*Puisi
Oleh: Yohanes Boli Jawang
Ada Rindu di Awal May
Semerbak pagi merebah
Subuh pergi
Meninggalkan seberkas cahaya dari timur
Dari sini kusambutnya dengan syukur
May…
Menghadirkan kembali rindu
Awal may…
Membuka dalam keheningan
Berjalan bersama bintang timur
Semerbak flamboyan menghias
Merebak harum di seluruh may
May…
Hening,
May…
Kuuraikan semua sajakku
Dalam nada doa
Awal May…
Untukmu Guruku
(pahlawan tanpa tanda jasa)
Katamu padaku,
Jika kamu mau
Capailah dunia dari ujung ke ujung
Hari-hariku adalah secarik kertas
Katamu padaku,
Bila kamu mau
Kamu akan menguncang dunia dengan kesuksesan
Waktu adalah jalan bagimu
Berpacu bersamamu
Jalan berdebu kau susuri
Pahlawan tanpa tanda jasa
Guruku
Tak ada kata yang lebih indah
Sekalipun sajak
Cintamu
Pilihan!!!
Kilau-kemilau mentari menyambut sinar
Tapi awan masih tetap kelabu
Mengapakah sinar selalu datang saat awan kelabu?
Tidak ada sebab, tidak ada kenapa, dan mengapa
Hanya bagaimana?
Di atas lembar waktu
Dan jalan kehidupan
Mungkinkah kita akan takut memilih
Kita mungkin lebih suka mengusir sunyi dengan ingatan
Tapi aku ingin selalu menuliskan syair
Di bawah rembulan malam
Dengan yang malam mulai beriring
Kita tidak pernah sendirian
Pilihan adalah lukisan hidup
Pejuang Bukan Pesaing
Para pejuang selalu berjuang
Kata mereka adalah “aksi hingga akhir”
Mungkin para ilmuwan akan berkata
“Hal ini disebabkan oleh sesuatu yang lain”
Lain lagi kata kita yang menjalani hidup
“hidup adalah perjuangan”
Baiklah kita memang perlu tahu betul tentang hidup dan kehidupan
Bagaimana kita hidup?
Itu yang perlu kita indahkan
Tak cukup bila kita hanya berbica saja soal hidup
Dan mungkin berbangga dengan kekosongan
Seperti kata pejuang
“Ber-aksi”
Tidak perlu untuk banyak berkata
Kita perlu kenyataan bukan pernyataan
Cobalah kita untuk sedikit berbicara dalam logika
Tentang hidup dan kehidupan
Tentang hidup dan menghidupi
Tentang hidup dan penghidupan
Hanya Perlu Bijaksana
Beginilah zaman sudah berkembang
Ada yang bilang begini dan begitu
Banyak yang direpotkan dan merepotkan
Lebih senang mengkritik
Media menjadi sibuk
Hanya ingin fakta bukan fiksi
Karena fiksi punya imajinasi
Hanya ingin aksi bukan kesaksian
Hanya ingin berjuang bukan bersaing
Katanya kasih
Tapi rupanya tak ada reaksi
Bagaimana???
Hanya perlu bijaksana
Bagaimana Hidup?
Akal sudah lebih dari realitas
Ada saja kespektasi-ekspektasi brillian
Kepadamu aku ingin katakan
Jangankan orang, hidup pun dinilai
Apa, kenapa dan mengapa
Mungkin lupa bagaimana
Arogan sudah memenuhi hati
Bui meniti di tengah lautan
Katanya keadilan tapi nyatanya pengadilan
Katanya pejuang tapi nyatanya pesaing
Katanya aksi tapi nyatanya kesaksian
Bagaimana hidup?
Hidup selalu penuh dengan pikiran-pikiran
Mungkin sudah saatnya untuk memilih tapi bukan berpikir
Hidup itu bagaimana?
#Bagaimana Hidup
#Permenungan hidup
Penulis: Pemulung Kata. OAD, Bandung