Tuhan Sang Perantau
Tuhan, Sang Perantau
Mengais rezeki di negeri antah berantah.
Membawa luka yang menggenang,
terpuruk jauh dari asalnya.
//
Tuhan sang Perantau tak lagi mati di kayu salib.
Dalam sebuah peti mati, Ia dikirim pulang
Ke kampung halaman.
//
Tuhan Sang Perantau.
Di kampung halaman-Nya sekali pun
Ia dianggap orang asing
Surat untuk Anastasia
Lekaslah pulang Ibu,
Rumah teramat lengang.
Asap di dapur tak lagi mengepul.
Tinggal sunyi menyembul-nyebul isi kepala dan juga hati.
Kami sudah teramat jauh,
Terbang mencari fajar yang kau titipkan di beranda sepi.
Sesekali berkabarlah kepada ayah.
Dia lebih setia menunggumu dengan segala teduh
Dan tatapan yang masih melompong kosong.
Ibu lekaslah pulang. Kami merindukanmu.
?
Berapa jarak antara hidup dan mati?
Cahaya-cahaya berpendar di limit waktu yang sisa.
Sunyi masih ke mana,
Semesta masih belantara.
Tuhan ini taqwa paling menarik.