Vox NTT-Pasca-konflik yang kian memanas antarIsrael dan Palestina di Jalur Gaza, The Times, seperti dikutip Kompas.com melaporkan bahwa, aliran listrik di daerah itu rata-rata putus akibat sejumlah serangan rudal israel.
“Gaza diperkirakan akan kehabisan bahan bakar untuk menyalakan generator listriknya pada hari Minggu,” ujar pejabat yang berbicara secara anonim kepada The Times of Israel, seperti dilansir Kompas.com.
The Times juga melaporkan, Gaza memiliki listrik rata-rata sekitar 16 jam per hari sebelum kekerasan saat ini pecah.
Kekurangan bahan bakar sebagian disebabkan oleh Israel menutup perbatasan di Kerem Shalom.
“Serangan militan Hamas juga menyerang saluran listrik menuju Gaza dari salah satu serangan roket mereka,” kata seorang pejabat Israel.
Diketahui, kekerasan antara Israel dan Palestina terjadi kembali pekan lalu di tengah ketegangan di Yerusalem dan upaya untuk mengeluarkan warga Palestina dari beberapa bagian kota.
Kelompok Hamas mulai menembakkan roket dari Gaza sejak Senin (10/5/2021), dan Israel telah menanggapi dengan serangan udara sendiri untuk membalasnya.
Jalan Buntu Diplomasi
Dewan Keamanan PBB akan mengadakan pertemuan publik virtual Minggu (16/4/2021) untuk membahas kekerasan yang meningkat antara Israel dan Palestina, kata para diplomat melansir AFP.
Amerika Serikat, memblokir sesi yang semula dijadwalkan Jumat (14/5/2021), dan mengusulkan pertemuan awal pekan depan.
Namun, Washington akhirnya setuju untuk memindahkan sesi akhir pekan ini, atas permintaan Tunisia, Norwegia dan China, sumber yang sama mengatakan.
AS pada Kamis pagi (13/5/2021) mengatakan ingin memberikan waktu untuk diplomasi.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, ditanya tentang pembatalan sesi Jumat (14/5/2021), mengatakan AS tidak memblokir pertemuan tetapi ingin mengadakannya nanti.
“Kami terbuka dan mendukung diskusi terbuka di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),” kata Blinken kepada wartawan di Washington.
“Saya pikir kita akan melihat (hasil) awal minggu depan. Ini, saya harap, akan memberikan waktu bagi diplomasi untuk berpengaruh,” katanya, sebelum pertemuan akhirnya ditetapkan pada Minggu (16/5/2021).
Amerika Serikat, sekutu utama Israel, telah membela serangan mematikan negara Yahudi itu.
AS sebelumnya juga mendorong Israel untuk menunda penggusuran warga Palestina di Yerusalem, yang merupakan pemicu langsung gejolak tersebut.
Blinken berbicara Rabu (12/5/2021) kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmud Abbas.
Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri, Hady Amr, dalam perjalanan pada Kamis (13/5/2021) ke wilayah tersebut.
Amerika Serikat sedang mencari cara “diakhirinya kekerasan yang terus merenggut nyawa anak-anak, wanita dan pria yang tidak bersalah,” kata Blinken.
“Kami sudah sangat jelas menyatakan bahwa serangan roket harus dihentikan,” sambungnya.
Sesi Dewan Keamanan, yang diadakan melalui konferensi video karena pandemi, membutuhkan dukungan dari semua 15 anggota.
Jumat pagi (14/5/2021), “Israel membombardir Gaza dengan serangan artileri dan udara sebagai bagian dari operasi yang sedang berlangsung terhadap Hamas,” kata militer.
“Pesawat dan pasukan Israel di darat sedang melakukan serangan di Jalur Gaza,” kata tentara Israel dalam pesan singkat, meskipun kemudian mengklarifikasi bahwa tidak ada satupun yang sudah bergerak di darat.
Sementara itu AFP, seperti dikutip dari Kompas.com melaporkan di Gaza, lebih dari 100 orang telah dilaporkan tewas sejak Senin (10/5/2021), korban termasuk 27 anak.
Lebih dari 580 orang terluka karena pemboman hebat telah mengguncang daerah kantong pantai yang padat, dan merobohkan seluruh blok bangunan bertingkat tinggi.
Sedangkan Israel, tujuh orang tewas sejak Senin, termasuk seorang anak berusia enam tahun, setelah sebuah roket menghantam sebuah rumah keluarga.
Sumber: Kompas.com