Borong, Vox NTT – Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Manggarai Timur (Matim) terus melakukan penelusuran kontak erat pasien positif Covid-19.
Kamis (21/01/2021), Satgas Covid-19 melakukan tes usap (swab) rapid antigen terhadap seluruh anggota DPRD Matim untuk mendeteksi adanya anggota yang terpapar. Hasilnya, dua anggota dewan dinyatakan positif.
“Dan sampai hari ini pemeriksaan bagi seluruh anggota DPRD Kabupaten Manggarai Timur terus dilakukan oleh Satuan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 dan 2 orang yang hasil rapid test-nya positif antigen,” jelas Jubir Satgas Boni Sai, Kamis sore.
Ketika ditanya, siapakah kedua anggota dewan tersebut, Boni menyebut, “Donatus Jematu dan Salesius Medi.”
Ia mengatakan, dua anggota dewan yang positif rapid antigen tersebut akan diambil sampel swab-nya untuk diuji lebih akurat melalui metode tes cepat molekuler (TCM) di RSUD Komodo, Labuan Bajo.
“Untuk 2 anggota DPRD besok akan diambil swab untuk di kirim ke laboratorium RSUD Komodo untuk pemeriksaan dengan metode TCM,” jelas Boni.
Menyikapi adanya anggota yang positif rapid antigen, Ketua DPRD Matim Herimias Dupa mengatakan pihaknya bakal duduk bersama seluruh pimpinan dewan, pimpinan komisi dan fraksi untuk membahas model rapat, serta teknik pengambilan keputusan saat pandemi Covid-19.
Kesepakatan pimpinan ini nantinya akan menjadi bagian dari tata tertib baru DPRD di era pandemi Covid-19.
“Rapat di DPRD juga kalau tren dan angka Covid-19 di Matim terus bertambah, maka rapat dilakukan secara virtual,” kata Heremias, Kamis sore.
Meski begitu, menurut dia rapat virtual nanti khusus rapat paripurna yang tidak berhubungan dengan pengambilan keputusan.
“Tetapi rapat paripurna pengambilan keputusan mekanisme rapatnya akan berubah walaupun tetap terbuka untuk umum, tetapi aspek kehadiran fisik di ruang rapat harus dibatasi untuk mengurangi mobilitas, dan transfer virus saat rapat,” kata politisi PAN itu.
Sementara itu, anggota DPRD Salesius Medi tidak terima namanya disebutkan sebagai salah satu pihak yang positif Covid-19 berdasarkan swab rapid antigen. Ia bahkan menuduh rapid antigen sebagai bisnis Dinas Kesehatan.
“Berita ini yang bodok (bodoh) orang tuh belum positif, masih tes itu apa namanya itu rapid test kecuali sudah swab baru bilang positif. Saya sehat-sehat kok. Jangan sampai Dinas Kesehatan juga mau bisnis ini Covid-19 ini. Berita yang jelas begitu kah,” katanya.
Ia lalu meminta Vox NTT untuk wawancara Dinas Kesehatan atau Satgas Covid-19 Manggarai Timur sebelum melansir berita. Padahal, yang diberitakan Vox NTT bersumber dari Jubir Satgas Covid-19 Manggarai Timur.
“Kecuali kalau sudah hasil swab bukan hasil rapid test yang seperti tadi itu seolah-olah kita sudah positif gitu loh. Jadi memuat berita itu konfirmasi dulu dengan Dinas Kesehatan, Gugus Covid-19 itu, harus tahu persis itu yang positif itu seperti apa dengan yang kreatif gitu loh sehingga muat berita juga jangan bodok seperti pak ketua gitu,” katanya sambil marah-marah.
Dilansir Halodoc.com, rapid test antigen merupakan proses untuk mendeteksi antigen atau protein yang dapat membentuk badan virus penyebab Covid-19.
Rapid test antigen ini memang unik. Berbeda dengan rapid test pada umumnya yang mendeteksi antibodi atau jejak respons imun, jenis tes ini mendeteksi antigen yang merupakan protein yang disandi oleh genetik virusnya sendiri. Karenanya, hasilnya lebih mirip tes PCR. Pengambilan sampelnya pun mirip PCR, yakni menggunakan swab hidung atau tenggorokan.
“Tes antigen itu kan langsung virusnya yang dicari. Jadi lebih tepat positif atau negatif. Sama seperti PCR, kalau PCR kan deteksi materi genetik si virus jadi bukan bayangannya (antibodi),” jelas pakar biologi molekuler Ahmad Rusdan Handoyo Utomo, Kamis (24/12/2020), dilansir detikhealth.
Vox NTT