Kupang, Vox NTT- PLN NTT telah berhasil menyalakan kembali seluruh kelistrikan terdampak pada enam kabupaten dan kota di provinsi itu.
Keenam kabupaten itu, yakni Kabupaten Manggarai, Manggarai Timur, Sumba Barat, Sumba Barat Daya, Sikka dan Flores Timur.
Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara PLN, Syamsul Huda memimpin secara langsung jalannya proses pemulihan kelistrikan di Provinsi NTT.
“Saya melihat langsung progres luar biasa yang dilakukan rekan-rekan PLN di lapangan, sampai dengan Jumat (9/4) kemarin, kita telah berhasil memulihkan 100 persen sistem kelistrikan di enam kota dan kabupaten di NTT,” terang Syamsul dalam rilis yang diterima VoxNtt.com, Sabtu (10/04/2021) siang.
Menurut dia, jumlah ini ditargetkan akan terus meningkat seiring adanya tambahan personel dari PLN Group yang datang ke NTT untuk membantu dalam pemulihan listrik.
Ini artinya, demikian Syamsul, sebanyak 327 unit gardu distribusi yang sebelumnya terdampak bencana pada enam kabupaten tersebut, kini telah beroperasi kembali. Sehingga 41.850 pelanggan kembali dapat menikmati listrik PLN.
Sementara itu untuk update recovery secara keseluruhan di NTT terhitung pada Sabtu (10/04) pukul 12.00 Wita, PLN berhasil menyalakan kembali 1.578 gardu dan 251.699 pelanggan kembali menikmati aliran listrik.
Untuk mempercepat proses pemulihan listrik di NTT, PLN Group telah mengerahkan sebanyak 723 personel.
Sebanyak 163 personel di antaranya berasal dari luar wilayah NTT. Mereka berasal dari Maluku, Makassar, Papua Barat, Jawa Timur, Bali, dan NTB. Direncanakan akan datang lagi dari Jawa Tengah, Banten, Jawa Barat dan Jakarta.
Syamsul mengatakan, kendala yang dihadapi PLN saat ini yakni adanya kerusakan pada salah satu tower transmisi 70 KV di section Maulafa – Naibonat akibat longsor.
Tower ini, kata dia, merupakan tulang punggung untuk menyalurkan aliran listrik ke Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, dan Belu.
Menurutnya, proses pemulihan akan terus dilakukan dengan mengutamakan keselamatan warga.
Penulis: Ronis Natom
Editor: Ardy Abba