Borong, Vox NTT- Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19 sedang menyerang dunia. Indonesia pun tidak ketinggalan. Sudah sejak Maret 2020 lalu virus Corona telah mewabah di tanah air.
Sejak itu, berbagai upaya penanggulangan dilakukan pemerintah untuk meredam dampak dari pandemi Covid-19 di berbagai sektor.
Hampir seluruh sektor terdampak, tidak hanya kesehatan. Sektor ekonomi juga mengalami dampak serius akibat pandemi virus Corona.
Pembatasan aktivitas masyarakat berpengaruh pada aktivitas bisnis yang kemudian berimbas pada perekonomian.
Di pasar Borong, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, para pedagang mulai mengeluh pendapatan merosot akibat wabah Covid-19.
Terpantau, Sabtu (30/01/2021), pasar ini memang tampak sepi pembeli. Aktivitas ramai yang seperti sebelumnya, tampak perlahan hilang. Banyak warga yang terpaksa mengurung diri di rumah karena takut akan penularan Covid-19.
Akibat sepi pembeli, pedagang di pasar Borong pun mengeluh pendapatan mulai merosot. Salah satu di antaranya, Frederich Charlo (26).
Pedagang pakaian itu mengaku kesal dengan wabah Covid-19 yang tidak kunjung hilang.
Ia berkisah sudah menjadi penjual pakaian sejak tahun 2016 lalu. Sejak saat itu hingga beberapa tahun setelahnya, kata dia, kondisi pasar Borong sangat ramai.
“Kondisi pasar saat itu beda dengan sekarang. Terhitung sejak tahun 2016 hingga 2019 awal, pasar Inpres Borong sangat ramai pengunjung. Dalam sehari rata-rata pemasukan Rp500.000 dan itu pun kalau hari biasa,” kisah Edy, demikian ia akrab disapa.
Pasar Borong ramai menurut dia, pada hari Senin dan Selasa, terutama di lapak dagangannya. Apalagi menjelang perayaan Natal, Tahun Baru, Valentine, dan Paskah.
Bahkan Edy pun bisa mengorder barang setiap hari lantaran cepat habis diserbu pembeli.
“Kalau pada saat musimnya, sangat ramai dikunjungi pembeli, apalagi masuk tahun ajaran seperti anak sekolah baru. Omset kami sangat besar setiap hari,” terang Edy.
Namun selama badai pandemi ini, lanjut dia, para pedagang di Pasar Inpres Borong tidak mendapatkan hasil yang pasti dan kadang dalam satu hari tidak ada pembeli.
Kondisi ini membuat Edy jenuh. Meski begitu, ia mengaku tetap pasrah dengan keadaan dan pekerjaannya.
Sepinya pasar Borong juga diakui Iren Antus, salah satu pengunjung. Menurut dia, banyak orang tidak ke pasar lantaran takut dengan penularan Covid-19.
“Saya juga datang ke sini dengan penuh rasa takut, virus ini tidak hilang-hilang,” katanya.
Penulis: Filmon Hasrin
Editor: Ardy Abba