Memeluk Surga
Sakit dan pedih itu tidak abadi
Tangis air mata
Keringat dan tetes darah sudah kering
Beban berat itu telah selesai
Di bukit ini ada secercah cahaya
Itulah cahaya hidup
Cahaya kemenangan
Tiada lagi pedih menyayat
Yang ada di sini hanyalah kemenangan
Tiada lagi kalah
Kalah itu kemarin yang pergi
Dan kemarin itu tidak kan kembali lagi
Kemarin hanyut dalam cahaya kemenangan
Bercahaya agar tak hanyut oleh indah hari ini.
Sakit dan pedih hanyalah cara terindah menuju puncak
Cahaya dari bukit itu adalah bahagia yang tak lekang oleh ruang dan waktu
Mari bersakit cinta agar memeluk surga
Di sini hanya ada menang.
Ilizwi Biclical Centre-Zimbabwe, 04/04/2021
Hapuslah Air Mata Negeriku
Badai angin hujan merintihkan
Memenjarahkan lara
Hingga ratap tangis enggan pergi
Kini aku ada
Antara pilih dan memilih
Yang setia membalut
Dengan ayat-ayat mazmur
Di senja yang lenggang
Tuhan peluklah erat
Dan hapus air mata negeriku.
Ilizwi Biclical Centre-Zimbabwe, 06/04/2021
Jalan Sunyi
Hampa tanpamu
Tanpa dia dan mereka
Memeluk pun enggan
Aku hanya berteman angin
Di tengah semesta
Badai melanda
Tiada kasihan
Di sini aku masih berteman sepi
Dan hampa tanpamu itu
Kepingan sisa ratapan senja kemarin
melepas lara
Bersama kedua murid
di jalan sunyi Emaus.
Ilizwi Biclical Centre-Zimbabwe, 08/04/2021
Buku Cinta
Kasih terulur di sepanjang jalanan
Menjamah sejuk pada panas siang
Mencair dalam beku
Hanyut bersama cinta
Ia hanyalah pejalan
yang setia di jalan
Kutak tahu sampai kapan
Saat itu tiba.
Aku ada di antara yang merintih
di jalanan itu
sedang merindu rumah
Rumah itu masih bernama
buku cinta
yang tidak selesai dibaca
di mimbar dan kelas-kelas sekolah
dan kampus
Buku cinta itu ada di jalanan
Resah dan rintihan
Itulah seruan minta tolong
agar buku cinta itu segera dibaca
hingga tuntas.
Ilizwi Biclical Centre-Zimbabwe, 08/04/2021
Bukalah Pintu Surga
Dari, oleh dan kepadaNya kami kembali
Gelap gulita menyelimuti
Menggema di tengah semesta
Tanpa kata kasih
Sembari bisikan cinta
Masihkah ada secercah cahaya
di tengah musibah ini?
Gelap tak berkurang
Hening malam hadir
berteman barisan cahaya lilin
kami berdiri di pintuMu
dan mengetuk, “Tuhan, kami datang karena suaraMu bukalah pintu surga bagi kami! ”
Ilizwi Biclical Centre-Zimbabwe, 09/04/2021.
Yohanes Mau adalah salah satu penulis buku Antologi Puisi, “Seruling Sunyi Untuk Mama Bumi.” Kini ia sedang bertualang di Zimbabwe-Afrika