*Puisi
Oleh: Fritz Yofrilolis
Getzemani telah lelap, ditinggalkan
Air mata rupa darah berarak menuju Golgota
Duka luka sebab cemeti bercampur air mata wanita-wanita yang menangis
“Pedih”
***
Golgota nampak tunduk
Hening
Tiga jam tanpa mata
Tiga jam tanpa congkak
Kenisah terkoyak tepat saat bumi menjadi buta
Yusuf entah kemana, sudah meninggal atau telah meninggalkan?
Tak ada kabar saat Putra butuh salib yang lebih asri
‘Bukankah ia tukang kayu?’
‘Mengapa tak jadi tukang penggali kubur saja? Toh Anaknya tak mungkin sampai meminjam kubur kosong. Ataukah ia sendiri yang diam-diam menggali kubur kosong itu? Entahlah. Tak ada yang peduli. Ayah selalu pandai menyimpan luka.’
***
Dunia orang mati menyesalkan kedatangan yang terlambat
“Anda terlambat satu hari saja Tuhan. Seandainya tepat, kemarin mungkin tak ada penyaliban”
“Berkemas lah. Aku menjemputmu. Esok kita bergegas. Belum terlambat. Pas.” Tuhan menjawab.
“Pas kah Tuhan?”
Tuhan mengangguk.
Penulis adalah mahasiswa STFK Ledalero