Kefamenanu, Vox NTT- Sejumlah item proyek yang dikerjakan menggunakan Dana Desa di Desa Botof, Kecamatan Insana, Kabupaten TTU sejak tahun anggaran 2016-2019 saat ini terkesan dibiarkan terbengkalai.
Proyek tersebut yakni pembangunan satu (1) unit gedung PAUD tahun anggaran 2016, tembok penahan jalan, saluran, deker dan crossway yang dikerjakan tahun 2018 dengan anggaran senilai Rp390 juta, serta gedung aula serba guna yang dikerjakan tahun 2019 senilai total Rp401 juta.
Data lain yang berhasil dihimpun VoxNtt.com, pada tahun anggaran 2017 juga sudah direncanakan untuk pembangunan satu (1) unit sumur bor senilai Rp600 juta. Namun sayangnya, hingga saat ini proyek tersebut tidak kunjung dilaksanakan oleh Pemerintah Desa Botof di bawah pimpinan Primus Neno Olin.
Pantauan VoxNtt.com di Desa Botof, Selasa (26/01/2021), tampak gedung PAUD hingga saat ini belum juga dituntaskan. Pintu, jendela, serta keramik pada lantai belum dipasang.
Selain itu terlihat tumpukan material di antaranya semen, besi beton, pasir, batu, batako, koseng pintu dan jendela tampak dibiarkan tersimpan di dalam lopo di samping kantor Desa Botof.
Semen puluhan sak tersebut tampak sudah mulai membatu.
Informasi yang berhasil dihimpun dari sejumlah warga, material tersebut sudah diturunkan oleh supplier untuk pembangunan aula serba guna sejak bulan Juli tahun 2020 lalu. Namun sayangnya Pemdes Botof, hingga saat ini tidak kunjung melaksanakan pembangunan gedung itu.
Selain itu, di sepanjang jalan dusun yang terletak di samping kantor desa juga terlihat puluhan tumpukan pasir dan batu. Bahkan juga terlihat bekas galian tembok penahan serta saluran di kiri dan kanan jalan.
Kemudian, terlihat juga bekas galian di tengah jalan untuk pembangunan deker dan crossway.
Akibat galian di tengah jalan yang tidak kunjung dikerjakan, jalan tersebut hingga saat ini tidak bisa dimanfaatkan oleh pengendara, baik mobil maupun sepeda motor.
Kepala Desa Botof Primus Neno Olin saat dikonfirmasi wartawan di kediamannya membenarkan adanya sejumlah item pekerjaan yang menggunakan Dana Desa masih belum terurus.
Kades Primus menjelaskan, untuk pembangunan gedung PAUD hingga saat ini mandek dan tidak dilanjutkan lantaran keramik yang disediakan oleh supplier tidak sesuai dengan ukuran yang tertuang dalam RAB. Sehingga pihaknya terpaksa menunda pekerjaan tersebut.
“Pintu dan jendela sudah ada tersimpan di kantor desa, waktu itu kendalanya itu di kualitas barang dan tukang,” tuturnya.
Kades Primus menambahkan, untuk gedung aula serba guna, material sudah diturunkan sejak akhir bulan Juli tahun 2020 lalu. Namun lantaran banyaknya aktivitas masyarakat, hingga kini belum sempat dikerjakan.
“Kami sudah rencana hari Selasa depan (02/02/2021), mulai dengan pengerjaan, tadi malam kami sudah rapat dengan kelompok kerja mereka,” tuturnya.
Sementara untuk tembok penahan, saluran, crossway dan deker, Kades Primus mengakui hingga saat ini baru dilakukan penggalian, serta penurunan material pasir dan batu.
Sementara untuk besi beton dan semen belum disediakan oleh supplier.
Menurutnya, dalam rapat bersama kelompok kerja yang digelar Senin (25/01/2021), juga sudah disepakati akan dilanjutkan item pekerjaan tersebut pekan depan.
“Untuk batu pasir sudah dibayar, sementara untuk bahan pabrikasi berupa semen dan besi beton belum dibayarkan,” jelas Kades Botof periode 2015-2021 itu.
Kades Primus juga mengakui pada tahun 2017 lalu pihaknya sudah berencana membangun satu (1) unit sumur bor dengan total anggaran sebesar Rp600 juta.
Awalnya, kades Primus mengaku, pihaknya sudah menentukan titik tempat pengeboran sumur. Namun lantaran adanya perubahan harga, sehingga proses pengerjaan tidak dilanjutkan.
Ia mengaku beberapa waktu lalu pihaknya sudah merencanakan untuk menggelar musyawarah di tingkat desa agar dana tersebut dialihkan penggunaannya untuk item kegiatan lain.
“Kami ada rencana untuk gelar rapat supaya kalau bisa kita rubah kegiatan,” ujarnya.
Penulis: Eman Tabean
Editor: Ardy Abba