Kupang, Vox NTT-Soleman Singhs, ayah dari calon akademi polisi (Akpol) di Polda NTT menyampaikan keberatan beberapa waktu lalu.
Ayah dari Arif Dermawan Singhs calon Akpol asal Kabupaten Alor itu protes dan mempertanyakan transparansi dan akuntabilitas dalam proses seleksi Akpol di Polda NTT.
Keberatan Soleman akhirnya mendapat tanggapan dari Ipda Albertus Firdiyanto, S.Psi, Paur Subag Psipol Bagian Psikologi Biro SDM Polda NTT.
Saat dihubungi VoxNtt.com, Jumat (07/05/2021) petang, Ipda Albertus menjelaskan terkait tes psikologi seleksi Akpol yang dilaksanakan pada 29 Maret lalu, yang kemudian memantik protes orangtua peserta.
Albertus mengatakan, alur pelaksanaan kegiatannya sudah ia jelaskan kepada peserta dan orangtua peserta, Soleman Singhs dan Arif Dermawan Singhs.
Menurut dia, tes psikologi dengan sistem Computer Assited Test (CAT) baru pertama kali dilaksanakan. Panitia daerah hanya mempersiapkan sarana prasarana seperti tempat, komputer atau laptop dan jaringan internet.
“Kemudian kami diperintahkan zoom dengan Biro Psikologi SSDM Polri untuk menunggu perintah kapan peserta log in dan log out,” jelas Ipda Albertus.
Sedangkan untuk soal tes, lanjut dia, ada pada ‘aplikasi’ dan ‘program olah’. Hal itu semua merupakan kewenangan panitia pusat atau Biro Psikologi SSDM Polri.
“Jadi yang tahu soalnya hanya peserta dan hasilnya hanya panitia pusat atau Biro Psikologi SSDM Polri,” jelas Ipda Albertus.
“Kemudian terkait ada peserta yang tidak terima dengan hasilnya, kami fasilitasi untuk sampaikan kepada panitia pusat yaitu Biro Psikologi SSDM Polri,” imbuhnya.
Menurut Ipda Albertus, Biro Psikologi SSDM Polri juga sudah menjelaskan kepada pihaknya bahwa kegiatan tes psikologi dengan sistem CAT ini berjalan dengan baik dan tidak ada masalah baik pada aplikasi, program olah dan hasilnya.
“Kemudian operator Biro Psikologi SSDM Polri juga mengirimkan psikogram hasil tes peserta kepada kami dan sudah kami sampaikan kepada peserta,” katanya.
Ia mengaku, panitia pusat atau Biro Psikologi SSDM Polri juga menyampaikan bahwa banyak komplain dari peserta di seluruh Indonesia.
Komplain tersebut terutama karena hasilnya tidak memenuhi syarat. Namun begitu, masalahnya bukan pada aplikasi maupun program olah, tetapi banyak peserta yang nilai kepribadiannya kurang.
“Jadi tes psikologi ini bukan seperti tes akademi, jika peserta pintar di bidang akademi otomatis nilainya tinggi atau sebaliknya kalau tidak pintar berarti nilainya rendah,” katanya.
Dalam tes psikologi ini, lanjutnya, terdapat tes kecerdasan, kepribadian, dan sikap kerja. Jika salah satu aspek nilainya kurang atau rendah, maka akan menjatuhkan nilai hasil peserta, termasuk tes kepribadian.
Ia mengaku, saat tes psikologi yang dilaksanakan pada 29 Maret lalu, banyak peserta yang mengerjakan soal tes kepribadian hanya dengan waktu 20 hingga 25 menit.
Padahal waktu yang tersedia 50 menit. Itu berarti masih ada sisa waktu yang cukup banyak, tetapi peserta cepat menyudahi tes kepribadian.
“Ketika saya tanya sudah selesai, jawab mereka sudah selesai, ternyata mereka terkecoh dan menyepelekan di soal kepribadian itu, akhirnya banyak yang jatuh di item tes kepribadian, jadi bukan permasalahan di aplikasi maupun program olah,” tegas Ipda Albertus.
Menurut Albertus, pihaknya juga sudah menyampaikan kepada Soleman Singhs dan putranya, serta peserta yang lain agar tidak berkecil hati karena tidak memenuhi syarat dalam tes psikologi.
Kata dia, ini bukan berarti peserta tidak pintar, tetapi terkendala pada item tes kepribadian.
Sedangkan, terkait permintaan peserta Arif Dermawan Singhs kepada Biro Psikologi SSDM Polri untuk menunjukkan hasil lengkap pekerjaannya dalam tes psikolog seleksi Akpol, Ipda Albertus mengatakan, prosesnya tidak serta merta begitu saja.
Semua peserta yang tidak terima tentu saja diteruskan pihak Albertus ke operator Biro Psikologi SSDM Polri.
Operator dari Biro Psikologi SSDM Polri menyampaikan bahwa mereka akan berusaha karena data itu menyangkut data peserta seluruh Indonesia.
“Jadi kalau mau buka harus hati-hati dan tentunya ada pengawasan ketat. Kalau ada informasi dari Biro Psikologi SSDM Polri terkait data hasil tes psikologi lengkap yang diminta oleh peserta, saya akan langsung sampaikan kepada peserta, pengawas internal Itwasda dan Bid Propam serta pengawas eksternal dari jurnalis supaya transparan,” tutupnya.
Penulis: Ronis Natom
Editor: Ardy Abba
Baca di sini sebelumnya: