Kupang, Vox NTT-Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Letjen TNI (Purn) Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad. (K) RI secara resmi melakukan peletakan batu pertama pembangunan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP)di Kelurahan Manulai II, Kecamatan Alak, Kota Kupang, Kamis (3/12/2020).
Peletakan batu pertama oleh Menkes itu didampingi Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena, Wakil Gubernur NTT, Josef A. Nae Soi, Wakil Wali Kota Kupang, dr. Hermanus Man, Ketua DPRD Kota Kupang dan sejumlah pejabat lainnya.
Menkes dalam sambutannya mengapresiasi Pemerintah Provinsi NTT dan Pemerintah Kota Kupang yang selama ini telah memberikan dukungan dan komitmen untuk pembangunan ini, termasuk penyediaan lahan luas yang potensial.
Diakuinya, dalam kunjungan beberapa waktu lalu, pembangunan RSUP ini dipastikan setelah melihat adanya sumber air di lokasi tersebut. Karena menurutnya, air yang memenuhi syarat menjadi hal utama untuk pelayanan kesehatan yang baik bagi pasien.
Menkes berharap dukungan Pemprov NTT dan Pemkot Kupang bisa terus berlanjut. Ia beroptimis bangunan RSUP ini akan berdiri bukan hanya puluhan tahun tapi ratusan tahun.
Ia berjanji, RSUP juga akan terus diperbaiki sesuai perkembangan zaman baik fisik maupun peralatannya. Karena peralatan kesehatan terus berubah dan teknologinya terus maju.
“Kami yakin RSUP ini akan menjadi kebanggaan masyarakat NTT,” katanya.
Salah satu dukungan yang diharapkan dari Pemda adalah revitalisasi jalan di sekitar RSUP. Karena berdasarkan pengalaman sebelumnya di beberapa daerah, setelah RSUP beroperasi akan muncul pertumbuhan masyarakat dan ekonomi di sekitarnya yang akan mensejahterakan masyarakat NTT.
Manfaat kehadiran RSUP juga diakui oleh Wakil Wali Kota Kupang, dr. Hermanus Man saat diwawancarai usai peletakan batu pertama tersebut.
Menurutnya, terdapat dua manfaat yang diperoleh dari kehadiran RSUP ini. Yang pertama fungsinya sebagai pusat rujukan bukan hanya bagi rumah sakit di NTT tapi juga bisa jadi rujukan bagi negara tetangga, Timor Leste.
Manfaat lainnya dari kehadiran RSUP menurut dia adalah sebagai pusat pertumbuhan. Setelah RSUP ini beroperasi akan tumbuh rupa-rupa jasa di sekitarnya, baik perumahan, pertokoan serta jasa-jasa lainnya. Pertumbuhan semacam ini sangat penting bagi perkembangan Kota Kupang.
Atas nama pemerintah dan warga Kota Kupang, ia menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Kesehatan, Komisi IX DPR RI dan Pemprov NTT atas dibangunnya rumah sakit ini di Kota Kupang.
Diakuinya, tidak semua kota di Indonesia memiliki RSUP semacam ini. Manfaat lain yang bisa diperoleh dari kehadiran RSUP ini menurutnya adalah rekruitmen tenaga kerja seperti dokter dan perawat yang bisa diambil dari putera-puteri lokal asli NTT.
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Melki Laka Lena pada kesempatan itu mengucapkan terima kasih kepada Menteri Kesehatan, yang telah serius mengurus kesehatan di Indonesia termasuk mewujudkan mimpi besar mereka membangun RSUP di gerbang selatan NKRI, Provinsi NTT.
Politisi Golkar itu berharap, kehadiran RSUP ini bisa jadi berkat bagi masyarakat NTT.
Sementara Wakil Gubernur NTT, Josef A. Nae Soi pada kesempatan yang sama mengakui NTT sangat membutuhkan rumah sakit sekelas ini.
Atas nama masyarakat NTT, Wagub menyampaikan terima kasih kepada Menteri Kesehatan dan Komisi IX DPR RI yang sudah memperjuangkan pembangunan RSUP ini.
Menurutnya, pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Diakuinya, adanya pandemi covid mendorong kita untuk masuk ke peradaban baru.
Peletakan batu pertama RSUP ini merupakan langkah awal menyesuaikan waktu yang berubah tersebut.
“Karena waktu berubah dan kita juga harus berubah di dalamnya,” pungkasnya.
Direktur Jenderal (Dirjen) Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Prof. Dr. dr. Abdul Kadir dalam laporannya menyampaikan, nilai pekerjaan fisik pembangunan gedung RS UPT Vertikal di NTT sebesar Rp 350,2 miliar yang sumber pembiayaannya berasal dari pinjaman dari Bank Dunia.
Lahan yang disiapkan Pemprov NTT untuk pembangunan ini seluas 18 hektar yang akan digunakan untuk gedung utama, areal terbuka hijau, asrama, sarana pendidikan dan pelatihan serta rumah dinas.
Untuk tahap pertama akan dibangun di atas lahan seluas 26.500 meter persegi, dengan 212 tempat tidur serta dilengkapi dengan sarana pra sarana yang modern.
Rencananya proyek pembangunan RSUP ini akan selesai dalam 20 bulan, terhitung sejak Desember 2020 hingga Juli 2022 mendatang.
“Diharapkan paling lambat pertengahan tahun 2022 RSUP ini sudah beroperasi,” pungkasnya. (VoN)