Ruteng, Vox NTT-Ratusan pendukung pasangan calon bupati dan wakil bupati Manggarai, Deno Kamelus – Victor Madur menggelar demonstrasi di lapangan Motangrua Ruteng, persisnya di depan markas Polres Manggarai, Selasa (1/12/2020) siang.
Massa yang menamakan diri Aliansi Masyarakat Peduli Demokrasi (AMPD) itu mengenakan kostum yang didominasi warna biru dan putih dengan tulisan nama komunitas relawan pasangan calon nomor urut satu itu. Selain itu, mereka juga membawa sejumlah poster dengan berbagai tulisan berisi tuntutan.
Tampak di antara massa aksi, pensiunan polisi yang juga mantan Kasat Binmas Polres Manggarai, Agus Janggu dan pensiunan ASN yang juga mantan Inspektur Kabupaten Manggarai Ety Leok. Ety Leok merupakan koordinator Komunitas Perempuan Pemilih Cerdas (KIPAS), salah satu relawan perempuan Deno-Madur.
Dalam orasinya, massa menyampaikan berbagai tindakan kekerasan dan pelanggaran yang dilakukan oleh kelompok Laskar 88 yang merupakan relawan pasangan calon bupati dan calon wakil bupati nomor urut 2 Herybertus GL Nabit dan Heribertus Ngabut.
Mereka menuduh Laskar 88 kerap membuat ulah selama masa kampanye. Salah satunya, mengadang Yeni Veronika, istri calon bupati Deno Kamelus yang juga anggota DPRD NTT, ketika sedang jalan-jalan di Kecamatan Lelak, Minggu (28/11/2020) tengah malam.
“Karena itu, kami minta Kapolres Manggarai untuk membubarkan kelompok yang menamakan dirinya sebagai Laskar 88. Kami juga meminta Kapolres Manggarai untuk menangkap dan memroses hukum aktor di balik kekerasan yang dilakukan Laskar 88,” ujar salah seorang orator.
Setelah hampir satu jam berorasi dan setelah perwakilan massa bertemu pimpinan Polres Manggarai, massa bergerak menuju Bawaslu Kabupaten Manggarai lalu membubarkan diri.
Uniknya, meskipun pendukung Deno-Madur mengecam keras bahkan mendesak Polres Manggarai untuk membubarkan Laskar 88, namun Laskar 88 menanggapinya dengan aksi simpatik.
Pasca relawan Deno-Madur meninggalkan lapangan Motang Rua, anggota Laskar 88 Kecamatan Langke Rembong datang ke lapangan tengah kota Ruteng itu untuk memungut sampah yang ditinggalkan oleh massa AMPD.
Dalam aksinya, mereka mengumpulkan empat karung sampah yang kemudian diangkut ke tempat penampungan. Mereka mengaku, aksi pungut sampah sudah kerap mereka lakukan secara spontan karena peduli dengan kebersihan lingkungan.
Mereka berharap, aksi pungut sampah bisa mengedukasi warga lainnya agar memiliki kepedulian yang sama terhadap kebersihan. Jika kebersihan lingkungan sudah menjadi kesadaran bersama maka Ruteng akan menjadi kota bersih dan keluar dari daftar kota terkotor di Indonesia.
“Ini bentuk edukasi dari Laskar 88. Kami berharap, setelah menggunakan tempat umum, kita tidak membuang sampah sembarangan agar kebersihan kota tetap terjaga,” ujar Ancik, salah seorang anggota Laskar 88. (VoN).