Masihkah Ada Hati?
Bahagia di bukit tabor
dan pekik hosona
di kota Yerusalem
kini tinggal jejak suram
sunyi tanpa suara
Lantas dimanakah suaramu
Hai manusia?
Pedih menyayat
Bekas cemeti duri dan paku
Mengalir sakit ke seluruh tubuh
Dan selesai di bukit tenggorok
Masihkah ada hati?
Ilizwi Biclical Centre-Zimbabwe, 02/04/2021
Tunggu Yang Tak Pasti
Rindu membara
tiada angin kabar akan kisah itu
perginya adalah pulang yang ditunggu
dan kemarin adalah aku yang tertunda
esok hanyalah tunggu yang tak pasti.
Ilizwi Biclical Centre-Zimbabwe, 30/03/2021
Masihkah Ada Wajahmu?
Wajah itu bagian depan
bukan di belakang
bukan di samping
bukan juga dibalut
apalagi di gelap-gelapan
Itu bukanlah wajah.
Wajah itu hadir tanpa gores palsu
pancarkan indah dari dalam
tanpa tutup aura
terbuka dan lupa tertutup
Itulah hahekat cinta
teduh memeluk dalam hening
bahkan gelap pun sirna
oleh kesahajaannya.
Bukalah gerbangmu bagiku
wajahmu gerbangku menjumpaimu
Wajahmu kucari dan surga kutemukan
Wajah polos berbahasa hati
Melampaui samudra dan cakrawala
tembus sekat egois dan hasrat diri
pantul indah
dambaan hati pencinta
mencinta tanpa henti
Masihkah ada wajahmu?
Ilizwi Biclical Centre-Zimbabwe, 30/03/2021.
Sesilia
Sesilia bulan ini datang lagi
dan engkau minta
aku menyapamu Sesilia
aku menyapamu demikian
hatimu berbunga
Aku ingin memetik namun jemariku tak menggapai
Mau bilang apa lagi
Sesilia
itulah nama yang indah
muncul bersama purnama
membekas dan abadi
nama itu menggoreskan kelopak di hatimu
memeluk matahari enggan,
mimpi pun tak mempan
Lantas apakah?
Hanyalah kasih dan bahagia
karena Sesilia masih ada.
Ilizwi Biclical Centre-Zimbabwe, 29/03/2021
Sunyi Yang Paling Sunyi
Raja masuk kota bernama hati
disambut pekik sorak-sorai
disanjung dan dipuja
tanggalkan selimut di badan bentang
di jalanan
agar diinjak oleh sang Raja
Dia itu raja dari segala raja
tidak bungkus palsu untuk melepas nikmat
Ia lemah lembut dan rendah hati
Di gerbang kota hati itu
nampak nuansa percikan meleleh
manusia saling merayu
untuk menggapai bahagia
ternyata itu hampa
memanja mata dan hati
hanya sesaat
selanjutnya pedih tak tertahankan
Ah dimanakah janji, “aku tak kan pernah meninggalkanmu?”
Aku guru sahabat ziarahmu
dan engkau setia bersamaku
namun segalanya sirna
bersama gaung nikmat hari ini
aku tertinggal
dalam sunyi yang paling sunyi.
Ilizwi Biclical Centre-Zimbabwe, 28/03/2021.
Yohanes Mau adalah salah satu penulis buku Antologi Puisi, “Seruling Sunyi Untuk Mama Bumi.” Kini ia sedang bertualang di Zimbabwe-Afrika.