Jakarta, VoxNtt.com-Kabar gembira dari Nusa Dua, Hotel Inaya Putri Bali, Denpasar, pukul 14.35 Waktu Indonesia Tengah, dua pekan lalu (26/11/2020).
Sedikitnya 50 delegasi dari Provinsi NTT dan Maluku, serius mengikuti Rapat Kerja (Raker) bersama tim lengkap dari Kementerian PPN/Bappenas, membahas masalah di dua provinsi itu.
Rapat yang digagas Kementrian Bappenas itu berlangsung di ruangan asri yang membelai lembut peserta Raker dengan suhu 18 derajat Celisius. Tema utama Rapat Kerja, serius nian. Yaitu tentang masalah akut di dua provinsi kepulauan di timur Indonesia. Dan, Raker pun berhasil merumuskan solusi strategis untuk daerah masing-masing.
Menteri PPN/Bappenas, Prof. DR. Suharso Monoarfa, usai pertemuan itu tampak segar dan tenang. Kadang senyumnya mengesankan. Di penghujung Rapat Kerja, sepertu hendak menyimpulkan sesuatu, Menteri PPN/Bappenas mengumumkan: “NTT segera menjadi Taman Energy Terbarukan Indonesia. Kita mulai merancang segala yang terkait dengan rencana itu tahun 2021”.
Taman energy baru dan terbarukan memberi pesan betapa NTT menjadi kawasan sangat penting dan utama untuk kepentingan rakyat Indonesia ke depan. Karena proposal Pemerintah NTT tak ada alasan kuat untuk ditunda. Itulah sebabanya Bappenas memasukkan program ini dalam dokumen perencanaan nasional, ujar Menteri Bappenas.
Mendengar kabar itu, peserta NTT, juga para sahabat dari Maluku, tampak sumringah. Gubernur NTT, Victor B. Laiskodat, yang didampingi Staf Khusus, DR. Imanuel Blegur dan para Kepala Dinas dari NTT, tepuk tangan.
Lima bulan silam, Gubernur dan Wakil Gubernur, dalam konferensi pers yang berlangsung di lobby Kantor Gubernur NTT di Jl. El Tari itu, mengumumkan tekad keduanya untuk segera membangun proyek listrik tenaga matahari 2.000 dari 20.000 Megawat kapasitas tersedia di Pulau Sumba.
“Saya pasti berjuang ke Pemerintah Pusat agar proyek ini segera mulai terwujud tahun 2021 atau tahun 2022,” ujar Gubernur.
Gubernur Victor sangat berani mengumumkan rencananya itu, setelah dia membaca riset Bank Dunia (World Bank) yang menyebutkan Pulau Sumba, Sabu dan Timor merupakan tiga pulau dengan tingkat panas matahari tertinggi di seluruh Indonesia. Kabar riset ini, memberi imajinasi kepada Victor-Josef untuk mengajukan proposal tentang elktrifikasi besumber panas matahari.
Gubernur Victor Laiskodat lantang berkata: “NTT harus segera keluar dari kemiskinan, karena NTT memang tak pantas miskin. NTT kaya raya, sumber daya berlimpah. Yang diperlukan, hanyalah pemimpin yang rela berkorban dan sanggup melayani rakyatnya dengan hati nurani dan bekerja sungguh-sungguh”.
Gagasan itu, tak hanya pepesan kosong. Rencana pembangunan pusat panel panas matahari di Pulau Sumba itu bergayung sambut ketika DPR RI, terutama Komisi VI yang menangani Energi dan Sumberdaya Alam, melanjutkannya dengan tiga kali pertemuan terbatas di Jakarta dan di Kupang.
Konferensi pers yang digelar Gubernur tak berlangsung lama. Hanya 5 menit. Lalu, konferensi pers serupa dilanjutkan dua minggu kemudian, ketika Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto, bersama team kerjanya, bersepakat mengambil langka tindak lanjut yaitu menyusun scenario besar proyek panas matahari Pulau Sumba. Team disusun dan jaringan pun dibuka luas.
Tampaknya, perjalanan dari gagasan hingga tindak lanjut tak ada aral pelintang serius, hingga kemudian pengumuman Menteri PPN/Bappenas yang menggetarkan itu tiba di Denpasar, 26 November 2020 tepat pukul 15.30 Wita.
Pengumuman Menteri Bappenas itu, terasa kian menemukan ekstasi kesempurnaannya ketika tiga jam sebelumnya, usai mengikuti seminar Pertanian Lahan Kering di Undana, Kupang, Gubernur Victor menandaskan agar para mahasiswa Fakultas Pertanian hendaknya menerapkan ilmu yang dipelajarinya sejak mulai di bangku kuliah.
Lalu, perjalanan Denpasar Jakarta mencapai imajinasinya tersendiri ketika pesawat jet Embraer Legacy 600 melambung ke udara biru membisu seolah membawa pesan tentang getaran perubahan NTT di masa depan. Pesawat berbadan ramping itu terbang menembus langit yang diriasi lembayung nun jauh tepi Kintamani bagai rajawali langit biru Bali Jawa, kemudian mendarat mulus di landasan pacu Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta.
Gubernur NTT, Victor Laiskodat beserta 12 anggota rombongan diterbangkan Embraer Legacy, meliuk di udara persis melintas di atas hamparan samudra yang memeluk liuk selat Bali dan Madura.
Energy Baru dan Terbarukan
Kementrian Bappenas mencermati serius gagasan Victor Laiskodat, Gubernur NTT, tentang pentingnya pelayanan energy baru dan terbarukan. Karena dunia kian beralih orientasi dari penggunaan fosil ke energi baru dan terbarukan. Meski kepentingannya tetap, yaitu elektrifikasi untuk kepentingan rakyat, terutama rakyat NTT. Bukankah rakyat NTT telah lama hidup dalam kegelapan tanpa secercah cahaya listrik di dusun-dusun?
Dalam konteks meeting ASEAN Summit dan G-20 tahun 2023, ujar Victor Laiskodat, pelayanan listrik yang besumber dari energy baru dan terbarukan harus sudah mulai menampak tahun 2022.
Menurut Victor, listrik berbasis energy baru dan terbarukan memiliki pesan serius pada dua hal inti. Pertama pemanfaatan energy baru dan terbarukan tidak hanya sebagai salah satu bentuk wajib pelayanan public pemerintah kepada rakyatnya, tetapi sekaligus sebuah pesan sangat kuat dan serius kepada dunia, bahwa energy baru dan terbarukan adalah keniscayaan empiric, ketika sumberdaya energy berbasis fosil mulai meredup dan kian ditolak di seluruh dunia. Energi berbasis fosil kian ditolak, karena tingkat polusi yang disumbangkan oleh limbah fosil terbukti merusak ekologi sosial dan alam.
Gubernur Victor Laiskodat dalam pertemuan Inaya Putri Bali, Denpasar itu mengingatkan, bahwa gelombang pertumbuhan dan pusaran ekonomi dunia kini sedang mengalir dan beralih ke kawasan Pasifik setelah sekian lama ekonomi dunia mengalir ke Atlantik. Maka, demikian Victor Laiskodat meramalkan, dapat dipastikan Negara-negara di kawasan Pasifik terutama di Pasifik Selatan wajib dan perlu menjaga diri dan merawat diri agar siap dan sanggup menghadapi gelombang perubahan sosial ekonomi pada era kejayaan Pasifik ke depan. Bukan sekadar menjadi penonton atau penikmat pasif yang tidak kontributip terhadap keamanan ekonomi dan manusia di kawasan.
Meski demikian, diingatkannya, propinsi-propinsi di tepi timur dan selatan Indonesia suka tidak suka, senang tidak senang wajib menyiapkan diri jika tidak tidak ingin tertinggal atau ditinggalkan perubahan.
“Untuk itulah maka NTT sangat ingin terlibat dan ikut bermain dalam gelombang perubahan ini dengan serius sambil menawarkan dan mendorong semua pihak untuk mulai memaksimalkan potensi terberi Pulau Sumba yang kaya energy panas matahari,” ujarnya yang disambut tepuk tangan peserta Rapat kerja.
Gagasan-gagasan Gubernur NTT, yang dilontarkan lima bulan silam, kini mulai perlahan mewujud tahap demi tahap, sehingga pertemuan Inaya Denpasar Bali, menjadi titik masuk strategis, sehingga isu listrik berbasis energy baru dan terbarukan itu tak hanya telah dicatat masuk dalam dokumen perencanaan nasional Bappenas, tetapi juga menjadi isu nasional dan bahkan internasional.
Informasi yang diperoleh menyebutkan, sejak Gubernur Victor Laiskodat mengumumkan rencananya itu 5 bulan silam, bukan saja siaran media sosial kian memviral, tetapi beberapa Negara super kaya pun mulai melirik rencana ini lalu mereka pun ingin terlibat dalam permainannya. Disebutkan, sedikitnya tiga Negara kaya dunia yaitu China, Arab Saudi dan Emirat Arab (Midle East State) dan Uni Eropa melirik serius.
Pada konteks pemilihan Presiden Amerika, kata Victor Laiskodat, kemenangan Joe Bidden adalah signal penting bagi orientasi politik energy.
“Saya tahu Joe Bidden akan cenderung memilih energy baru dan terbarukan ketimbang energy berbasis fosil. Jika demikian, kemenangan Joe Bidden di electoral presiden Amerika merupakan insentif politik dan ekonomi bagi Indonesia, khususnya bagi NTT,” kata Victor.
Pertemuan Inaya Puri Bali, Denpasar, kian menegaskan arti penting proyek ini, sehingga konsolidasi melalui metode Rapat Kerja digelar sangat serius. Menteri Bappenas, Prof. DR. Suharso Monoarfa, dalam pertemuan itu selalu menyebutkan bahwa energy baru dan terbarukan kian niscaya ketika sumberdaya minyak yang berbsis fosil kian menipis.
“Dunia sudah mulai melirik energy baru dan terbarukan,” ujar Mentri Monoarfa.
Dalam skenarionya, panel dan konstruksi dibangun di Sumba Tengah, karena Pemerintah Sumba Tengah telah siap lahan sedikitnya 10.000 ha. Jaringan kabel bawah laut akan pertama ditarik ke Labuan Bajo, sehingga Labuan Bajo sebagai satu-satunya kota di tanah air yang tidak memiliki lintasan kabel listrik di udara, melainkan di bawah tanah. Jaringan kabel listri energy matahari akan disambung teruskan melalui laut kemudian dikoneksi dengan jaringan PLN yang sudah tersedia di berbagai kota di Flores dan pulau-pulau lain di NTT.
Selain itu, di tempat yang sama di Denpasar, Bali, dibahas pula jaringan pelabuhan di berbagai tempat di NTT. Sedangkan Pelabuhan Tenau Kupang bakal menjadi Pelabuhan Laut Internasional di tepi selatan Indonesia. Tentang ini akan dibahas kelak.
Penulis: Pius Rengka