*Cerpen
Oleh: Aken Ruing
Antara hati dan perasaan yang tak enggan berpisah, antara cinta yang tulus dan cinta yang lebih abadi dari sekedar cinta biasa. Cinta tak hanya persoalan saling memandang satu sama lain, namun lebih dalam dari itu, bersama – sama, berjalan ke arah yang sama.
Malam berkelebat tanpa bintang berkilau. Angin begitu teduh seakan membawa pesan tersirat yang sulit kumengerti dengan bahasa cinta hati kecilku.
Seakan malam ini begitu berbeda. Langit begitu gelap. Angin pun seakan tidak mau bersahabat seperti ada yang salah di antara mereka. Mungkin saja mereka tidak ingin akur atau saja ada masalah di antara mereka berdua sehingga langit begitu gelap. Angin bertiup begitu kencang.
Tapi pikirku dalam hati mengapa terjadi begitu? Bukankah mereka sedang memadukan rasa agar bisa menyatu, setidaknya akan turun hujan.
Ahhhh… tapi mengapa orang – orang begitu kelihatan biasa – biasa saja. Mengapa kalau alam tidak bersahabat ada orang – orang masih berkeliaran di jalanan? Mereka menikmati malam yang saduh tidak bersahabat ini.
Seakan mereka begitu menikmati teduhnya malam ini, tanpa ada hiasan rembulan dan bintang yang menghiasi langit. Tidak seperti malam – malam sebelumnya, ketika aku duduk di depan teras kamar kostku selalu memandang indahnya malam yang berkolaborasi di atas angkasa. Yang selalu menemani ruang imajinasiku untuk merenung dan merefleksi perjalanan hidupku. Ketika malam ditemani cahanya bulan dan cahayanya bintang yang bertaburan di langit.
Terlihat dari jauh dari depan teras kamar kostku terlihat sepasang kekasih yang sedang bertemu di bawah temaram lampu jalan yang seakan juga menemani perbincangan mereka.
Aku mencoba berpikir apa yang mereka bicarakan di sana. Mungkin semacam saja kata rindu atau sekadar melepas kangen saja di antara mereka berdua. Karena kelihatan mereka begitu bahagia. Raut wajah mereka masing – masing tanpa ada kata kobohongan. Mereka saling memandang penuh kasih sayang.
Membuat aku bertanya – tanya dalam hati kecilku mengapa mereka begitu saling mencintai tanpa ada kebencian atau masalah. Mereka begitu akrab walau langit tidak bersahabat. Seakan air mata dari langit mau menetes ke bumi.
Malam semakin berlalu. Langit semakin gelap seakan asyik menyaksikan sepasang kekasih melepas rindu.
Kedua kekasih itu saling memandang sambil berpegang tangan. Mungkin dalam pikiranku di antara mereka berdua ada yang mau pergi atau sebuah kata perpisahan antara cowo dan cewe itu, sehingga kelihatannya wanita itu meneteskan air mata. Berkali – kali cowo itu menyeka pipinya menggunakan kedua tangannya. Seakan ada yang salah dari ucapan cowo itu, sehingga wanita itu meneteskan air matanya.
Terdengar dari jauh suara mereka terbawa angin, sehingga apa yang mereka bicarakan barusan tadi bisa terdengar sampai di telingaku. Walau samar – samar kedengarannya di telingaku, tapi setidaknya aku dapat mengerti dari semua kata – kata yang mereka perbincangkan sedari tadi, membuat aku begitu penasaran dan setia memperhatikan sekanario kisah cinta mereka di bawah lampu jalan yang menerangi keduanya.
Sambil cowo itu berkata, “kalau kamu benar – benar mencintaiku jangan meneteskan air mata, jika kamu benar – benar sayang ke mana pun aku pergi cinta dan rasa perasaan ini tidak akan terganti untukmu karena cinta ini abadi untuk Dia yang selama ini juga aku rahasiakan dari kamu.”
Jawab cewe itu “Kalau kamu juga benar – benar setia dan cinta bersama DIA kekasih jiwamu itu kenapa dari dulu engkau membuat aku merasa nyaman berada di sampingmu sehingga aku menjadi begitu mencintaimu sejak awal perkenalan kita. Aku mencintaimu? Sedangkan kamu tidak. Memang kau yakin mencintai DIA kekasih jiwamu itu?, tunjukkan bahwa kamu tidak akan berhenti kelak suatu saat di pertengahan jika hatimu merasa beban dan putus asa teruslah belangkah dan berjalan bersama DIA. Jangan sesekali mengecewakan DIA sama sepertiku yang awalnya begitu setia dan romantis dan berahkir dengan penyesalan dan kecewa. Yakinkanlah hatimu agar tetap bertahan dalam satu cinta yaitu cinta abadimu bersama DIA. Semoga kelak aku bahagia juga bersama pilihanmu itu. Aku sedikit kecewa denganmu, tapi itu keputusanmu, aku hanya bisa berdoa agar cintaku dan cintamu saling dikuatkan.
Cowo memeluk sembari meyakinkan kekasihnya sambil berkata “Alur dapat diubah sayang tidak selamanya mencinta dan dicintai perjalanan cinta kita sampai pada pelaminan. DIA kekasih jiwaku lebih kuat memanggilku. Lagipula kau tidak akan rugi jika mencintaiku. Cintaku ini gratis, tapi tidak hanya untukmu tapi cintaku ini untuk semua orang yang lebih aku cintai.
Sembari mengarahkan wajahnya pada wajah kekasihnya dan mencium keningnya sekilas. Ciuman yang penuh kelembutan.
Malam seakan menjadi saksi antara sebuah perjalanan cinta mereka yang begitu mendalam. Seakan aku juga merasakan begitu terbawa oleh kisah cinta mereka.
Mengapa cinta begitu kuat? Gumamku dalam hati. Apakah benar cinta bisa mengalahkan semuanya. Bukankah cinta itu menyakitkan jika dikhianati oleh orang yang selama ini kita cintai dan percaya bahwa cinta yang kita berikan tidak akan dihianati olehnya.
Tapi mengapa masih ada orang yang kita percaya masih memberi harapan palsu dan tidak bertanggung jawab atas cinta.
Pasti terasa akan sakit, jika cinta yang selama dijalani begitu serius, saling percaya dan menguatkan.
Bukankah cinta itu sendiri menguatkan? Tetapi mengapa ada pertemuan lalu berakhir dengan perpisahan yang selalu berujung penyesalan.
Angin berlahan – lahan redah seakan mengerti perasaan langit yang tidak lama lagi pasti gerimis kecil akan turun membasahi bumi.
Butiran air jatuh perlahan membasahi tubuh kedua pasangan kekasih itu. Dari jauh aku melihat dari sudut kamarku cowo itu bergegas menarik tangan kekasihnya dan memeluk dengan penuh perasaan. Seakan ia tidak ingin melihat kekasihnya itu merasakan kedinginan walaupun masih terlihat rasa pisimis dari raut wajah kekasihnya, seakan ia tidak mau dipeluk.
“Now and forever I still love you honey” ucap cowo itu yang membuat kekasihnya melayang terbawa cinta hingga menjatuhkan air mata.
Mee too… my honey… bisik kekasihnya. Now and forever… I’ll always love you. In other life, I will be girl sister and soulmate… Forever we are one in Christ Jesus.
Jauh waktu berputar aku pun mulai merasakan yang namanya jatuh cinta padamu…
Caramu mencintaiku membuatku benar – benar merasakan kehangatan cinta itu, membuatku tegar dan kuat menjalani hidupku, membuatku bangkit kembali dari masalaluku.
Kamu membuat berubah… membuatku percaya diri dan membuatku semakin mengerti apa itu mencintai. Dan belajar bahwa “cinta itu tidak selamanya milikku”.
“Terima kasih,” aku sangat beruntung bisa mengenalimu yang selalu menguatkanku dalam setiap masalahku,” ucap cowo itu sembari mengelus rambut kekasihnya.
Tidak usah menunjukan wajah seperti itu… tentu saja aku tahu, bukankah aku sering membuat merasa kecewa dan sedih kalau berada di sampingku. Aku sadar dan minta maaf mungkin ini jalan yang terbaik agar kita bisa saling merindu dan saling mencintai lewat kata, jarak, dan lewat doa yang menyatukan kita.
Aku tau luka pasti akan terus membekas dihatimu. Seandainya sejak awal aku tidak mencintaimu dan mengatakan hal ini sejak dulu, pasti kejadiannya tidak akan seperti ini!!
“Aku mengerti, aku bisa menerimanya,” ucap cewe sembari tersenyum pada kekasihnya. Seakan senyumnya dapat mengalirkan kekuatan untuk kekasihnya itu.
Pergilah dan kejarilah keinginanmu selagi aku masih melihat mu bahagia kelak.
Jemari cowo itu mengambil sepasang kalung Rosario dari saku celananya dan mengenakan di leher sebagai ajimat agar mereka tetap saling mendoakan.
Dan akan tetap seperti itu. Tidak akan ada yang saling melupakan diantara kita. Walaupun sekarang aku mengkhianati cintamu masih ada banyak waktu untuk memperbaiki itu semua.
“Maafkan aku harus pergi,” ujar cewe akhirnya.
Profil penulis:
Yoakim Lango Ruing lahir di Lerahinga – Lembata NTT pada 26 Juli 1996. Kini berdomisili di Kota Lewoleba, NTT. Aken Ruing adalah nama pena, dikenal sebagai seorang yang puitis. Menulis menjadi cita-citanya karena dengan menulis, Yoakim Lango Ruing bisa lepas dari penderitaannya.