Kupang, VoxNtt -Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore menghadiri kebaktian perdana dan peresmian Pos Pelayanan Batuplat di Gedung Kebaktian sementara Pos pelayanan Batuplat Minggu, (22/11/2020).
Hadir dalam kesempatan tersebut anggota DPRD Kota Kupang Alfred Djami Wila dan Diana Oktoviana Bire, Kepala Dinas Perikanan Kota Kupang, Orson Nawa, Camat Alak, Lurah Batuplat, Wakil Sekretaris Majelis Harian Sinode GMIT, Pdt. Elisa Maplani, M.Th dan Ketua Majelis Jemaat Pohonitas Pdt. Tom Hayer, S.Th.
Wali Kota Jefri pada kesempatan itu mengucapkan terima kasih atas undangan dari Jemaat kepada Pemerintah Kota Kupang.
“Kami percaya bahwa ini adalah mujizat Tuhan, agar iman kita semakin kuat dan tangguh dalam membangun kota ini ke depan,” ungkapnya.
Diakuinya pemerintah perlu mendukung pembangunan seperti ini, yang akan diusahakan dalam pembahasan anggaran bersama DPRD Kota Kupang.
Tak lupa kepada seluruh jemaat yang hadir, ia kembali mengingatkan tentang bahaya covid -19 dan perlunya menaati protokol kesehatan yang berlaku.
“Karena covid adalah musuh kita semua dan kita harus lawan dengan mentaati protokol kesehatan yang ada,” tegasnya.
Ketua panitia pembentukan Pos Pelayanan Batuplat, Frans Folamaudalam laporannya menyampaikan limpah terima kasih kepada semua panitia, yang sudah bekerja keras selama lima bulan untuk mendirikan Gedung Ibadah darurat Pos Pelayanan sambil menyiapkan segala kebutuhan pembangunan Gedung Kebaktian baru. Saat ini ada 200 kepala keluarga yang tergabung dalam pos pelayanan ini.
Menurutnya, pos pelayanan Batuplat ini dibentuk dengan tujuan agar pelayanan kepada jemaat bisa lebih terjangkau dan tidak terfokus pada Gereja induk Pohonnitas saja.
Pada kesempatan yang sama atas nama jemaat, ketua panitia juga menyampaikan permohonan dukungan dari Pemerintah Kota Kupang dan semua pihak yang bersedia membantu proses pembangunan gedung kebaktian Pos Pelayanan Batuplat tersebut.
Wakil Sekretaris Majelis Harian Sinode GMIT, Pdt. Elisa Maplani, M.Th dalam khotbahnya memberikan tiga poin utama yang harus dipegang teguh oleh jemaat yang baru memulai.
Pertama, persatuan jemaat gereja itu sendiri. Jika persatuan dipegang teguh sudah pasti tidak dapat dikalahkan oleh kekuatan apapun juga.
Kedua, hidup dalam solidaritas satu dengan yang lain. Solidaritas menurutnya artinya ikut merasakan apa yang dihadapi oleh sesama jemaat. Jadi yang kuat menopang yang lemah untuk bersama menuju satu tujuan yakni memuliakan Tuhan. Bukan hanya menerima berkat, tapi juga menjadi berkat bagi sesama.
Poin ketiga menurut Pdt. Elisa ialah bertekun dan sehati di dalam bait Allah.
“Roh Kudus yang memimpin Jemaat perdana juga Pos Pelayanan Batuplat yang hari ini menyelenggarakan Ibadah perdana, semoga Pos pelayanan ini bisa berjalan dengan baik dalam pelayanan. Jadikan perbedaan sebagai kekuatan utama, bukan sebagai akar pertikaian,” pesannya mengakhiri kotbahnya. (VoN)