Ruteng, Vox NTT-Suasana masih pagi. Donatus Darus (60) masih berada di dapur rumahnya. Minggu (04/04/2021), hujan lebat dan angin kencang menguyur rumahnya. Perasaan Donatus dirundung ketakutan. Ia takut kalau sampai rumah yang menjadi tempat perlindungannya roboh dihantam angin kencang.
Beberapa detik kemudian, saat jarum jam menunjukan pukul 07.00 Wita, angin kencang terus menghantam rumahnya. Tidak kuat menahan terpaan angin, sebagian besar seng di bagian depan rumahnya terlepas hingga terangkat ke udara.
Tidak hanya di bagian depan, seng di samping kiri rumahnya itu juga ikut terangkat angin kencang. Ketakutan Donatus pun akhirnya terwujud.
Sejak saat itu, air hujan terus masuk memenuhi rumah Donatus. Akibatnya, ayah enam orang anak itu harus rela mengangkat dan memindahkan seluruh isi rumahnya. Ia kemudian membuat sekat di dapur sebagai tempat bagi dirinya bersama istri serta anak-anak untuk tidur. Pakaian mereka pun juga diangkat dan ditempatkan di dapur tersebut.
Walau tidak memungkinkan untuk dihuni oleh empat orang, tempat itu merupakan satu-satunya tempat yang harus dipilih Donatus. Ia tidak sanggup membangun kembali rumahnya yang hancur itu. Bahkan untuk rehab saja, ia mengaku tidak memiliki uang.
Situasi itu dikemukakan Donatus saat VoxNtt.com menjumpainya di rumahnya pada Rabu (07/04/2021) pagi di Carep Kelurahan Laci Carep, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, Provinsi NTT.
Donatus adalah suami dari Margareta Mima (60). Sejak mereka mengarungi bahtera rumah tangga berdua, mereka dikaruniai enam orang anak. Empat di antaranya telah berkeluarga. Sedangkan dua orang masih menjadi tanggungan Donatus dan istrinya. Masing-masing berusia 16 dan 18 tahun.
Donatus mengisahkan, setelah rumahnya dihantam angin kencang, ada beberapa staf kelurahan yang menghampiri rumahnya itu lalu mendokumentasikan. Namun, ia sendiri tidak tahu untuk kepentingan apa rumahnya itu difoto. Ia berharap agar pemerintah membuka mata dan bersedia membantunya.
BACA JUGA: Anas Undik, Janda yang Bertahan Hidup di Tengah Gempuran Kemiskinan
“Kalau saja pemerintah tidak bersedia membantu maka saya pasti tidak bisa membangun kembali rumah ini. Saya memang memiliki niat untuk perbaikan namun karena keterbatasan uang niat itu terpaksa saya kurung,” aku Donatus.
Di kesempatan berbeda, Lurah Laci Carep Paul Gani mengatakan, pihaknya telah mengirim surat kepada Pemerintah Daerah Manggarai melalui Dinas Penanggulangan Bencana Daerah (DPBD) untuk meminta bantuan terhadap keluarga tersebut.
“Kami sudah data semua rumah yang diterpa angin beberapa hari yang lalu termasuk Donatus Daur. Dari kelurahan memang tidak ada anggaran untuk tanggap darurat itu tetapi kami sudah kirim surat ke Dinas Penanggulan Bencana Daerah Kabupaten Manggarai untuk menyikapi atas bencana yang terjadi di Kelurahan Laci Carep,” tutupnya.
Penulis: Igen Padur
Editor: Ardy Abba