Kupang, Vox NTT-Rosalia Widya Chandra (23) yang berasal dari Ende dan Putri Ramadani Un (23) dari Niki-Niki, SoE, jauh-jauh dari Palu, Sulawesi datang ke NTT untuk menjadi relawan PLN.
Kedatangan dua putri cantik usia muda ini untuk membantu PLN NTT dalam rangka memperbaiki listrik yang mengalami kerusakan akibat badai seroja, 4-5 April lalu.
Keduanya, diwawancarai VoxNtt.com Senin, 19 April siang di Kantor PT PLN wilayah NTT mengatakan, mereka tiba di Kupang bersama rombongan lainnya pada tanggal 08 April, 3 hari usai badai siklon tropis seroja yang melanda 16 Kabupaten/kota di NTT.
“Kami masuk tim relawan pembangunan tower emergency,” ujar Widy.
Dua kartini ini bertugas bersama 16 orang relawan dari Palu serta 9 orang dari Bima, NTB. Sejak pertama ditugaskan, mereka berusaha membangun tower darurat yang menjadi jalur utama listrik untuk Kabupaten Kupang, TTS, TTU dan Atambua.
Mereka mengaku, sangat kesulitan untuk mendistribusikan alat-alat karena medan yang terjal.
“Medannya sangat sulit sampai kami minta bantuan TNI dan masyarakat. Kami terimakasih untuk antusias masyarakat di sini,” kata Putri.
Sebagai seorang muslimah, Putri tetap menjalankan puasa meski tengah menjadi relawan untuk membangun tower setinggi 63 meter.
“Kebetulan saya puasa Medan yang ektrem. Untuk yang lain itu puji tuhan aman semua,” katanya.
Listrik pulih 93 %
General Manager PLN NTT, Agustinus Jatmiko mengatakan, Tower emergency sebagai jalur utama listrik di 4 Kabupaten di Timor selesai dibangun kemarin, (18/04) sore.
Hinggan berita ini diturunkan, sebanyak 3.686 gardu dari 4.002 gardu yang rusak sudah diperbaiki. Jika dipresentasikan sebanyak 92 % sudah pulih.
“Untuk tower permanen kita kerjasama dengan tim teknik dari Undana. Secara teknik bagaimana unsur tanah di lokasi. Kami merencanakan nanti tower dibangun dimana untuk yang permanen. Kemungkinan ada dua tower yang roboh. Kemungkinan nanti akan di bangun tiga permanen. Jalur permanen 70 KV kupang dan 4 Kabupaten lain. Kami sudah mengusulkan memperkuat tapak-tapak tower di lokasi berbahaya. Kami juga sudah realistis. Saat ini belum 100%. Kerusakan instalansi memang luar biasa,” ujarnya.
Penulis: Ronis Natom
Editor: Irvan K