Kupang, Vox NTT – Perusahaan Listrik Negara wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur berhasil memulihkan 100 persen kelistrikan akibat longsor dan banjir bandang yang menghantam beberapa daerah di provinsi itu pada April 2021 lalu.
Sebanyak 4.002 gardu yg terdampak badai berhasil diperbaiki atau diganti dan 635 ribu pelanggan kini telah menikmati listrik PLN kembali.
PLN menghadapi kendala yang sangat kompleks mulai dari area kerusakan yang sangat luas, kerusakan infrastruktur pendukung seperti jalan dan pelabuhan, cuaca yang masih tidak menentu sehingga mengganggu penyediaan material pengganti, sampai dengan keterbatasan alat-alat berat di titik-titik tersulit.
Meski demikian, pada 9 Mei 2021, PLN akhirnya berhasil memulihkan seluruh jaringan yang rusak sehingga pelanggan dapat kembali menikmati listrik.
“Seluruh gardu yang terdampak telah berhasil dipulihkan. Gardu terakhir di Raijua berhasil dinyalakan pada, Minggu (9/5). Ini berarti kelistrikan di NTT sudah seluruhnya pulih,” ujar Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara PLN, Syamsul Huda kepada wartawan, Senin (10/05/2021).
Menurut Huda, saat ini kondisi kelistrikan di NTT tercatat memiliki daya mampu sebesar 333,8 mega watt (MW) dengan beban puncak 216 MW.
Ia mengatakan, Kabupaten Sabu Raijua menjadi lokasi terakhir yang berhasil dipulihkan. Karena Kondisi geografis Pulau Raijua hanya dapat dijangkau dengan kapal kayu nelayan atau kapal cepat.
“Dari Kupang perjalanan laut dilakukan ke Pulau Sabu dengan waktu tempuh 10 jam. Perjalanan kemudian dilanjutkan dari Pulau Sabu ke Pulau Raijua dengan waktu tempuh 2 jam dengan ganasnya Laut Sawu. Namun hal itu tidak menghalangi petugas PLN bekerja keras memulihkan seluruh gardu terdampak bencana,” jelasnya.
Huda mengatakan, dengan pulihnya aliran listrik PLN di Raijua, aktivitas masyarakat dapat normal kembali dan geliat ekonomi di Raijua bisa bangkit kembali.
“Ekonomi di lokasi bencana biasanya meningkat bangkit lebih baik sebelum terjadinya bencana. Karena masyarakat semakin produktif, pemakaian listrik meningkat dan ekonomi menggeliat,” ujarnya.
Huda juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu mempercepat pemulihan kelistrikan di NTT.
Menurut dia, pemulihan ini tidak lepas dari kerja keras yang dilakukan oleh tim gabungan PLN sebanyak 1.812 personel.
“Kami berterima kasih atas dukungan seluruh stakeholder dan masyarakat yang diberikan kepada kami, sehingga petugas dapat menyelesaikan perbaikan secara bertahap sampai pulau terdepan yaitu Pulau Raijua,” ucapnya.
Asisten II Bidang Ekonomi Pembangunan Provinsi NTT, Ir. Semuel Rebo, turut menyampaikan apresiasinya kepada PLN yang telah bekerja keras memulihkan kelistrikan NTT.
“Hal luar biasa ditunjukkan oleh PLN yang sejak hari pertama telah bekerja keras memulihkan kelistrikan. Setiap hati selalu ada progres. Ini tidak mudah membawa peralatan ke sana,” jelas Rebo.
Hal senada disampaikan Camat Raijua, Titus Bernadus Duri yang menyampaikan apresiasinya kepada PLN karena telah berhasil memulihkan kelistrikan di wilayahnya.
“Daerah kami termasuk salah satu daerah terdepan yang hancur karena badai Seroja. Kami di Pulau Raijua hanya dapat dijangkau dengan kapal biasa. Kami melihat petugas PLN bekerja keras, dengan menggunakan tenaga secara manual, material dibawa ke pulau ini. Apalagi General Manager PLN NTT terjun langsung ke lapangan. Terima kasih PLN,” ucap Titus.
Selain memulihkan kelistrikan, PLN melalui program PLN Peduli, YBM PLN dan Perokris PLN memberikan bantuan berupa sembako alat kesehatan, tenda, dapur umum, air bersih, dan sebagainya dengan total nilai mencapai Rp967 juta.
PLN juga membuka layanan pengaduan dan gangguan kelistrikan melalui aplikasi PLN Mobile atau Contact Center PLN 123.
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Ardy Abba