Labuan Bajo, Vox NTT – Tim Program Keluarga Harapan (PKH) diharap netral dalam pelaksanaan pilkada di Kabupaten Manggarai Barat (Mabar). Mereka tidak perlu mobilisasi, apalagi mengintimidasi masyarakat pemilih untuk memenangkan paket tertentu.
“Kami minta tim PKH jangan bermain api. Jangan mengintimidasi masyarakat pemilih dengan alasan akan dicoret dari daftar penerima PKH jika tak memilih paket tertentu. Ini tidak benar. Ini menyesatkan,” kata calon Bupati Mabar Nomor Urut 4, Adrianus Garu di Labuan Bajo, Jumat (04/12/2020).
Andre, begitu dia disapa, meminta semua Panwas untuk bersikap tegas kepada orang-orang yang mengatasnamakan pendamping desa atau PKH di Mabar agar tidak melakukan tindakan tidak terpuji itu.
Selain itu, kata Andre, pihaknya mendapat laporan ada yang mengintervensi aparatur sipil negara (ASN) untuk memenangkan paket tertentu. Bahkan ada yang membagi-bagi bantuan langsung dari pemerintah ke masyarakat atas nama paket tertentu.
“Ini tidak benar. Saya minta Panwas untuk memantau semua ini. Kita harus memberikan pendidikan politik yang cerdas ke masyarakat, bukan mempertontonkan cara-cara tidak terpuji seperti itu,” katanya.
Sementara itu, pengamat politik Maksimus Ramses Lalongkoe mengatakan, roh utama pesta demokrasi adalah memberikan kebebasan bagi rakyat untuk menentukan pilihannya sesuai apa yang dia alami dan dia rasakan terhadap konsep pembangunan calon kepala daerah.
Bila kebebasan itu dibatasi dengan melakukan intimidasi terhadap masyarakat, mereka itu tidak lebih dari preman demokrasi. Hal tersebut juga menggambarkan calon tersebut tidak punya kemampuan untuk bersaing secara sehat.
“Tindakan mengintimidasi rakyat untuk memilih calon tertentu dengan berbagai alasan adalah gambaran awal calon itu memiliki sifat otoriter bahkan bergaya preman, karena modalkan intimidasi ketimbang meyakinkan rakyat dengan sentuhan program konkret,” katanya.
Untuk itu, Ramses menyarankan masyarakat Mabar agar jangan takut dengan berbagai intrik jahat para calon ataupun timses calon dalam menentukan pilihan politik, sebab masa depan Mabar ada di tangan rakyat dalam menentukan pilihannya.
“Rakyat harus bisa membedakan mana calon yang memiliki program yang jelas, yang menyentuh kepentingan publik dan mana yang asal-asalan. Saatnya masyarakat Mabar menjadi pemilih cerdas,” katanya. ***
Sumber: Pers Rilis