Oleh: Yohanes A. Loni
Membentuk Kabupaten Manggarai Timur merupakan sebuah penyejarahan (Bandingkan A. Sudiarja SJ, Karya Lengkap Dryakara: Esai-Esai Filsafat Pemikir yang Terlibat Penuh Perjuangan Bangsanya, Penerbit Gramedia Utama, 2006) mendeskripsikan tentang kisah (sejarah) dan penyejarahan (menceritakan sejarah atau kisah) dalam satu kesatuan dan keseluruhan peristiwa untuk membentuk Manggarai Timur.
Awalnya perseorangan, kemudian berkembang menjadi sejarah suatu kabupaten dan nanti menjadi sejarah suatu bangsa. Penyejarahan tidak sama dengan sejarah.
Sejarah umumnya diartikan dengan ilmu pengetahuan dengan masa lampau. Oleh karena itu sejarah puncaknya hari ini. Menceritakan hari esok itu bukan sejarah.
Penyejarahan ialah gerak manusia dari dahulu ke kini dan terus yang akan datang. Proses itu belum habis dan tidak boleh habis. Dalam gerak itu melibatkan banyak aspek.
Dalam pembentukan suatu daerah otonom meminjam istilah Hans Kalsen (General Theory of Law and Statle, 1973) aspek-aspek itu meliputi dua basis teritorial.
Basis personal mencakup semua aspek yang terkait dengan personal seperti bahasa, budaya, tempat tinggal, tanah tempat kehidupan dan sebagainya.
Basis teritorial meliputi semua hal yang terkait dengan fungsi struktur dan legalitas secara berjenjang dari kabupaten ke pusat atau sebaliknya.
Basis teritorial memberikan legalitas pembentukan Kabupaten Manggarai Timur, termasuk organisasi dan seluruh perangkat daerah.
Ada peran DPRD, Bupati dan Wakil Bupati Manggarai, DPR RI, Gubernur, Menteri Dalam Negeri, yang muaranya ditetapkan dalam UU pembentukan Kabupaten Manggarai Timur sebagai dasar legalitas terbentuknya sebuah kabupaten.
Dalam konteks penyejarahan, pembentukan Kabupaten Manggarai Timur, hanyalah sebuah momen (puncak) sementara karena akan terus bergerak ke depan.
Dinamika basis personal juga akan terus bergerak dari dahulu ke kini dan terus yang akan datang.
Pertanyaan kritis yang perluh dilontarkan kepada bupati Manggarai Timur Agas Andreas “sanggupkah Agas Andreas mengemban misi dan harapan rakyat dalam pemenuhan kebutuhan hidup cerara cepat dan tepat? Apakah Agas Andreas sanggup mengemban amanat rakyat Manggarai Timur demi tercapainya cita-cita masa depan yang lebih cerah? Sanggupkah Agas Andreas meletakan pembangunan secara adil merata dan menyiapkan sarana dan prasarana bermutu di wilayah Manggarai Timur? Atau sebaliknya menabur harapan yang pada ahkirnya mesti menuai kekecewaan?
Sanggupkah Agas Andreas membawa perubahan bagi Manggarai Timur? Sanggupkah melakukan kunjungan kerja ke seluruh pelosok daerah serta memberi motivasi kepada masyarakat tentang makna pemekaran? Sangat disayangkan jika visi pemekaran tidak tercapai dan tidak mempunyai kompetensi yang jelas.
Visi “Mewujudkan Manggarai Timur yang sejahtera, Berdaya, dan Berbudaya-MATIM SEBER”
Misi pertama; “Meningkatkan kualitas hidup manusia melalui pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan, pelatihan keterampilan, serta peningkatan derajat kesehatan masyarakat, kedua; Mengembangkan ekonomi unggulan berbasis pertanian organik pariwisata berbasis komunitas industri kecil, koperasi dan usaha menegah dan kecil. Ketiga; meningkatkan kualitas infrastruktur daerah berbasis lingkungan hidup untuk memudahkan akses ke pelayanan dasar dan mendukung prioritas ekonomi unggulan. Keempat; mewujudkan pembangunan desa berbasis budaya lokal dan desa mandiri. Kelima, meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan perempuan dan mewujudkan kabupaten layak anak. Keenam; menciptakan pemerintah yang bersih, transparan dan inovatif yang efektif, efisien, dan terpercayai masyarakat. Ketujuh; menciptakan iklim investasi dan dunia usaha dan berwawasan lingkungan, adil dan pro rakyat. (bdk SorotNTT. Pidato Perdana Bupati Matim periode 2019-2024).
Sanggupkah Agas Andreas Membangun Manggarai Timur?
Topografi Manggarai Timur berbukit-bukit mengakibat isolasi wilayah yang mapet.
Jalur jalan yang menghubung wilayah yang satu dengan wilayah yang lain masih sedikit dan terbatas.
Sarana jalan di tingkat kampung, desa dan jalan masih minim dan rusak.
Sarana menjadi penting tidak hanya memudahkan akses masyarakat, tetapi sekaligus menjadi medan tukar pengalaman dan informasi antarsesama.
Jalan yang bagus memudahan jarak tempuh. Jalan membantu disposisi batin masyarakat dalam mengakses kebutuhannya. Jalan sekaligus menjadi representase pembangunan daerah.
Karena itu pembangunan jalan raya sangat penting dan mendesak. Semua kantong produksi pertanian harus mendapat dukungan transportasi dan infrastruktur jalan yang seimbang.
Jika sarana jalan tersedia dengan baik sirkulasi ekonomi berjalan baik pula.
Pendidikan
Pendidikan merupakan basis kekuatan dalam meningkatkan kualitas diri.
Pendidikan mengajarkan setiap individu untuk memiliki spiritualitas kepribadian yang baik, dan kecerdasan berpikir dalam rangka menggairahkan kehidupan yang seimbang antara jasmaniah dan rohani.
Pendidikan orang mengantar orang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) serata mampu mengolah potensi dan energi dalam diri secara memadai.
Namun faktanya, pertama, akses pendidikan masyarakat terhambat sebagai akibat keterbatasan sarana dan prasarana. Anggaran pendidikan masih minim.
Kedua, minimnya sarana informasi dan komunikasi. Peserta didik tidak bisa mengasah pengetahuan dan keterampilan dengan baik.
Metedologi pendidikan tidak menghasilakan manusia yang memiliki basis pengetahuan dan keterampilan yang memadai, tetapi sekadar menghabiskan jenjang pendidikan tertentu.
Starategi yang dilakukan pemerintah yaitu perluasan dan pemetaan kesempatan bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang layak sesuai jenjang pendidikan.
Pengentasan Kemiskinan
Kemiskinan menjadi sesuatu yang kurang mengenakan badan. Tidak menarik untuk dibahas, sebab penyelesaian terhadap suatu masalah kemiskinan justru melahirkan kemiskinan baru.
Hal itu sebagai impikasi konkret rendahnya manajemen pengolahan masalah kemiskinan.
Kemiskinan menjadi menarik karena masalah tersebut menjadi salah satu ensensi perjuangan pemerintah termasuk Manggarai Timur.
“Jangan Sia-siakan Firdaus Manggarai timur. Jadilah kekayaan yang ada menjadi sumber keselamatan manusia dari belenggu kemiskinan” (Pos Kupang “pesan Uskup Edu (7 Desember 2007)
Sosio Budaya
Masyarakat Manggarai Timur terdiri dari berbagai etnis dan subetnis yang ditandai dengan keragaman budaya, sejarah seperti bahasa, mental, ethos kerja, dan dialek.
Setiap etnis memiliki keunikan ritus-ritus. Ritus itu tetap terpelihara sebagai warisan nilai hidup dan generasi ke generasi.
Sosio Ekonomi
Sebagaian besar masyarakat hidup dari sektor pertanian, perkebunan, perikanan, dan usaha dagang.
Dalam tingkatan pendapatan perkapita dan pertumbuhan ekonomi rata-rata di Kecamatan Borong Rp2.152.159 atau 3.81%. Kota Komba Rp1.081.790 atau 3.85%, Elar Rp2.093.019 atau 3.50% Sambi Rampas Rp1.927.774 atau 2.81%, Lamba Leda Rp2.304.763 atau 3,58% dan Poco Ranaka Rp2.178.411 atu 3,43%, secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi di Manggarai Timur 5,37%. (BPS Kabupaten Manggarai Buku II, 2006)
Sosio Politik
Kehidupan sosial politik masyarakat Manggarai Timur masih sederhana. Sejak era reformasi secara bertahap muncul kebangkitan kesadaran politik masyarakat.
Namun napas reformasi dapat diakomodir sepanjang tidak bertentangan dengan nilai-nilai budaya.
Sebab masyarakat Manggarai Timur menjunjung tinggi nilai-nilai budaya termasuk menyelesaikan suatu soal.
Pendekatan politik amat sangat jarang dilakukan secara frontal atau melalui demonstrasi.
Nuansa budaya masih kuat dan dikedepankan dalam dinamika kehidupan politik.
Mentalitas politik seperti ini dapat diukur dengan rendahnya kasus perang tanding di Manggarai Timur.
Jika terjadi konflik pasti ada faktor yang mencederai hakikat persatuan dan kebersamaan di wilayah tanah kopi arabika.
Perkebunan
Tanah perkebunan menyebar merata di seluruh wilayah Manggarai Timur. Komoditas unggulan yaitu pisang, vanili, jambu mete, kemiri, kelapa, dan pinang, kakao, kopi arabika, kopi robusta, cengkeh, markisa kuning, markisa ungu dan teh, dll.
Parawisata
Potensi parawisata Manggarai Timur cukup strategis dan prospektif, ada wisata bahari, alam, sejarah, budaya lingkungan, agro olahraga dan subyek bersifat permainan.
Total seluruh obyek parawisata di Manggarai Timur sebanyak 90. Umumnya obyek wisata ini belum dikelola dengan baik.
Warga Lingkar Hutan dan Tambang
Warga lingkar hutan dan tambang perlu mendapat perhatian serius. Pemerintah, masyarakat, dan pemilik ulayat harus ekstra hati-hati terhadap investor yang menguasai lokasi tanah.
Misalnya, kegiatan pertambangan perlu ada komunikasi lintas batas dengan mempertimbangkan masa kini dan masa akan datang.
Ditilik dari aturan eksplotasi tambang sah-sah saja. Setiap sumber daya alam dimanfaatkan untuk kepentingan bersama seperti amanat UUD 1945 Pasal 33.
Pernyataan substansinya adalah apakah dengan tambang masyarakat maju dan sejahtera? Atau sebaliknya menyisakan dusta nestapa dan kehancuran lingkungan?
Anak cucu kehilangan lahan hidup dan garapan. Banyak fakta miris menceritakan dampak ikutan dari kegiatan tambang itu. Karena itu pemerintah perlu bersikap adil dan cermat.
Di atas segalanya tentang tambang, hentikan semua kegiatan eksplotasi tambang di Manggarai Timur. Biar lingkungan kita terjamin.
Sebab kegiatan pertambangan telah mencabik-cabik alam dan biotanya serta menyisakan persoalan.
Komitmen Agas Andreas akan membawa perubahan dan harapan baru bagi masyarakat jika ia menciptakan sirkulasi ekonomi dengan baik.
Selain itu visi dan misi mestinya harus diimplementasikan selama masa jabatannya.
Menciptakan infrastruktur yang baik sehingga pertumbuhan ekonomi Manggarai Timur dapat berjalan dengan baik.
Membangun Manggarai Timur membutuhkan kontribusi dan tanggung jawab dan peran bupati. Pentinganya Bupati Agas Andreas mensejahterahkan masyarakat Manggarai Timur sampai berahkirnya masa jabatan sebagai bupati di tahun 2024.
Penulis adalah mahasiswa STFK Ledalero. Dia juga menjabat sebagai Ketua Ikatan Mahasiswa Manggarai di Maumere. Asal Kota Komba/Kisol, Manggarai Timur