Kupang, VoxNtt.com-Felisianus Efrem Jelahut tampak begitu bersemangat bercerita kepada VoxNtt.com saat dihubungi, Rabu (05/05/2021) malam. Rupanya, Elfrem, demikian disapa, memang tengah gembira lantaran baru saja menyelesaikan studi magister di Universitas Padjajaran Bandung.
Kepada VoxNtt.com, Pria kelahiran Kupang 09 Juni 1994 itu, mengisahkan tentang perjuangannya selama study magister di Unpad yang ditempuhnya hanya dalam kurun waktu 1,5 Tahun. Lebih cepat setengah tahun dari waktu normal yang diberikan kampus.
“Saya kuliah dan lulus cumlaude (dengan pujian) dengan lama waktu satu setengah tahun dari waktu sebenarnya dua tahun,” ujar Efrem.
Efrem menerangkan, dalam menyelesaikan studynya, Ia menulis tesis yang menurut dia cukup menantang. Judul tesisnya, ‘Komunikasi Budaya Mahasiswa Anggota Organizasaun Lospalos Uan Ukani di Bandung (Studi Kasus pada organisasi Perhimpunan Mahasiswa asal Lospalos-Timor Leste di Bandung).”
Di dalamnya membahas budaya, bahasa, tradisi lisan, dan pemaknaan simbol adat Fataluku sebagai latar komunikasi budaya mahasiswa anggota organisasi tersebut di kota Bandung, dalam interaksi mereka dengan mahasiswa yang berasal dari suku dan budaya lain di kota Bandung seperti Sunda sebagai budaya asli, Batak, Sumatera, Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur.
“Hasilnya ialah adanya keterbukaan komunikasi dan interaksi dari mahasiswa anggota organisasi asal Timor Leste tersebut di Bandung,” ujar Almuni Filsafat Unwira Kupang itu.
Sehingga, kata Efrem, baik etnis asli Bandung maupun etnis lain di Bandung merasa aman dan nyaman dalam komunikasi dengan mahasiswa anggota organisasi asal Timor Leste.
Soal NTT, menurut putra sulung dari Yosef Emanuel Jelahut dan Marianelde Kehi Seran, penting dilihat dari kacamata komunikasi budaya dan interaksi antar-budaya.
“Bahwasannya, keterbukaan dalam berinteraksi dan berkomunikasi lintas budaya yang ada di NTT bisa menjadi ‘bekal’ bagi NTT untuk menangkal bibit rasisme, yang sekarang menjadi isu paling sensitif dan urgen di antara daerah bergelar “3 T” di Indonesia,” katanya.
Tak hanya predikat cumlaude, Efrem juga pernah menjadi juara 1 (satu) lomba Olimpiade Sains Nasional Mata Pelajaran Teknologi Komunikasi dan Informasi tingkat Kabupaten Sumba Barat Daya pada tahun 2010 lalu.
Dengan moto belajarlah untuk terus gagal, karena ketika jenuh dengan kegagalan di situlah awal keberhasilan. Pemilik hoby menyanyi, membaca dan olahraga pimpong ini, melihat Universitas Padjadjaran sebagai universitas yang beriklim sangat kondusif akademis, bagi setiap mahasiswa dari seluruh pelosok Indonesia yang ingin menempuh pendidikan di universitas tersebut.
Penulis: Ronis Natom