasa (17/11), terkait dugaan penyalahgunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), alih-alih tim dihalangi diduga preman kampung, sembari mengusir dari kediaman Kepsek secara biadab.
Terkait dana Bos, Tim wartawan mendapat informasi dari narasumber, Soleman Missa, yang juga Ketua Komite Sekolah SD GMIT Kualeu soal penyalahgunaan penggunaan dana Bos, diduga ditilep Bos Yohanes, selaku Kepsek.
Adanya informasi dari narasumber Soleman, tim pemburu berita hendak menemui Bos Kepsek, Yohanes di sekolah namun, Sang Bos tidak ada di tempat maka, serta merta tim menuju rumah Yohanes.
Belum sempat bertemu Kepsek, bahkan belum sempat masuk halaman rumah, Sang Jagoan preman (Keluarga Kepsek Kali, red.) dengan bengasnya memaksa wartawan meninggalkan Tempat Kejadian Perkara (TKP) sembari mengata-ngatai wartawan gadungan dan organisasi palsu, tanpa membuktikan azas legalitas tuduhannya. Tentunya, hal ini terkait juga pencemaran nama baik, nantilah penyidik yang menilai secara obyektif. Pewarta: Rusmin, Editor: La Ode Hazirun.
Penulis: Long
Editor: Irvan K