Betun, Vox NTT- Ribuan warga di Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur menjadi korban banjir. Terdata sementara, sebanyak lima orang korban banjir meninggal dunia.
Sedangkan ribuan lainnya dievakuasi ke posko pengungsian di Kota Betun, ibu kota Kabupaten Malaka.
Banjir bandang yang menerjang Kabupaten Malaka selama sepekan lebih itu memporakporandakan rumah masyarakat setempat hingga Senin (05/04/2021).
Ribuan warga yang dievakuasi itu berasal dari empat kecamatan, yakni Kecamatan Malaka Tengah, Malaka Barat, Weliman dan Wewiku.
Sementara lima orang yang meninggal dunia berasal dari tiga kecamatan, yakni Kecamatan Malaka Tengah, Malaka Timur dan Botin Leobele.
Korban yang meninggal dunia di Kecamatan Malaka Tengah adalah seorang laki-laki berusia ±50 tahun. Dia diduga meninggal dunia akibat kedinginan.
Informasi yang dihimpun VoxNtt.com, sebelum banjir korban sudah menderita sakit. Sedangkan empat orang lainnya (2 laki-laki termasuk anak kecil dan 2 perempuan) merupakan korban akibat terbawa banjir.
Sebagai tindakan tanggap darurat, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malaka menyiapkan tempat pengungsian di beberapa sekolah di Betun, yakni SMPK Sabar Subur, SDK 1 Betun, SDK 2 Betun, SD GMIT Betun dan Aula Gereja Katolik Dekenat Malaka.
Kapolres Malaka AKBP Albert Neno saat ditemui awak media di sela-sela kesibukannya bersama anggota mengevakuasi warga korban banjir mengungkapkan banyak kendala saat proses evakuasi.
“Kendala evakuasi banyak, tapi hari ini ada kemudahan. Kemarin kondisi air terlalu deras, anggota tidak bisa tembus. Beberapa sarana digunakan tapi tidak bisa tembus,” kata Kapolres Albert.
Menurut Kapolres Albert, proses evakuasi efektif di siang hari, karena malam gelap. Sehingga pihaknya bersama personel TNI serta relawan lainnya berupaya semaksimal mungkin untuk mengevakuasi korban.
“Tadi malam beberapa sarana evakuasi, yakni traktor dan speed boad didatangkan dari Kabupaten Belu. Tapi, tadi malam kesulitan evakuasi pakai traktor karena arus air terlalu kencang. Jadi, traktor masuk sampai tengah mesinnya selalu mati,” bebernya.
Namun sejak pagi kemarin Senin (05/04) hingga hari ini Selasa (06/04) ada belasan traktor yang sudah bisa digunakan untuk proses evakuasi warga yang berada di pelosok desa atau jauh dari jalan umum.
“Saat ini sudah dimudahkan karena air sudah mulai turun sehingga mobil truk juga sudah bisa masuk. Sedangkan yang jauh dari jalan umum dievakuasi pakai traktor,” ucap Kapolres Albert
Ia menegaskan, saat ini pihaknya memprioritaskan makan minum untuk para korban. Sebab, sudah dua hari warga yang terjebak banjir kelaparan.
Kapolres Albert sendiri tetap siaga di lokasi. Dia juga terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk mengevakuasi hewan yang mati di pinggir jalan. Sebab, apabila tidak dievakuasi akan membusuk dan mengganggu proses evakuasi.
Kapolres Albert pun mengharapkan pemerintah daerah menyiapkan tempat-tempat yang bisa menampung warga agar bisa berteduh dan beristirahat.
Penulis: Frido Umrisu Raebesi
Editor: Ardy Abba