Kupang, Vox NTT – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kupang Siqvrid Basoeki membantah telah melakukan penganiayaan terhadap Lurah Naikoten 1 Budi Imanuel Izaac pada Minggu (25/04/2021) malam.
Kepada wartawan, Senin (26/04/2021),
Siqvrid menegaskan tidak ada pemukulan atau penganiayaan yang dilakukannya kepada Lurah Naikoten 1 Budi Imanuel Izaac.
Ia menjelaskan, saat kejadian tersebut Lurah bersama pihak BPBD Kota Kupang dan jajaran Lurah setempat sedang melakukan proses validasi data terhadap rumah warga yang rusak akibat badai Seroja beberapa waktu lalu.
“Saya ini pada tanggal 5 itu ada kejadian dengan pak Lurah dengan masalah, kecil juga masalah sampah,” katanya.
Siqvrid mengatakan akibat badai banyak sampah yang menumpuk di berbagai tempat termasuk pada wilayah Kelurahan Naikoten 1.
Warga setempat mengadu terkait masalah sampah. Ia kemudian berusaha untuk berkomunikasi dengan Lurah setempat.
“Saya bilang, sabar dulu karena dinas kebersihan kota itu terbatas. Saat ini mungkin sedang dibersihkan di jalan utama, nanti akan diatasi di lingkungan ini. Tapi saat itu, ada warga bilang kalau pak Lurah yang suruh bakar saja sampah itu,” katanya.
Informasi pembakaran sampah tersebut, bagi Siqvrid, dikhawatirkan akan menyebar dan bisa membakar rumah yang ada di sekitarnya. Pasalnya, menurut dia, tumpukan sampah yang sangat tinggi dan banyak tentu tidak dimungkinkan untuk dilakukan pembakaran.
Bermodalkan informasi warga, Siqvrid kemudian menanyakan hal tersebut melalui sambungan telepon seluler ke Lurah Imanuel. Namun dari pembicaraan tersebut suara Lurah justru meruak dan menantang penyebar informasi pembakaran sampah tersebut.
“Jadi beta bel dia sebagai Lurah, pak Lurah katanya pak Lurah ada suruh untuk sampah ini dibakar ko? Ada masyarakat kasih tahu. Wuiihh, dia langsung spontanitas, siapa yang kasih tahu bakar itu sampah, siapa yang bilang bakar itu sampah, sudah, kasih tahu ko saya duel dengan dia,” katanya mengutip pernyataan Lurah.
Saat itu, kata Siqvrid, dirinya kemudian mematikan sambungan telepon untuk mencegah hal yang tidak diinginkan.
Masalah ini pun berlanjut hingga puncaknya pada Minggu 25 April 2021. Siqvrid kemudian menanyakan kepada Lurah Imanuel perihal masalah pada 5 April 2021 lalu.
“Pas itu, beta masih panggil dia, pak Lurah, tiga kali ko. Jadi beta tanya masalah sampah tanggal 5 itu. Pak Lurah kenapa itu waktu bilang mau bakar ini sampah dong, pada saat itu dia ambil dengan kurang, agak kasar saya juga manusia, emosi juga makanya ada dorong mendorong, posisi tidak sentuh dia juga,” katanya.
Kejadian yang tidak berlangsung lama itu, diakuinya merupakan sebuah kekhilafan. Selanjutnya dia kembali ke rumah.
Siqvrid pun kaget, ketika malam hari mengetahui peristiwa tersebut telah viral di media sosial bahkan berujung pada laporan ke pihak kepolisian.
Siqvrid yang mendapat kabar dari rekannya di partai, mengaku terkejut dan menyayangkan laporan yang menurutnya tidak sesuai dengan fakta tersebut.
“Saya diarahkan badan kehormatan ke Peradi, pak Herry karena ada kerja sama dengan mereka dan didampingi oleh mereka,” tandasnya.
Siqvrid juga mengungkapkan, bersama pengacaranya akan membuat laporan ke pihak kepolisian terkait dengan pencemaran nama baik tentang bukti laporan yang diviralkan di medsos.
Hal tersebut baginya sangat merugikan dan mengganggu dirinya sebagai seorang wakil rakyat.
“Dari fraksi arahkan kita untuk mediasi dulu, jadi masih pending laporan di polisi. Pak ketua komisi juga mau membantu mediasi secara kekeluargaan,” pungkasnya.
Baca di sini sebelumnya: Oknum Dewan Diduga Lakukan Penganiayaan, Puluhan Lurah dan RT “Kepung” DPRD Kota Kupang
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Ardy Abba