Kefamenanu, Vox NTT-Sebagian petani yang menanam padi di areal persawahan Oekui, Desa Maurisu Utara, Kecamatan Bikomi Selatan, Kabupaten TTU terpaksa harus menelan pil pahit tahun ini.
Pasalnya, sebagian areal persawahan yang tepat berada di pinggir kali Noemuti itu luluh lantak diterjang banjir, Kamis (01/04/2021).
Pantauan VoxNtt.com, Jumat (02/04/2021), setelah diterjang banjir pada Kamis malam, areal persawahan seluas kurang lebih 5 hektare di Oekui dipenuhi pasir dan batu.
Akibatnya, sebagian padi tertutup pasir dan batu.
Selain itu, areal persawahan Oekui
juga tampak dipenuhi bekas batang pohon dan sisa sampah lainnya.
Sementara pematang sawah lainnya yang tidak tertimbun batu dan pasir serta pohon terlihat batang padi sudah rata disapu banjir.
Saat media ini mengunjungi lokasi Oekui memang tidak turun hujan. Meski begitu, banjir di kali yang lebarnya hingga puluhan meter tersebut masih terus “mengamuk”, bahkan naik sampai setinggi dada orang dewasa.
Alfons Sanak salah satu petani pemilik lahan di lokasi persawahan Oekui kepada VoxNtt.com mengaku hujan di lokasi tersebut mulai membesar sejak Kamis sore hingga malam.
Hujan di bagian hulu kali (daerah Noemuti dan sekitarnya) lebat sejak siang hari, sehingga pada Kamis malam banjir membesar dan menerjang sawah milik Alfons.
Akibat terjangan banjir, kata dia, saat ini sawah miliknya seluas kurang lebih satu hektare tertutup timbunan pasir dan batu. Sementara areal lainnya saat ini padi sudah rata tersapu banjir.
“Ini padi sudah tanam satu bulan, ini sudah pasti gagal panen karena pasir sudah timbun semua padi ini,” tuturnya.
Terpisah, Yakobus Lake petani lainnya mengaku sawah miliknya yang tertutup pasir sebanyak 58 are.
Akibatnya padi yang baru ditanam satu bulan lalu itu dipastikan gagal panen.
Yakobus mengaku sudah mengolah sawah di Oekui sejak tahun 1980-an. Meski begitu, kejadian banjir baru terjadi tahun 2021 ini.
Sebelumnya banjir juga mengikis tanah di areal persawahan Oekui.
Ia pun berharap Pemerintah Kabupaten TTU dapat memperhatikan kondisi itu dengan membangun tembok penahan. Tembok penahan penting agar ke depannya kejadian tersebut tidak terulang lagi.
“Baru tahun ini banjir sampai begini, kalau setiap tahun begini pasti kami tidak akan berani untuk tanam di pinggir kali begini,” ujarnya.
Penulis: Eman Tabean
Editor: Ardy Abba